"Ini" Yein tersenyum tipis setelah menyerahkan daftar nama pengunjung perpustakaan pada penjaga. Suasana terasa amat sepi. Bisa dilihat jika isinya cenderung siswa-siswa berkaca mata yang sensi akan nilai. Yein bergidik ngeri saat berfikir ia harus membaca buku tebal dengan isi tiga sampai empat ratus lembar. Heol.
Tidur dibalik rak buku tampaknya menyenangkan. Yein tersenyum kecil. Kakinya melangkah ringan menuju rak buku diujung perpustakaan. Membayangkan ia tidur dan bermimpi menikah dengan Yoongi, bukankah sangat menyenangkan.
BRUK
"Aaauuu" Yein meringis meraskaan lututnya membentur lantai. Ia rasa kakinya menyandung sesuatu. Bukan, bukan sebuah buku atau kaki rak. Entahlah, tapi yang jelas lututnya berdenyut. Tampaknya kulitnya tergores.
"Kau tak apa-apa?" Suara yang terkesan berat datang dari arah belakangnya. Yein reflek berbalik dalam keadaan masih bertopang pada lutut.
"Kau... tak apa-apakan?" Yein terdiam beberapa saat. Melupakan rasa sakit di lututnya untuk saat ini. Wajah seorang namja di hadapannya mampu membuat bumi seakan berhenti berputar. Ingatkan dirinya untuk bernafas karena tampaknya, sekarang Yein melupakan cara untuk menghirup oksigen.
"Ah... A-aku tak apa-apa"
"Biar ku bantu" Yein kembali terpaku, saat namja dihadapannya itu membantunya berdiri. Lututnya yang tertekuk membuat ia tanpa sadar meringis. Itu perih.
"Lututmu terluka" Yein reflek menunduk. Darah segar menyucur, bukan luka yang perlu di besar-besarkan. Hanya tergores.
"Gomawo Yoon-Yoongi-ssi" YOONGI ITU YOONGI! Astaga baru saja tadi ia berfikir akan menikah bersama Yoongi di mimpinya. Bahkan Tuhan dengan adil mempertemukannya disini. Seketika keinginan untuk tidur raip begitu saja.
"Perlu aku antar ke ruang kesehatan?"
"Ah, tak apa-apa, aku hanya butuh plaster, aku bisa mengambilnya sendiri, lanjutkan saja kegiatanmu" Yein tersenyum semanis-manisnya. Dalam hati berteriak bahagia karena Yoongi adalah namja yang sangat perhatian. Haruskah Yein pura-pura patah tulang atau bagaimana saat ini? Mungkin saja Yoongi akan membopongnya hingga ruang kesehatan.
"Maaf, aku sedang mencari buku tadi, kau tersandung kakiku"
"Tak apa-apa"
"Ada plaster di tas ku"
"Ah, sudah tidak apa-apa, aku bisa mengambilnya sendiri di ruang kesehatan" Yein mengibas-ngibaskan kedua tangannya. Memasang tampang termanis yang ia bisa. Jujur ini pertama kalinya bagi Yein dapat berbicara langsung dengan Yoongi. Selama inikan, dia hanya fans dibalik layar yang tak kunjung memperlihatkan diri.
"Baiklah" lihat betapa coolnya namja ini. Wajahnya benar-benar datar tanpa ekspresi membuat Yein sulit mengetahui isi hatinya. Entah dia benar-benar khawatir dengan lutut Yein atau hanya sebagai ketidak nyamanan karena dia yang menyebabkan Yein terjatuh. Tapi apa pentingnya itu semua? Yein yang dapat menatap Yoongi secara lansung sudah membuatnya bahagia bukan kepalang.
"A-aku pergi dulu, terima kasih, maaf juga sudah menganggu kegiatanmu" Yein membungkuk dan kembali tersenyum.
"Tak masalah" ia lihat Yoongi menggeleng pelan.
***
Yein melangkah bahagia. Entah bagaimana orang-orang melihatnya hari ini karena dirinya yang tak kunjung menurunkan senyum. Bagaimana tidak? Ia sukses membuat skin-ship dengan seorang Min Yoongi. Min Yoongi. Perlu ia ulangi lagi? Yein meloncat-loncat bahagia seraya terus berjalan. Mungkin pemikiran tentang gadis remaja gila sedang menggerayangi orang-orang di sekitarnya. Bodolah, semua orang punya hak untuk berekspresi di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck (Suga BTS fanfiction)
Fanfic[COMPLETED✔] "Mengingat aku jatuh semakin dalam untukmu, tanpa bantuan sedikitpun untuk aku bangkit, aku ingin membencimu" -Jung Yein- "Aku menyukai kebetulan yang kau benci itu" -Min Yoongi- "Saat kau terjatuh, aku selalu ingin membantumu, aku sel...