Chapter 4

421 38 5
                                    

(Kara)

Kedua mataku terbuka lebar saat melihat Mr.George menempel selembaran  kertas berukuran A4 dan sebuah poster pada papan di belakangnya. Ia menepuk tangannya untuk menarik perhatian kami dari kesibukan kami masing-masing, lalu berdiri menghadap kami dari balik mejanya. "Dalam waktu 2 bulan lagi akan ada lomba science antar sekolah yang diadakan secara umum dan Mr.Justin ,selaku kepala sekolah kita yang baru, menginginkan saya memilih kelompok sebagai perwakilan sekolah untuk berlomba pada kompetisi itu. Kompetisi dibagi atas 4 mata pelajaran, Biology, Chemistry, Physics, dan Mathematics yang terdiri dari  2 babak, babak penyisihan dan babak final. "

Ia menyeringai lebar dan melirik kami semua dengan penuh harapan. "Oleh karena itu, setiap kelompok akan memiliki 4 orang yang akan bekerjasama untuk meraih point-point untuk menjadi juara kompetisi. Jika kalian berhasil membawa medali emas, Mr.Justin akan memberikan kalian beasiswa untuk kuliah kalian dengan syarat tertentu."

Beasiswa... 

Perkataan itu terngiang dalam pikiranku seakan-akan memaksaku untuk ikut atau paling tidak menarikku untuk ikut serta.

Mr.George menarik nafas dan tersenyum lebar. "Beberapa wajah kalian sudah menunjukkan kalau kalian akan ikut bukan?" Ia bersandar pada mejanya dan menunjuk kertas yang ia baru tempel. "Cukup tuliskan nama anggota tim kalian di sana dan kumpulkan sebuah makalah gabungan atas 4 mata pelajaran tadi, jika menurutku makalah kalian menarik, aku akan langsung memberikan slot untuk kompetisi itu. Pengumpulan makalah paling terakhir adalah lusa dan pengumuman kelompok yang terpilih akan diberitahukan paling lambat satu minggu setelahnya."

Kring!

Suara bel tanda pelajaran selesai berbunyi dan membuat kami mulai berbincang dengan antusias. "Jangan lupa kalian bersaing juga dengan kelas lainnya !" katanya sebelum akhirnya merapikan buku-bukunya dan bersiap-siap untuk keluar kelas.

Aku tersenyum lebar dan melihat Carla di sebelahku dengan antusias. "Hei-hei !"

Carla menghela nafas dan tersenyum datar. "Aku tidak jago dengan 4 mata pelajaran itu.." katanya seakan-akan tahu apa yang kupikirkan. 

Aku menggembungkan pipiku dan melihatnya dengan memohon. "Please... Aku ingin mengejar beasiswa.."

Carla menggeleng pelan dan mengistirahatkan kepalanya di tangannya. "Tidak.."

"Aku juga ingin ikut lomba itu. Bagaimana kalau kita satu tim?" Suara itu membuatku menoleh pada Rey yang terlihat bersemangat. "Beasiswa tanpa masuk daftar waiting list ? Call me in !"

Aku tersenyum lebar dan meraih tangan Carla. "Pleaseeee !"

"Aku--"

"Aku akan membantumu mengurus restaurantmu. Setiap weekend  sampai kompetisi selesai !"

"Kara--"

"Aku akan mentraktirmu es krim favoritemu !"

Perkataan terakhirku berhasil membuat Carla terpancing. Ia menoleh dengan cepat melihatku dan menghela nafas. 

Aku menaikkan sudut bibirku dan memainkan jari kelingkingku di depan wajahnya. "Deal?"

Carla menyambut jari kelingkingku dan mengangguk. "Deal. Tapi kita butuh satu orang lagi.."

Rey menepuk tangannya dan menepuk pundak Leo dengan cepat. "Dude ! Kau diwajibkan ikut kompetisi science!"

Leo tersentak dan mengangkat kepalanya dari handphonenya. Ia melihat Rey dengan tajam. "Tidak."

Rey membalas tatapannya dengan sama tajamnya. "C'mon dude.."

Leo menggeleng dan menarik tasnya. "Never.."

The Winner and The LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang