Part 11

594 19 2
                                    

Riko Pov

Waktu cepat sekali berlalu seperti angin musim semi.
Aku hampir berada di penghujung kelas 11.

Jam 8:00 aku masih dalam perjalanan pulang karena Rohis di sekolahku melaksanakan sebuah lomba yang melibatkan semua SMA dikota Bandung, tentu semua anggota Rohis ikhwan pulang usai membereskan sekolah dan melakukan sholat isya berjama'ah

Aku sampai di rumahku, baru saja aku mengetuk pintu Papa sudah membuka pintu

"Ma, lihat anakmu baru pulang" Mama datang melihat tajam kearahku

"Ternyata masih pulang kamu Rik, dari mana aja?"

"Dari sekolah Ma, kan Riko udah bilang ada acara besar di sekolah"

"Mama nggak peduli Rik, Mama cuma peduli malem ini ada acara makan malam bersama rekan Papa kamu harus ikut"

"Tapi kan Riko baru pulang"

"Tapi kan..."

"Riko turuti saja kata Mama kamu, kami tunggu kamu 30 menit untuk siap"

Aku hanya melangkah gontai menuju kamarku, acara makan malam? Itu sungguh tak penting pikirku.

***********

Mobil yang di kendarai keluargaku merapat di sebuah hotel yang cukup mewah, aku menguap berulang kali karena rasa mengantuk

"Cepet Pa, hampir aja telat" kata Mama bersemangat

"Cepet Rik" Mama menggandeng tanganku, tubuhku terasa benar benar remuk, lelah sekali, kini hanya kasurlah yang bisa membuatku bahagia.

Kami sampai di sebuah meja makan yang tertata rapi disana telah duduk beberapa laki laki berjas dan para wanita bergaya elegan dan jujur aku tak menyukai pemandangan ini, aku hanya sibuk dengan khayalanku untuk tidur di kasurku dengan seprai Naruto :v

"Maaf ya kami agak telat" kata Mama ramah

"Nggak papa kok, eh jadi ini yah anak kalian yang namanya Riko itu ganteng yah" kata wanita yang di balut gaun hijau itu

"Aku kan dari lahir emang tampan" kataku bercanda

"Eh, Riko PD banget kamu" celetuk Papa sedikit tertawa

"Eh jadi Riko suka bercanda ya"

"Rik kenalin itu namanya tante Reka" aku menyalimi tangan tante Reka

"Nah kalo yang itu suaminya namanya om Ben temen bisnis Papa" kata Papa ramah kusalimi pula tangan Om Ben

"Dan itu anaknya Namanya Lia, dia seumuran kamu Rik"
Kata Papa.

Mataku bertemu pandang dengan mata seorang perempuan yang menggunakan gaun biru muda berlengan panjang, rambutnya tergerai rapih, wajanya oriental. Dia menjulurkan tangannya

"Lia"

Dengan cepat aku menyambut ukuran tangannya namun tidak menyentuh tangannya dengan kata lain aku hanya menyatukan kedua tanganku di depan dada

"Riko"

"Rik kenapa gak di sambut ukuran tangan Lia" kata mama ramah walau aku tau Mama kesal dengan tingkahku

"Bukan muhrim Ma" jawabku singkat lalu kembali ketemlat dudukku yang berhadapan dengan gadis itu aku hanya menundukkan pandanganku

"Eh maaf ya, Riko sekarang kan udah jadi anak Rohis, jadi dia sering bertingkah yang aneh aneh" kata Mama, aku melotot kearah Mama, ini memang perintah bukan yang aneh aneh rontaku dalam hati.

"Wah, ternyata Riko alim ya, nggak salah saya menjodohkan Lia sama Riko" kata Om Ben

"Hah? Menjodohkan?" aku langsung menatap Papa tajam, Lia juga tampak terkejut namun gadis itu tak bereaksi apa apa.

"Iya, Rik rencananya kami mau menjodohkan kalian berdua"

"Tapi Pa ini terlalu cepat"

"Siapa juga yang mau menikahkan kalian sekarang? Kami mengizinkan kalian dulu untuk kuliah atau berpendidikan setinggi apapun tapi kalian harus menikah setelah tamat SMA"

"Setelah tamat SMA? Ini ide yang gila" dengusku kesal

"Ini demi kebaikan kalian, kami takut perusahaan yang telah lama saling bekerjasama jatuh pada tangan yang salah, kalau kalian kan sudah pasti bener"

Tak kusangka gadis itu bersuara
"Tapi cinta gak bisa di paksain om" kata gadis itu lembut

"Ya bener" kataku

"Ah cinta bisa urusan belakangan nanti kalo udah sama sama bakal cinta sendiri kok, yaudah ya kami sekeluarga ada acara di tempat lain, kami harap kalian bisa akrab nanti tante kirim nomor hp Lia siapa tau kan kalian bisa ngobrol panjang atau pergi kesuatu tempat berdua"
Kata tante Reka santai, setelah mereka berlalu aku langsung mengajak orangtuaku pulang. Jadi ini maksud mereka mengajakku makan malam.

Hatiku tidak bisa membuka untuk gadis lain, karena hati ini telah kujaga untuk satu gadis yang aku harap Allah mengizinkan untuk menghalalkannya nanti

#Afwanberantakan
#tunggu kelanjutannya yah ;)

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang