Part 15

558 16 3
                                    

Ada kangen dengan Riko? Yang jahil tapi ngangenin? Riko dateng lagi nihh :")

Pesawat mulai menjauh dari landasan meninggi menembus awan. Aku hanya menghembuskan nafas panjang melihat kota Bandung yang tertinggal jauh di bawah sana meninggalkan kenangan semu yang tak akan terulang, rasa rindu pada orangtua dan kakakku pun mengusikku.
Beberapa menit lalu pundak ini masih merasakan pelukan hangat Mama dan kak Deska yang menangis haru, beberapa menit lalu wajah ini masih melihat wajah arogan papa yang hari ini menatapku nanar dengan mata berkaca kaca sembari berkata "pahlawan kecil papa ,cepat pulang ya, tetap semangat! Bawa pulang ilmu yang banyak,berjanjilah jangan mengecewakan mama papamu"

aku menitiskan sebulir mata dan memeluk erat Papa

"Riko janji pa Riko nggak bakal ngecewain Papa dan Mama..Riko janji pa"

Itu sudah lewat beberapa menit lalu dan kini aku hanya bisa menatap semua kenangan itu dari balik jendela pesawat.

Aku membuka tasku dan bermaksud membaca komik yang sengaja kubawa tak sengaja tangan ini menyentuh amplop merah di antara buku komik, itu surat dari Nadine dia memeberikanku surat itu saat sejam sebelum keberangkatan ku, sejam lalu ia mengulum senyum di hadapanku matanya berkaca kaca
"Aku tau kok kamu bakal kangen aku nanti" candaku.

"Apaan sih"
Nadine tersenyum singkat

"Semoga jalan yang kamu ambil di ridhoi Allah yah Rik,hati hati dijalan"

tanpa sempat aku menjawab gadis itu pergi menjauh aku yakin ia tak tahan menahan tangis, aku memperhatikan gadis itu yang kian menjauh jilbab panjangnya bergoyang mengikuti langkahnya yang cepat tanpa kusangka ia kembali menoleh tersenyum dan melambaikan tangannya aku pun melambaikan tanganku

"jaga kesehatan Nad" teriakku.

Kubuka surat itu, ada rasa ragu untuk membukanya karna itu jawaban Nadine yang kutunggu

"Assalamualaikum Rik.
Saat kamu membaca surat ini berarti kamu telah meninggalkan kota ini, semoga perjalananmu menyenangkan yah
Rik apa kau tau pertanyaanmu itu merasuki pikiranku,
Aku bahagia kau mengatakan hal itu, Rik kau tau?sebenarnya diri ini telah lama menyukaimu dari awal aku masuk di kelas itu, kau berbeda kau apa adanya tapi apalah dayaku aku hanyalah wanita lugu sedangkan kau adalah laki laki yang disukai banyak orang, awalnya aku melupakan rasa itu tapi tak lama kau kembali kau ingin berhijrah ke jalan-Nya kau kembali meruntuhakan dinding hati yang telah kubuat sekokoh mungkin
Riko aku tak bisa lagi bermain kata aku akan langsung menjawab pertanyaanmu Rik aku akan setia menunggumu kembali, jagalah hatimu karna Allah bukan karnaku, karna Allah sang pemilk hati nan perasaannya, mudah mudahan kita berjodoh, mudah mudahan suatu hari nanti Allah meridhoi kita bersama...."

"Yeeessss"

Aku langsung tertawa dan menjerit kegirangan sampai sampai orang di sekitarku mentapku aneh. Aku membalas tersenyum kaku tatapan aneh itu. Berjuta kali kuhaturkan rasa syukur di dalam hati, tak kusangka di punya rasa yang sama.

                *******
Langit malam yang mempesona membalut kota kairo, udaranya segar sekali.
Kurapatkan jaketku, menghalau angin malam agar tak menyesap ketulang.
Aku sampai pada asrama yang kutuju, banyak orang dari berbagai negara, dan aku satu kamar bersama kedua teman sebangsaku, beruntung sekali bukan?
Ialah Ridho hidayatullah asal kota Jakarta perawakannya sedang, tatapan matanya tajam layaknya mata elang, air mukanya dingin dan tenang. Ridho bukanlah anak rohis atau anak pesantren, ia adalah anak SMA biasa.

"Gak nyangka aku sampe disini,kalian tahu masalaluku buruk, hmm buruk sekali.." Ridho tertawa getir, ia mulai bercerita saat kami sedang berkumpul di ruang tengah kamar.

"Dulu aku anak geng motor, suka tawuran, perokok, sering judi, kalian liat ini luka bekas sayatan pisau.." Ridho menunjuk lengannya ada sebuah bekas luka

"Luka ini kudapat saat tawuran, ibu aku sakit sakitan karna perbuataanku dan aku kehilangan dia di akhir masa SMA ku, sejak itu aku berjanji pada Allah aku akan berubah, mencari arti kehidupan yang sesungguhnya, mencari ridho-Nya, nuntut ilmu sebanyak banyaknya karna aku gak mau hidup aku sia sia, aku gak mau nyesel untuk kedua kalinya, aku ingin jadi anak yang berbakti walau ibu aku udah gak ada, aku ingin ibu aku tersenyum dialam sana..." Ridho menghembuskan nafas panjang, menerawang jauh seakan ada luka yang tak akan pernah kering dihatinya.

"Kamu sabar yah Ridho, semua orang punya masa lalu entah itu buruk atau baik. Bukankah sebaik baiknya manusia adalah ia yang memperbaiki diri.." kataku menenangakan, Ridho mengangguk lalu diam.

"Iya Dho semua orang punya masa lalu yang gak baik contohnya aku, aku anak gamers, kegilaan aku pada dunia game udah bener bener akut, aku pernah bolos sekolah demi untuk ikut pertandingan game, sholatku tertinggal. Aku suka komik naruto dan jarang bahkan gak pernah baca al qur'an. Jujur aku bisa disini karna permintaan kakekku, dia seorang yang kuat agamanya, kakekku punya pondok pesantren dimedan dan dia berharap aku yang menggantikan posisinya mengingat ayahku sudah tidak ada lagi, gak kebayangkan anak gamers yang kerjaannya tiap hari didepan komputer tiba tiba banting setir ke agama? Tapi setelah kupikir lebih lanjut hidup ini singkat bro, rugi kalo di sia siain, kakek aku udah nambah tua, jadi aku harus mencari ilmu dan memantaskan diri buat gantiin dia" cerita Diko panjang. Diko asal kota medan, bermata sipit dengan rambut sedikit ikal, wajahnya humoris dan menyenangkan.

"Eh diko asal kamu mau tau, aku juga anak gamers, anak anime, jangan sedih kita punya hobi sama kok, yang penting sekarang jalani sepenuh hati keinginan kakek kamu,percayalah ini demi kebaikan kamu kok"

"Serius anak gamers kamu Rik? Jadi berasa hidup kembali haha"

"Berlebihan kamu ah haha"

"Eh rik aku bawa komik naruto loh, lengkap dengan edisi terbarunya, terus aku bawa beberapa video gamers"

"Serius?" Kataku antusias

Ridho yang melihat tingkah kami berdua hanya geleng geleng
"Jadi gak enak sama Ridho, maaf ya Dho. Maklumin kalo anak gamers ketemu kadang yahh gini"

"Eh btw, Rik kalo kamu kisah bisa sampe kesini kenapa?" Tanya Ridho

"Dulu aku juga sama kek si Diko, aku masuk rohis sejak ada seorang perempuan yang menjadi murid baru disekolahku, dia beda . Jilbabnya terjulur panjang, pandangannya terjaga, sejak itu aku ingin tahu lebih dalam alasan dibalik dirinya yang berbeda. Awalnya aku berubah karnanya tapi setelah paham lebih jauh aku berubah karna Allah. Dan aku tertarik untuk nimbah ilmu kesini"
aku tersenyum. Sekelebat sosok Nadine hadir di pikiranku.

"Eciyeee berarti Riko lagi jatuh cinta yahh.." goda Diko

"Ehem ehemm kasian, terpisah jutaan kilometer dong sama si dia" timpal Ridho

"Ah apa apaan sih kalian, udah ah gak mau jalan jalan bentar keluar?" Kataku mengalihkan pembicaraan

"Boleh juga tuh" kata Diko

Aku, Diko, dan Ridho berjalan jalan disekitar asrama. Menikmati malam dengan berjalan menyisir kota Kairo bersama kedua teman baruku yang punya masalalu yang tak secerah langit malam ini namun kami dipertemukan untuk bersama sama menjadi pribadi yang lebih baik.

Nadine? Aku sudah sampai di Kairo, kamu apa kabar? Baik kan? Nad aku punya 2 teman baru disini mereka anak indonesia, tau gak nad? Salah satu dari mereka ternyata anak gamers dan penggemar naruto hingga tasnya penuh dengan komik dan video game haha..
Nad langit disini cerah sekali, rembulannya indah sepertimu Nad.."

Aku bergumam kecil dari salah satu sudut kota ini.
Berkali kali aku beristigfar agar rasa rindu yang tak pantas ini tak menguasai diriku.

Maaf yah bidadari surga udah satu tahun gak lanjut, karna satu tahun belakangan saya fokus buat Ujian, secara anak kelas 12 hehe. Tp sekarang Alhamdulillah udah selesai kok jadi baru bisa lanjut lagi . Dan satu lagi sebenarnya sosok Riko itu nyata loh. Jangan bosen bosen yah baca bidadari surga. Saya janji cerita ini akan terus di update sampe part akhir tunggu kelanjutannya yah.
Syukron ya. Loveyouall {}♥

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang