Part 4

828 27 0
                                    

Sinar matahari merobos masuk kamarku lewat ventilasi jendela aku menoleh kearah jam dinding betapa terkejutnya aku waktu sudah menunjukkan jam 7 pagi sedangkan bel masuk sekolah 15 menit lagi berbunyi aku langsung berlari kekamar mandi dengan jurus kilat aku keluar kamar tepat pukul 7:10.
Diruang keluarga aku melihat kakakku yang sedang cekikikan di depan televisi
"Eh kak Deska kok kakak nggak ngebanguni aku sih?" dia hanya menoleh dengan wajah datar
"Udah dibanguni dari jam 6 tapi kamu gak bangun bangun,yah apa boleh buat?rasain!"
Aku hanya mendengus kesal.
********
Sesampai di sekolah ternyata gerbang telah di tutup
"Dasar langganan telat" pak Neon salah satu guru BK yang super galak menegurku

"Eh iya pak" jawabku dengan senyum termanis yang aku punya

"Lari dulu 5 keliling baru masuk kelas"

"Iya pak" setelah menjalankan hukuman aku langsung menuju kelas,penderitaanku bertambah komplit saat aku harus melewati 3 lantai dengan berapa puluh anak tangga.
Sesampainya dikelas beruntung tak ada guru yang mengajar
"Ciye yang telat lagi,nih tisu lap keringet kamu" Elza menyodorkan sebungkus tisu

"Thanks El,tadi aku kesiangan lagi"

"Emang kamu bangun jam berapa?"

"Jam 7 El"

"Mangkanya sholat subuh biar gak kesiangan" Nadine yang sedang lewat di sampingku ternyata tak sengaja mendengar percakapanku dan Elza aku hanya menatap Nadine yang telah duduk di tempat duduknya yang tepat di depan tempat dudukku,Elza mendekati Nadine mereka pun ngobrol aku hanya bisa menguping dari tempat dudukku

"Nad kamu udah belum pr b.inggris"

"Udah El"

"Wajar aja kamu kan blesteran jadi pinter ya b.inggris,liat dong"
Nadine menyodorkan bukunya

"Kali ini aja yah aku liatin kamu harus belajar sendiri nanti kamu gak bisa bisa,Kok kamu tau aku blesteran?"

"Nadine sumpah aku emang dari lahir nggak bisa bahasa inggris ,Aku rasa cuma orang bodoh aja yang gak tau kalo kamu blesteran dari wajah kamu udah keliatan banget"

"Nggak ada yang nggak bisa El Allah ngelahirin semua manusia itu pinter tapi tergantung dari mereka masing masing mau belajar atau nggak"

"Iya iya Nad terserah kamu, oh yah Kamu blesteran dari mana Nad? Belanda kah?Canada kah? Turki kah?"

"Inggris El,Abi aku dulu seorang mualaf"

"Kok bisa ketemu dengan Ummi kamu?"

"Waktu itu Ummi aku kan nemeni kakaknya ada tugas kesana terus ketemu Abi,Abi jadi mualaf"

"Abi kamu kerja apa?"

"Sekarang kerja di Depatermen Agama di kota Bandung"

"Wah cepet dong Abi kamu paham islamnya"

"Kata Abi dulu dia bener bener tertarik sama islam karena Umi, jadi Abi aku Nyantri di Kairo selama 4 tahun dan setelah itu baru nikah sama Ummi aku"

"Abi kamu bisa bahasa Indonesia?"

"Waktu itu nggak bisa tapi selama 4 tahun nyantri dia belajar bahasa Indonesia dari temennya yang berasal dari Indonesia"

"Wah jadi udah di persiapin banget yah untuk nikah sama Ummi kamu?"

"Ya begitulah El,udah cepetan nulisnya nanti gurunya masuk lagi"

Aku menyimak dengan baik semua pembicaraan mereka,ternyata Nadine punya asal usul keluarga yang luar biasa Ayah Nadine yang baru masuk islam bisa sefanatik itu dan Papaku yang dari kecil islam malah jauh dari syari'at? Bahkan Papa tak pernah menjadi imam dirumah,Mama tak pernah membangunkanku untuk sholat subuh,bahkan acuh saat adzan berkumandang. Pertanyaan pertanyaan itu pun mulai terngiang di kepalaku.

**********
Waktu pulang sekolah tiba,kelas berangsur sepi hanya mesnyisakan aku,Nadine dan 2 teman perempuanku. Nadine terlebih dahulu meninggalkan kelas aku memanggilnya "Nadine" ia menoleh

"Aku mau ngomong sama kamu"

"Maaf ya Rik aku gak punya waktu aku harus ke mushola"

"Ngapain?"

"Sholat dzuhur terus ngumpul Rohis"

"Aku cuma mau ngomong bentar aja"

"Nggak" Nadine melangkah menjauh meninggalkanku

"Aku mau minta tolong sama kamu banguni aku sholat subuh" teriakku kesal,Nadine menghentikan langkahnya dan menoleh

"Ibu kamu? Ayah kamu ?kan ada"

"Mereka gak pernah sholat subuh"

"Temen laki laki sekelas kita?"

"Kamu bercanda?" Nadine paham Laki laki dikelasnya memang super berandal dan boleh jadi Riko lah yang paling waras

"Tapi...." aku mendekati nadine dan menyodorkan kertas kecil berisi nomor telponku

"Kalo kamu mau nolong aku itu nomor telpon aku, aku gak minta kamu bicara apa apa aku cuma minta kamu nelpon aku aja kalo sudah akuangkat berarti aku udah bangun"

"Kenapa gak pake alarm aja?"

"Aku gak punya alarm,mama gak suka berisik subuh subuh"

"Terus apa bedanya kalo aku telpon kan berisik juga?"

"Sebelum tidur aku pakai headset"

"Kenapa gak pake alarm hp terus kamu denger pake headset?"

"Kalo alarm hp aku bisa matiin tanpa kamu tau aku memang bener bener bangun atau nggak"

"Tapi Rik aku nggak bisa"

"Cuma kamu yang bisa nolong aku Nad aku tau mungkin ini gila minta banguni perempuan sepertimu,tapi apa salah jika jalan aku berubah melaluimu?"
Nadine mengambil dengan ragu kertas yang aku berikan
"Aku harap kamu bisa ngebantu aku Nad" aku pun pergi meninggalkan Nadine yang masih bingung dipososinya.

Bersambung.....
Tunggu part selanjutnya yah yang gak lama lagi terbit. Afwan berantakan maklum masih amatir;)

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang