Part 14

784 28 6
                                    

Ujian Nasional usai, anak SMA Sebangsa nampak bahagia sekali

"Rik, kita makan bakso yuk aku yang traktir deh, buat ngerayain selesai UN" kata Aal teman sekelasku

"Boleh juga tuh" kataku bersemangat
Tiba tiba Hana sang bendahara kelas menyambar
"Eh kalian itu belum bayar uang kas 6 bulan, bayar dulu baru makan bakso!"

"Walah Na udah mau lulus masih aja nagih uang kas, kenapa nggak uang kas aja kita beliin bakso?" Hana melotot dan meninggalkan kami sementara aku dan Aal tertawa. Kulihat Nadine melintas aku baru ingat aku ada janji dengan Nadine hari ini

"Eh Al aku baru inget aku ada janji hari ini"

"Kamu payah Rik, ayolah"

"Hmm gini aja ini kan jam 11 nanti jam 1 aku kerumah kamu kita main ps sambil makan bakso, mau nggak?"

"Cakep broo, aku tunggu ya"

"Oke" Aal berlalu, sekolah berangsur sepi aku menuju mushola dan naik kelantai 2. Dilantai 2 mushola terdapat perpustakaan kecil, dan sisanya balkon yang cukup luas.

Langit tampak mendung, angin berhembus kencang tak ada Nadine di sana, 15 menit berlalu Nadine tak kunjung datang ketika aku memutuskan pergi ternyata sosok itu datang.

"Maaf Rik udah lama yah? aku tadi ke kantin dulu"
Aku tersenyum singkat
"Barusan kok, ya nggakpapa"

Kami berdua berdiri memegang pagar pengaman balkon, Nadine berdiri dengan jarak satu meter di sampingku. Kami saling diam selama 5 menit. Angin berhembus kencang membuat jilbab Nadine berkibar, sesekali ia meniup ujung jilbab lebarnya.

"Jadi kamu mau ngomong apa Rik?" tanya Nadine pelan dengan tatapan kosong kedepan.

Aku tak yakin akan mengatakan hal ini, lidahku keluh detak jantungku tak tertata, telapak tanganku terasa basah, padahal semalam aku sudah berdoa tentang kesungguhan yang akan ku ucapkan pada Nadine.

"Kamu nggak lagi ngerjain aku kan Rik? Kita nggak cuma kek gini ajakan sampe ujan?" Nadine bertanya  lagi

"Nad...."

"Ya?"

"Aku suka kamu...." ucapku pelan

Nadine menatap heran kearahku
"Haha kok kali ini candaan kamu nggak lucu ya?"

"Aku nggak bercanda aku serius Nad"

Nadine menunduk
"Jadi cuma ini aja yang kata kamu penting?"

"Aku mau kuliah ke Kairo Nad"

"Kairo Mesir?"

"Iya Nad ortu aku setuju walau sempat di tentang habis habisan"

"Oh yaudah selamat yah" kata Nadine tertahan

"Kamu sedih kan?"
Nadine hanya diam

"Nad aku serius dengan perasaan aku kekamu, aku bakal disana selama 4 tahun Nad. Katakan jika kamu punya rasa yang sama dengan aku Nad, katakan biarkan aku pergi kesana dengan hati yang tenang nggak ada yang nganjal"

"Kamu tau Rik? Kata Ummi aku nggak boleh ngungkapin rasa kalo nggak ada niat buat sama sama selamanya"

"Jadi kamu nggak ada niat buat sama aku?"

Nadine diam
"Kamu tau Nad aku suka kamu sejak kamu masuk dikelas X.G, kamu beda dari yang lain, karna kamu aku bisa berubah, karena kamu aku masuk Rohis Nad, dan perlu kamu tau Nad aku nggak bakal ngungkapin rasa sama kamu kalo aku nggak ada niat ngehalalin kamu" jantungku berdetak bertambah kencang seperti kencangnya angin menerpa kami

"Rik? Kamu seri..uus?" kata Nadine lirih

"Aku emang sering main main tapi kalo soal perasaan aku nggak bisa main main"

Nadine diam lagi, reaksinya seperti ini membuatku hampir gila

"Nad katakan kalo kamu punya rasa yang sama? Kamu mau kan nunggu aku 4 tahun lagi, agar aku bisa ngehalalin kamu? Kamu bisa kan jaga hati kamu buat aku?"

"Aku nggak bisa jawab sekarang"
Aku semakin gemas dengan gadis ini

"Kenapa nggak bisa?"

"Ini bukan main mainan Rik, masalah hati harus ada campur tangan dari Allah"

"Aku sudah yakin Nad, aku sudah minta petunjuk"

"Tapi aku belum"

"Jadi kapan kamu bisa jawab Nad, kamu tau kamu busa ngebunuh aku dari dalam!"

"Kamu pergi kapan?"

"2 minggu lagi"

"Berarti 2 minggu lagi aku jawabnya"

Nadine pergi meninggalkanku sendiri bersama hembusan angin

Kira kira si Nadine jawab apa yah? :v
Tunggu kelanjutan ceritanya;)
Oh iya afwan berantakan.
Krisannya yah....

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang