Part 15

16.2K 1.7K 52
                                    

Yaudah, enggak di tamatin dulu deh kalo gitu...
Tuh, kurang baik apa lagi Kim...
Vote comment dong yank...
😂😂😂😂
Oh iya, baca untrue jangan lupa 😂

***

"Kau... Selalu akan memilih ku kan?" Yein bergumam pelan dengan terus menatap Yoongi. Namja itu diam sejenak hingga sebelumnya memgangguk.

"Tentu"

"Kau menyukaiku?" ini bodoh. Sungguh. Tapi Yein tak menyesal menanyakannya.

"Haruskah kau menanyakannya?" Yoongi malah terkekeh.

"Kalau begitu aku juga menyukaimu" senyum tak tertahankan. Yein tersenyum lebar dengan seburat merah yang menghiasi wajahnya. Kenapa itu malah membuat Yoongi gemas?

Dengan cepat dia meraup wajah gadis mungil itu. Melupakan handuk yang ia genggam dan membuangnya kesembarang arah. Menghapus jarak diantara mereka sebelum Yein protes. Yein kembali menegang ketika bibir itu menyentuh bibirnya. Menyapu seluruh bagian miliknya. Begitu lembut hingga Yein tak bisa melakukan apapun, dia menyukai ini. Dia diam hingga tangan namja itu turun melingkari pinggangnya, menariknya kedalam pelukan dan berakhir menaruh tubuh Yein keatas pangkuannya.

Sampai Yoongi manarik wajahnya menjauh dan menatap Yein. Tatapan membunuh yang selalu ia inginkan.

"Aku mencintaimu, bodoh"

***

Tiga minggu lagi adalah ujian kelulusan. Memang tidak di umumkan secara langsung oleh sekolah. Tapi jelas, siswa kelas akhir mana yang tak menghitung waktu itu akan tiba.

Yein memasukan buku-bukunya dengan lemas. Dia sedikit ragu dengan nilainya nanti. Dia bukan siswa yang pintar. Dia juga tak mungkin harus mengganggu Jimin dengan meminta diajari olehnya.

Setidaknya masih ada waktu tiga minggu dari sekarang.

"Shh... Bukannya belajar, aku malah sibuk merebutkan seorang namja di tahun akhir ku" Yein bergumam kecil seraya beranjak dari duduknya. Jam istirahat tiba dan Yein sudah berjanji dengan Yoongi di cafeteria.

Jimin sendiri sedang sibuk dengan formulir pendaftaran perguruan tingginya. Meminta rekomendasian dari guru sana-sini dan itu membuat Yein iri setengah mati. Anak itu dengan mudahnya sudah menentukan pilihannya.

Sedangkan dia sendiri tak tahu akan melakukan apa dengan otak pas-pasan yang ia miliki.

Sudahlah, masih ada waktu tiga minggu untuk memikirkan itu. Yang jelas sekarang Yein ingin minum. Kakinya secara otomatis melangkah menuju mesin pembelian. Seakan tanpa melihatpun dia tahu akan melangkahkan kakinya bagaimana.

"Hhh..." entah helaan yang keberapa kalinya dihari ini, Yein kembali berjalan menuju salah satu meja kosong di ujung ruangan. Akhir-akhir ini cafeteria memang sepi. Banyak siswa kelas akhir yang memutuskan untuk belajar ke perpustakaan.

Dan seorang Yein sudah bisa tidur hanya dengan menatap buku.

"Sudah lama?" Yein mendanga menatap Yoongi yang datang dengan nafas tersengal-sengal. Dia berlari.

"Tidak, baru saja" Yoongi hanya tersenyum dan berangsur duduk di hadapan Yein. Akhir-akhir ini dia senang sekali tersenyum. Dan Yein menyukainya.

"Dari mana? Sampai lari seperti itu" Yein merunduk mencoba membuka tutup kaleng minumannya. Sialan, dia malah tidak mau terbuka.

"Aku baru selesai mengumpulkan formulir rekomendasi untuk masuk perguran tinggi pada Kang saem" dengan lembut Yoongi meraih kaleng yang ada di tangannya. Membukanya dengan santai dan mengembalikannya kembali pada Yein. Shh... kenapa mudah sekali.

Stuck (Suga BTS fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang