Chapter 7

300 29 0
                                    

(Leo)

"Bye Leo!"

Aku mengangguk-angguk sambil melihat Clara, Kara, dan Rey berjalan keluar dari rumahku setelah selama 3 jam kami mengerjakan tugas kami atau lebih tepatnya 2 jam bermain sambil menunggu Daniel datang dan 1 jam benar-benar mengerjakan tugas hingga akhirnya selesai. Aku menutup pintu rumahku kembali dan berbalik untuk melihat Daniel berdiri sambil bersandar dengan santai di dinding dekat tangga. "So.."

"Apa?"

"Yang mana yang kau suka? Clara atau Kara?"

Aku mendengus dan menggeleng untuk menghindari pertanyaannya yang tidak ingin kujawab, atau bahkan tidak ingin kupikirkan jawabannya. Ibuku tertawa mendengar pertanyaan konyol Daniel dan mengangkat sebuah mangkuk hangat ke tengah-tengah meja makan. "Clara terlihat sangat riang.. Dia jelas akan membuatmu melepaskan topeng datarmu Leo."

Ayahku menggeleng dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Tapi Kara terlihat mirip dengan Leo." Tambah ayahku dengan cepat.

Aku mengerang dan menarik kursi di sebrang ayahku. "Bukankah kalian harus pergi kerja?" Tanyaku untuk mengubah topik pembicaraan ini. Namun pertanyaanku di abaikan dengan santai oleh kedua orangtuaku yang masih membahas Clara dan Kara.  Aku duduk manis dan menyendok makananku selagi Daniel duduk di sampingku sambil terus menyeringai lebar. "Jadi--"

"Stop that.." Selaku dengan cepat karena aku tahu apa yang dipikirannya.

Ia tertawa dan mengangguk-angguk asal.

Ting tong..

Ibuku melirik pintu depan dan berdiri dengan cepat untuk membukanya.

Tidak lama kemudian kami mendengar suara khas pamanku menghiasi rumahku.

"Hei Justin!" Sapa ayahku dengan hangat.

Justin mengangguk dan mengulum senyum. "Aku datang di waktu yang tepat bukan?"

Daniel mengangguk dan menunjuk kursi di sebelahnya. "Yap. Kali ini aunt Angela memasak sendiri.."

Justin mengernyit dan melihat ibuku yang tersenyum lebar penuh kebanggaan. "Kami semua bahan percobaan?" Candanya yang membuatnya menerima pukulan di bahunya dengan kuat.

Justin meringis dan duduk manis sambil memperhatikan ibuku menuang nasi di piringnya.

"Tumben sekali kau datang tanpa pemberitahuan." kata ibuku sambil meletakan piring di depannya.

Justin melirikku singkat dan melihat ayahku dan ibuku. "Sebenarnya aku kemari ingin menjelaskan kasus di sekolah yang baru-baru ini terjadi.."

Aku mengerang dan meletakan sendokku dengan malas. Semua mata di meja makan ini langsung melihatku dengan penasaran. Justin berdeham dan melipat tangannya dengan serius di meja makan. "Well. Aku tidak bisa mengabaikan peraturan hanya karena kau keponakanku Leo. Dan kau tahu? Sekolah memiliki 1001 aturan yang menurutku pribadi tidak masuk akal.. Siapa yang membuatnya coba..."

Ibuku mengernyit, "Leo berbuat ulah?"

"Waw.." Ucap Daniel pelan yang memperoleh tatapan kejam dariku karena aku dapat mendengar nada penuh kebanggaan di belakang ucapannya. Ia tertawa tanpa suara dan bergumam just kidding untukku.

"Leo berbuat ulah di kantin tadi siang dengan anak bernama Felicia. Ayahnya mendengar hal itu dan tidak senang dengan semua itu.."

"Aku melakukannya agar mulutnya diam. Dia mulai menyebar gossip yang tidak jelas.." Belaku cepat.

Ayahku berdeham dan menghela nafas sambil melihat pamanku. "Then?"

"Ayahnya memintaku menghukum Leo. Menurut peraturan sekolah yang ketat itu, Leo mendapatkan hukuman membantu karyawan sekolah selama sebulan atau.."

The Winner and The LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang