Aku terbangun pada pagi hari dan ku lihat Lucien sedang menggenggam tanganku.
"Pangeran? Kenapa kau di sini?"
"Kau sudah bangun?" ia mengelus tanganku. "Maafkan aku, aku tidak tahu bahwa efek sampingnya akan sangat menyakitimu. Aku tidak sanggup mendengarmu kesakitan seperti itu."
"Tidak apa, Pangeran. Berkatmu aku bisa hidup. Iya kan?" tanyaku seraya tersenyum.
Lucien hanya diam saja memandangiku.
"Pangeran?"
"Maafkan aku karena tidak bisa menghentikannya."
"Apa?" tanyaku tidak mengerti.
"Dirimu sedang bertarung saat ini. Taringku menginjeksikan sebuah vaksin bagimu tapi virus bagi tubuh manusiamu, dan virus itu seperti sel darah putih yang memakan sel darah merah di tubuhmu." jelasnya.
"20% kemungkinan ini akan berhasil."
Bukankah ini seperti Leukimia? Presentase kematianku 80%.
"Apakah sel darah putih atau sel darah merah yang akan memenangkan pertarungan ini. Jika kau kalah, kau akan menjadi Vampire tapi jika aku kalah..."
Aku tidak mau menjadi Vampireeeeeeeeeee. Ibuuuuuuuuuu aku tidak mauuuu.
"Aku akan jadi Nephilim atau setengah Vampire, begitu?" tanyaku karena ia tiba tiba diam.
Tetap saja, tidak peduli jika hanya setengah yang menjadi Vampire. Aku tetap tidak mauuu!
Lucien menggeleng, "Jika aku kalah dan kau menang, kau akan mati."
•••
Konyol! Aku akan mati hanya karena diriku lah yang menang, begitu kah?
Aku terus saja menggerutu dan merutukki nasibku yang malang ini. Saat ini aku sedang berjalan jalan dan berniat menemui Pangeran Aldric untuk melihat keadaannya.
Untuk sementara waktu, aku di minta untuk tinggal di Australis karena kondisiku yang masih tidak memungkinkan.
Astaga, yang benar saja?? Mereka tidak lihat sesehat apa aku saat ini?
Aku mendengus dan memasukki Corona Borealis. Prajurit itu memberitahu kedatanganku pada Ratu Victorian.
Setelah kematian Azriel dan Ratu Matheelda, bukannya tidak sulit untuk mendapatkan kembali seluruh tanah kerajaan. Karena Basilk juga tidak menunjukkan dirinya.
Aku di sambut baik di sana, "Aku tidak tahu kau akan berkunjung."
"Tentu aku akan berkunjung, Your Highness." aku tersenyum. "Ah, apa aku boleh menemui Pangeran Aldric?"
"Tentu saja. Tapi jika kau lewati kamar Chailyn, lari saja." candanya.
Aku tersenyum dan pergi ke kamar Pangeran Aldric. Corona Borealis. Aku tidak menyadarinya ketika aku tinggal di sini bersama Azriel. Lucu sekali mengingat sekarang aku kembali sebagai tamu di sini.
Aku mengetuk pintu kamarnya dan ia mempersilahkanku masuk.
"Pangeran? Apa kau sibuk?" tanyaku.
Pangeran Aldric berbalik, "My Lady!"
"Aku sangat khawatir padamu. Apa kau baik baik saja?" tanyanya.
Aku tersenyum dan mengangguk, "Kau bisa lihat aku baik baik saja, Pangeran. Aku malah sangat mengkhawatirkanmu. Tapi syukurlah jika kau juga baik baik saja."
"Ah ya, apa Breath Night ada di sini?" tanyaku.
Pangeran Aldric mengangguk, "Ia biasanya suka berkunjung ke sini. Untuk memastikan jika sewaktu waktu kau kemari."
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR: The Cracked Mirror
FantasyII. Chapter Two Hari ulang tahunnya menjadi buruk setelah kotanya, Paris, di serang oleh segerombolan mahluk aneh bersayap. Selama berminggu minggu semua orang diam di rumah dan merasa ketakutan. Ini sudah terlalu lama. Ia harus pergi ke Los Angeles...