Part 8

18.7K 1.9K 222
                                    

Perlu dihimbau...
Jika ini adalah part yang begitu mengecewakan untuk kita semua...
Aku lagi sibuk dan bener2 ga ada ide...
Seseorang yang punya banyak ide buat fangirlingan, chat aku... Bagi aku beberapa dari antara ide itu 😭😭
Sekian...
Aku mencintai kalian~

***

"Aku bahkan tak mempunyai hak untuk marah, temanmu saja aku bukan, kita tak pernah dekat dan selalu bertemu hanya karena kecerobohan ku, bukankah kebetulan yang sangat menyakitkan?"

"Mengingat aku jatuh semakin dalam untukmu, tanpa bantuan sedikitpun untuk aku bangkit, aku ingin membencimu" Yein semakin melemas. Namun juga sedikit lega mengungkapkan perasaannya. Gadis itu memejamkan matanya guna menghentikan tangisnya. Tapi mustahil, tangisannya malah semakin mengenaskan. Apa ini akhir segalanya? Yein akan menganggap perasaannya seakan tak pernah ada setelah ini. Hanya ingin. Ya, hanya ingin. Ia hanya ingin namja itu mengetahui perasaanya tanpa mengharapkan balasan yang tentunya tak pernah ada.

"Aku menyukai kebetulan yang kau benci itu"

Yein membelalakan matanya kaget. Tubuhnya mengejang hebat setelah sebuah benda kenyal mendarat mulus pada bibirnya. Benda itu melumat bibirnya lembut, seakan dengan tidak langsung mengajaknya bermain bersama. Tangisannya mendadak berhenti. Jantungnya berdegup jauh lebih kencang dari biasanya. Yein semakin memperat remasan pada hoodie yang ia kenakan. Mematung dalam keadaan yang... yang... ia sendiri tak tahu ini apa.

Yang ia tahu hanya Min Yoongi yang mencium Jung Yein.

***

Suasana di dalam mobil kali ini benar-benar mencekam bagi Yein. Hanya ada deruan mesin dan music yang mengisi keheningan. Bahkan gemercik hujan tak terdengar dari dalam sini. Tak ada yang berminat untuk memulai obrolan. Yein memilih diam dengan terus-terusan menormalkan detak jantungnya.

Punggungnya menegak, setelah mobil Yoongi membawanya masuk ke lahan apartement. Akhirnya, Yein berseru di dalam hati. Ia tak harus mati konyol karena tegang didalam sini. Ia turun, setelah sebelumnya Yoongi menempatkan mobil.

"Terima kasih, aku benar-benar merepotkan" Yein membungkuk sekilas dan kembali tegak. Matanya mengedar kesegala arah, namun tidak untuk wajah namja di hadapannya. Menatap wajah namja itu sama saja mencari mati.

"Aku antar"

YOONGI SI SIAL. Yein berseru didalam sana. Ketika kulit dingin namja itu sukses menyentuh tangannya. Tidak! Bahkan dia menggenggamnya. Menyeret Yein masuk melalui loby seakan Yein adalah pesuruhnya dan tanpa ada persetujuan apapun, ia ikut hingga memasuki lift menuju apartement yang Yein tempati.

"Kenapa harus mengatar hingga masuk juga, sih?" Yein terus berusaha melepaskan genggaman Yoongi. Tapi mengingat dia hanya seorang gadis dengan tubuh di bawah standar untuk melawan Yoongi, usahanya sia-sia. Dan si laki-laki keras kepala ini terus pada pendiriannya. Menyeret Yein.

"Tidak boleh?"

"Bukan begitu, hari semakin malam dan diluar sana hujan, kau tak ingin cepat pulang? Yak! Kau-"

"Diam atau kau akan menjadi bahan perbincangan tetanggamu besok karena berciuman dengan seorang namja di malam hari" Yein bungkam. Kesal karena selalu tak bisa melawan namja yang sedang menggenggam tangannya. Ngomong-ngomong... Yoongi tahu nomor apartementnya?

"Hhh... sebenarnya tak perlu untuk ku mengatakannya, tapi terima kasih" Yein memainkan kakinya tepat di depan pintu apartementnya yang tertutup. Mengetuk dan memutarnya di atas lantai lalu menatapnya, sepatunya sendiri. Suasana canggung mulai menyelimuti, dan itu mengganggu.

"Ah... Yoongi-ssi? Kau tahu dari mana nomor apartement ku?" Yein memberanikan diri untuk menatap Yoongi. Namja itu terlihat tampan dengan mantel dingin hitamnya dan kaus putih yang begitu kontars di dalam. Yein rasa ia harus berlari kedalam untuk mengambil obat tetes mata terlebih dahulu, agar matanya tak kering untuk sekedar berlama-lama menatap Yoongi.

Stuck (Suga BTS fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang