Chapter 1

768 44 1
                                    

(Leo)

"Leo !!"

Aku mengabaikan suara itu dan menarik selimutku semakin tinggi. Aku berguling ke arah kanan dan semakin menenggelamkan kepalaku di tumpukan bantalku yang empuk sambil terus berusaha untuk kembali tertidur. 

"Leooo !" Suara berat ayahku membuatku bergumam tidak jelas.

Krek.

"Leo.. Sarapan sudah siap.." Katanya sambil berusaha membangunkanku.

Aku mendengar langkah kakinya yang mulai mendekati ranjangku. "Kau bergadang?"

Aku menghela nafas menyerah lalu mengintip dari balik selimutku. "Hmm.." Aku merasakan tangan ayahku mulai mengacak rambutku pelan dan tertawa kecil. "Aku bahkan baru tahu kau bisa bergadang.. Selama ini kalau kami pulang kau sudah tidur.."

Aku mengusap wajahku dan mulai duduk di ranjang dengan rasa kantukku yang melanda. "Hanya sedang ingin.."

Ayahku tersenyum simpul lalu mengangguk-angguk. "Mandi dan turun. Kau tahu sarapan itu penting untuk memulai hari bukan?" Ia berjalan ke arah kamar mandiku dan melempar handukku ke ranjangku. "45 menit lagi bel sekolahmu berbunyi.. Kurasa kau tidak ingin telat kan.... Prince?" katanya dengan senyum usil yang mulai mengembang di wajahnya.

Aku berdecak dan melempar bantal di sampingku padanya. "Just go away.."

Ia tertawa dan mulai berjalan keluar kamarku. "Aku ada tugas jaga malam hari ini, ibumu akan pulang sore setelah selesai mengurus semuanya."

Aku menganggukkan kepalaku selagi tanganku mengacak rambutku dengan asal. Kedua mataku bahkan sulit terbuka karena rasa kantuk yang benar-benar melandaku. Aku mendengarnya berdecak dan datang menghampiriku lagi. Ia menyentil keningku dengan cukup kencang dan itu benar-benar membuat kedua mataku terbuka lebar. "Argh!"

"Sudah bangun? Atau mau lagi?" tanya ayahku dengan wajah usilnya.

Aku menutup keningku dan berjalan cepat ke arah kamar mandiku. "Geez. Go away !" 

------

Aku memparkirkan mobilku di lapangan parkir khusus siswa dan melirik jam tanganku. Pukul 8.55. Aku berdecak lalu mengutuk diriku sendiri untuk bergadang hingga pagi. Tanpa menunggu apapun lagi aku berlari ke dalam sekolah untuk mencapai kelasku di lantai 2.

"Morning, Prince !" Teriak beberapa perempuan yang melihatku berlari ke arah kelas.

Aku mengangguk dan menyempatkan diriku untuk tersenyum kepada mereka sebagai balasan atas sapaan mereka padaku.

"Kyaaaa ! Prince terlambat !" Teriak mereka dengan nada tinggi saat aku melewati beberapa kelompok perempuan lainnya.

Aku mengernyit dan menggeleng tidak habis pikir. Aku terlambat bukan berarti hal baik bukan?

Aku membuka pintu dan menghela nafas lega saat melihat guru homeroom kami belum tiba di kelas. Tanpa menunggu apapun lagi aku menyeretkan kakiku ke tempat dudukku yang berada di belakang kelas tepat di sebelah Rey.

"Wow. Prince terlambat."

Aku menyipitkan mataku melihat Rey yang tersenyum lebar. "Ini semua salahmu." Kataku sambil membanting diriku di kursi dan mencoba menenangkan paru-paruku yang mulai mencari-cari oksigen.

"Bagaimana dengan bergadang untuk bermain?" Tanyanya dengan senyum usil.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan mengistirahatkan kepalaku di atas tasku. "Bad.. Bad idea.. Kau tahu boss terakhirnya sangat sulit? Aku bahkan bergadang hingga jam 2 pagi hanya demi mengalahkan boss itu."

The Winner and The LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang