Thylane berlari ke arahku, aku tidak punya kekuatan apapun saat ini. Jadi ku keluarkan Kithara itu.
Ku petik ia sembarangan. Aku kan tidak mengerti cara kerjanya!
Kaya mulai bereaksi, ia berhenti dan berusaha menghilangkan pengaruh melody dari Kithara ini dengan sihir miliknya. Tidak sepenuhnya berhasil tapi setidaknya ia sanggup mengeluarkan Weather Aurora untuk menyerangku kembali.
Ku rasakan dorongan yang kuat dari sekitarku. Memaksaku berhenti dengan permainanku. Tapi aku tetap bertahan berarti apa yang Zavent katakan benar adanya.
Kithara ini lebih kuat dari Death Aurora yang biasanya. Ia bisa mengalahkan Weather Aurora. Bahkan yang sekuat Kaya belum tentu bisa mengalahkannya. Ia hanya dapat bertahan.
Atau, kami seimbang.
Ku percepat permainanku dan perubahan cuaca di sekitarku seketika tak terkendali. Petir dan kegelapan langit bercampur menjadi satu beserta salju.
Tak ada yang mau mengalah hingga kami berdua sama sama terluka. Ia terdorong mundur dan aku terjatuh.
"Mau sampai kapan kau menggunakan alat itu? Apa kau tidak ingin menerima kekalahan untuk yang kedua kalinya?"
Aku tersenyum, "Tidak. Aku hanya berpikir bahwa kau mungkin menyukainya." lalu aku menyeringai. "Jika kau tidak menyukainya, maka terimalah ini!"
Aku mengeluarkan api dan juga air dari kedua tanganku ke arahnya. Thylane bergerak dan ia berusana memanipulasi pikiranku dengan apa yang terjadi hari ini.
Tenang saja, aku bukanlah Cara Nicole yang dulu.
Aku memperkuat elemen airku dan membuat Thylane tidak mampu memanipulasi pikiranku sebaik yang ia bisa. Aku jadi penasaran, dengan kekuatan sehebat ini, berapa Mirror Aurora yang ia miliki?
Elemen airku menjalari tubuhnya dan menariknya mendekat ke arahku. Ia di lilit oleh air dan tak mampu bergerak. Saat itulah aku membekukan semuanya dengan api.
Aku tidak tahu bagaimana caranya membuat es dari air karena aku tidak sehebat itu. Tapi aku bisa lakukan ini, air dan api yang bercampur membentuk elemen baru, siapa yang sangka bahwa ini sangatlah berguna?
Ku rasa jika itu ku lakukan dengan air dan api biasa, api itu akan segera padam.
"Sialan kau, Lilith." desisnya.
"Terima kasih." aku tersenyum.
Ku dekati dirinya, "Sebenarnya aku ingin mengubur dalam tanah hidup hidup. Tapi bukankah aku akan jadi sangat kejam?" tanyaku. "Kalau begitu, ku biarkan saja kau di sini, tunggulah seseorang yang dapat membebaskanmu. Sampai jumpa, Thylane!"
Aku berlari dengan cepat. Saatnya mencari Azriel. Tapi tunggu dulu!
Kenapa... kenapa aku bisa gunakan Auroraku?
Bagaimana bisa?? Sementara Angel Mirror telah hancur dan tadi saat aku berusaha menggunakan sayapku, seolah aku tidak lagi memilikinya.
Ku coba untuk mengeluarkan sayapku dan ku lihat kedua sayap itu terbentang cantik di punggungku. Ba... bagaimana... bagaimana bisa?
Aku tersenyum dan aku nyaris menangis bahagia. Terima kasih, ini akan mempermudah semuanya. Aku terbang dan mencari keberadaan Azriel. Aku harus temukan dirinya.
Sedangkan Thylane, aku rasa seseorang membebaskannya lebih cepat karena sekarang aku telah di kejar oleh para Nephilim yang lain.
Biarlah, aku hanya berharap bahwa jika ia mati sekalipun, bukan aku yang membunuhnya. Aku tidak ingin membuat Katya ikut hancur nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR: The Cracked Mirror
FantasyII. Chapter Two Hari ulang tahunnya menjadi buruk setelah kotanya, Paris, di serang oleh segerombolan mahluk aneh bersayap. Selama berminggu minggu semua orang diam di rumah dan merasa ketakutan. Ini sudah terlalu lama. Ia harus pergi ke Los Angeles...