Chapter 15

133 17 0
                                    


Notes ;;

Maaf untuk hiatus yang cukup lama ini ><

Author akan mencoba mengejar seluruh editing dan review chapter-chapter selanjutnya yang sudah jadi draftnya. Semoga hiatus cukup lama ini dapat ditebus dengan update yang diusahakan selesai dengan cepat.. ><

Selamat membaca ! :D

-SilvermistBell-

---

(Leo)

"Benar. Score 230 : 240."

Aku menghela nafas dan mencoba merenggangkan otot-otot tanganku untuk menuliskan jawaban dengan lebih cepat di papan kecil yang telah disediakan panitia di atas meja kami. Kedua mataku terfokus pada layar LCD berada di hadapan kami yang sedang menampilkan beberapa soal biologi yang tergolong mudah jika aku bisa berpikir jernih. Sayang tidak.. Pikiranku tidak jernih sama sekali, karena jika kami lolos babak ini, lawanku nanti adalah sekolah lamaku... yang berarti aku akan berhadapan langsung dengan West, Abby, dan Ashley..

"Soal terakhir untuk kategori Biologi dengan nilai 20 point.." Suara panitia membuatku memfokuskan pikiranku dan melihat soal berikutnya yang muncul di LCD.

Berdasarkan hasil uji Kirby-Bauer, sebutkan satu contoh dari kelompok bakteri "Gram Positif" !

"15 detik untuk menuliskan jawaban."

Aku menarik nafas pelan. Kedua mataku terfokus pada soal yang muncul di layar LCD. Otakku berputar cepat dan tanganku mulai bergerak menuliskan jawaban. Streptococcus pyogenes .

Ting!

Aku mengerang pelan saat mendengar team lawan kami menekan bel terlebih dahulu. Carla dan Rey mengangguk kecil lalu bergumam tidak apa-apa tanpa suara saat melihatku terlihat sedikit kesal.

Team lawan kami mengangkat papan jawabannya. Aku melihat mereka sambil berharap yang ia tuliskan salah. Tidak lama kemudian Juri menggeleng pelan. "Not perfect. 10 points."

Mendengar hal itu Rey menekan tombol bel dan melirikku untuk mengangkat papan jawaban. Juri melihat jawaban yang tertulis di papanku. Lalu membandingkannya dengan kunci jawaban milik mereka. "Correct. 20 points."

"Jeez. Siapa dia? Kenapa dia mendapatkan nilai sempurna di setiap jawabannya?" Desis team lawan yang membuatku menghela nafas pelan.

"Private School CA lanjut ke babak selanjutnya. Dengan rincian score Math 230, Fisika 200, Kimia 200, Biologi 250. Total score 880 dari 1000"

Kami berempat melakukan tos kecil dan tersenyum lebar menuruni panggung. Mr.George dan Lucy tersenyum dengan penuh kebanggaan melihat kami yang datang menghampiri mereka. Lucy menaikkan kedua ibu jari tangannya dan memainkannya di depan kami berempat. "Nice guys!"

Mataku menangkap salah satu panitia datang menghampiri kami, "Babak berikutnya akan dilaksanakan 15 menit dari sekarang.". Kami semua mengangguk dengan pelan lalu kembali memperhatikan Lucy dan Mr.George yang mulai mengeluarkan kata-kata penyemangat mereka. Namun perhatianku tidak tertuju kepada mereka. Perhatianku hanya terfokus pada sebuah kenyataan kalau sebentar lagi aku melawan sekolah lamaku. Sekolah yang tidak ingin kuingat... dan juga teman-teman yang tidak ingin kutatap lagi..

"Hei.." Suara lembut yang kukenal akrab itu membuatku menoleh dengan cepat ke arah seorang perempuan yang muncul dari balik punggungku. Ia berdiri tepat di belakangku dan melihatku dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Mataku terjatuh pada kedua tangannya. Aku tersenyum tipis saat menyadari kalau kebiasaan lamanya belum juga hilang. Saat ia merasa ragu atau cemas, ia akan mengusap tangan kanannya. Kedua mataku melembut saat aku melihatnya tepat di kedua bola matanya yang berwarna terang itu. Dulu aku sangat menyukai warna itu. Warna yang selalu terlihat ceria dan memberikan semangat kepadaku setiap kali aku melihatnya.

The Winner and The LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang