Aku terlambat!
Gawat! Aku bisa membuat semua orang dalam masalah kalau seperti ini.
Aku berlari dengan sekuat tenaga sampai aku melihat rombongan Ratu Matheelda dan yang lain sudah mendekati gerbang kerajaan. Tamatlah aku kalau mereka tiba terlebih dahulu!
Ah ya! Kithara. Kemana Kithara itu??? Pantas saja aku merasa sangat ringan. Aku lupa membawanya!
Astaga... bagaimana???
Apa aku harus kembali lagi ke rumah Pangeran Aldric?
Ah tidak. Jika aku kembali, semua akan berakhir secepat kilat. Aku akan di bunuh dengan kata kata Ratu Matheelda.
"Cara!" kaya sudah menungguku dengan nampan yang berisi teh. "Aku sangat khawatir jika kau tidak kembali."
"Maaf, aku terlambat." aku mengatur nafasku.
"Baiklah, cepatlah duduk. Aku akan letakkan ini di sini." ia meletakkan secangkir teh untukku. "Tenangkan nafasmu, jangan buat mereka curiga."
Aku mengangguk dan meminum teh tersebut perlahan seperti ajaran guruku.
Tak lama ku dengar suara Ratu Matheelda, "Apa ku bilang, dia pasti tidak akan bisa berada di satu tempat lebih lama. Seharusnya kau ikat saja dia."
"Ibu, mungkin dia sedang di suatu tempat di kerajaan. Kerajaan kita ini sangat besar, mungkin ia tidak mengetahuinya."
"Mustahil! Semua pelayan pasti tahu dan ia pasti juga tahu."
Aku sangat tahu.
Aku memejamkan mataku dan meletakkan tehku. Mereka datang dan melihatku duduk di sini. Aku berdiri dan menunduk hormat padanya.
"Ia pasti ada di sini kan bu?" Azriel tersenyum dan menggenggam tanganku.
"Kalian sudah pulang?" tanyaku dengan wajah tak berdosa.
Tapi Ratu Matheelda hanya diam.
Aku tersenyum, "Ada apa? Kalian mencariku?"
Ratu Matheelda menatapku sekilas lalu ia berbalik pergi.
Aku menghembuskan nafasku, "Terima kasih."
"Untuk apa?"
"Berpura pura tidak tahu bahwa aku pergi dari kerajaan tadi." aku menatapnya. "Maafkan aku."
"Kalau kau tahu, berjanjilah bahwa kau tidak akan mengulanginya. Ayo, masuk."
Azriel. Entah berapa banyak kebohongan yang ia lakukan untukku. Entah berapa banyak kata yang ia keluarkan untuk membelaku. Tapi entah berapa kata juga kebohongan yang ia katakan padaku tentang semuanya.
Tentang ibunya.
Aku bukannya tidak mempercayainya. Aku hanya merasa bahwa jika ia bisa berbohong untukku, maka ia juga bisa membohongiku untuk orang lain kan?
•••
"Bagaimana menurutmu?" aku berputar putar di hadapan Azriel dengan gaun pengantinku.
Ia tersenyum, "Kau sangat cantik."
Aku tersenyum lebar, "Benarkah? Kalau begitu aku akan gunakan yang ini."
Hari ini kami mengurus persiapan pernikahan kami. Untuk pesta pernikahan, Ratu Matheelda yang mengaturnya. Cincin juga sudah di siapkan olehnya, cincin yang sudah di gunakan berbagai generasi.
Rasanya seolah aku tidak membantu apa apa di sini.
Semua hidangan di siapkan oleh juru masak terbaik di bangsaku. Ku rasa ini akan jadi pesta pernikahan yang meriah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR: The Cracked Mirror
FantasiII. Chapter Two Hari ulang tahunnya menjadi buruk setelah kotanya, Paris, di serang oleh segerombolan mahluk aneh bersayap. Selama berminggu minggu semua orang diam di rumah dan merasa ketakutan. Ini sudah terlalu lama. Ia harus pergi ke Los Angeles...