Part 10

581 18 2
                                    

Nadine Pov

Tak kusangka kini aku telah kelas 2 SMA , dan tak kusangka pula aku satu kelas lagi dengan laki laki aneh itu, Riko laki laki super jahil dan langganan telat sekarang telah menjadi ketua humas di Rohis, walaupun telah menjadi anak Rohis kadang sifat jahil dan humoris Riko masih tetap ada untungnya sifatnya yang masih membekas itu tidak merugikan orang lain. Dia selalu menjadi penghibur di saat suasana sedang menegangkan.

Tak pula kusangka jika seorang Riko adalah laki laki bertanggung jawab, aku mengingat betul kejadian setengah tahun silam lebih. Aku dengannya bertemu di halte lalu dia mengantarku pulang betapa bahagia hati ini kala itu.

"Nad kamu ngelamunin apa dek?" suara Bang Roby mengagetkanku yang sedang melamun di ambang jendela

"Eh nggakpapa bang"

"Beneran?"

"Iya Bang, Bang Nadine mau nanya?"

"Nanya apa dek?"

"Abang pernah jatuh cinta"

Bang Roby sedikit terkejut atas pertanyaan Nadine barusan, mata nya yang setajam mata elang menerawang jauh

"Pernah" jawabnya singkat

"Hah? Sama siapa Bang?"
Nadine mendekati abangnya yang duduk di ujung kasur tidurnya

"Yang jelas dia itu selalu mencintai Abang tapi kadang Abang ngelupain dia"

"Wah Abang kejem banget, siapa Bang kasih tau dong"

"Allah"

Aku menghela nafas kecewa,
"Mencintai Allah itu emang kewajiban Bang,sama manusia wanita maksudnya"

"Pernah"

"Sama siapa?"

"Sama Ummi sama Nadine hehe.." Bang Roby tertawa

"Ah Abang mah payah main main terus dari tadi"

"Lagian kamu sih nanya nanya kayak gituan"

"Ya wajar aja sih Bang Nadine nanya kek gitu, lagian Abang kan udah dewasa terus jatuh cinta itu kan fitrah"

"Nadine adik Abang, Abang tau jatuh cinta itu fitrah tapi fitrah itu harus di jaga, dari pada jatuh cinta lalu kebablasan lebih baik tumbuhin terus cinta pada sang pencipta rasa cinta, insyaallah kalo kita ngejaga hati kita bakal di pertemukan dengan orang yang juga menjaga hatinya untuk kita"

Aku hanya mengangguk pelan

"Kenapa dek, kamu lagi jatuh cinta ya?"

Pipiku terasa menghangat
"Nggak kok"

"Eh jujur aja, pipi kamu merah"

"Ah sudah Bang jangan pikir aneh aneh, Abang keluar dari kamar Nadine, Nadine mau shokat Ashar"

Bang Roby melangkah pergi sambil tetap mengejekku
"Ciye ciye...."

"Sudah Bang keluar" ku kunci pintu kamarku. Aku langsung merebahkan diri di kasur menatap langit langit kamar ku

"Andai kau tau Rik, namamu selalu kusebut dalam doa...." kataku lirih

#afwanberantakan

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang