Aku melangkahkan kakiku perlahan dengan tujuan yang pasti, altar pernikahanku. Prajurit itu membuka pintu untukku ketika namaku telah di sebut untuk memasukki altar pernikahan yang suci. Satu satunya hal suci disini menurutku.
Azriel menungguku. Ia tersenyum dan siap menyambutku. Dengan bunga di kedua tanganku, aku tersenyum padanya. Aku harap ini hal bagus.
Ketika sampai di depan Azriel, ia mengulurkan tangannya dan membantuku menaiki altar. Saling bertatapan layaknya pasangan sejati. Meskipun katanya pernikahan bukanlah hal wajib disini tapi karena aku masih di terbayang dunia manusia maka ia membuatnya untukku.
Katanya ikatan cinta sejati sudah cukup sebagai bukti bahwa mereka adalah pasangan.
"Para Nephilim, kita berkumpul disini pada hari yang mulia ini untuk menyatukan calon Raja dan Ratu kita, Pangeran Azriel Perseus dan Putri Cara Lancaster." pastor melihat kearah Azriel. "Tolong ulangi setelah saya, "Saya, Azriel Perseus"."
"Saya, Azriel Perseus." Azriel menatapku dengan tatapan yang meyakinkan.
"Mengambilmu, Cara Lancaster."
"Mengambilmu, Cara Lancaster." ulang Azriel.
Aku.. kenapa aku menjadi ragu? Kenapa aku malah ingin berlari kearah pintu? Siapapun.. tolong aku. Aku tidak siap menikah hari ini.
Ini... terlalu cepat.
"Un--" ucapan pastor itu terhenti tiba tiba karena suara ledakkan yang besar.
Azriel berdecak, "Pengganggu." desisnya. "Ayo selesaikan ini dengan cepat."
Ia mengambil cincin pernikahan kami. Aku bahkan terlalu terkejut. Kenapa jadi tergesa gesa seperti ini?
"Hentikan apapun upayamu untuk mengikatnya, Azriel." cincin itu terjatuh sebelum Azriel berhasil memasangkannya di jari manisku.
Lucien menyerang Azriel. Aku menjerit terkejut. Tiba tiba seseorang menarikku. Aku ingin melepaskan diri. Ia membuka tudung kepalanya, "Aku Sylena. Kita harus cepat!" pilar altar terjatuh di hadapan kami.
Ia berdecak dan mengeluarkan sayapnya lalu menarikku terbang. Aku terkejut dan memekik ketakutan.
Aku... apakah aku sedang terbang sekarang?
•••
Sylena membawaku ke kota kecil kumuh entah apapun namanya. Kami bersembunyi di sebuah ruangan bawah tanah yang ternyata di dalamnya terdapat banyak orang yang waktu itu ada di kastil Vampire.
Aku mundur selangkah, "Kenapa? Kenapa kita kesini? Kenapa kau membawaku kemari? Mereka musuh kita, Sylena."
Ia menggeleng, "Tidak Cara. Aku bukan Malaikat atau Nephilim sepertimu. Aku ini buatan. Aku tidak hidup." katanya. "Kakek kakek buyutmulah yang menciptakanku dengan segala kesempurnaan. Sayangnya mereka menganggapku rusak, padahal mereka hanya takut pada kenyataan yang aku paparkan di hadapan mereka."
Ia mengangguk dan mendorongku maju, "Merekalah keluargamu, Cara."
Aku menggeleng, "Mereka bukan bangsaku. Mereka ingin menghancurkan kami. Mereka musuhku, Sylena." bisikku. "Apa kau juga di rancang untuk mendukung mereka?"
"Jika benar katamu, kakek buyutku yang menciptakanmu, seharusnya kau berbakti padaku. Bukan mereka."
"Sayangnya aku tidak di program untuk patuh padamu meskipun kau keturunannya." jawabnya datar.
"Mereka benar. Kau rusak, Sylena. Mereka menahanku agar Azriel menyerahkan dirinya, bangsanya dan mati bersamaku di hadapan seluruh bangsa Nephilim lalu bangsa kami akan di jadikan budak dan bagi yang memberontak, mereka akan di binasakan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR: The Cracked Mirror
FantasiaII. Chapter Two Hari ulang tahunnya menjadi buruk setelah kotanya, Paris, di serang oleh segerombolan mahluk aneh bersayap. Selama berminggu minggu semua orang diam di rumah dan merasa ketakutan. Ini sudah terlalu lama. Ia harus pergi ke Los Angeles...