Part 11

16.8K 1.7K 141
                                    

'Saat kau terjatuh, aku selalu ingin membantumu, aku selalu ingin menjadi tangan yang terjulur untukmu'

~Park Jimin

***

"Hhh... Min Yoongi" Yein berdecak sebal dengan mengatur nafas kagetnya. Sedangkan namja di hadapannya tengah menatapinya dengan pandangan datar.

"Kau ketahuan menempelkan itu pada lokerku"

"Bahkan kau sudah ta-"

Bruk

Yein diam dengan degupan jantung yang berada di atas kecepatan normal. Yoongi menjatuhkan kepalanya pada bahu kanan Yein. Yang membuat serentetan kata-katanya terhentikan begitu saja. Bahkan Yein baru sadar jika namja ini menggunakan seragam basketnya.

"Hey, aku kurang tidur karena mu, bertanggung jawablah"

***

Kejadian di atap sekolah kemarin, memaksa Yein untuk bertahan di dalam kelas. Tak ingin bertemu dengan Jimin untuk sekarang. Walaupun bisa saja namja itu berfikiran jika Yein menjauhinya. Terserah, terserah, sesungguhnya ia benar-benar tak ingin mengerti apapun kali ini.

"Jung Yein" kepalanya otomatis menoleh kearah pintu kelas. Seorang gadis berkaca mata yang ia tahu itu Juna, tengah berdiri dengan kacamata yang setia bertengger di hidungnya.

"Ada apa?"

"Kau di suruh Kim saem untuk mengambil buku di gudang sebagai  hukumanmu ketika membolos kemarin"

Astaga. Ia lupa soal dirinya yang membolos kemarin. Kepalanya mengangguk lemah kearah Juna. Gadis tak banyak omong itu langsung berlalu dan meninggalkan dirinya kembali dengan Yoonmi si pendiam di kelas.

"Sesungguhnya, aku sedang sangat malas untuk bergerak sekarang" ia mendengus keras. Seraya melangkahkan kakinya keluar dari meja. Kim saem bisa saja menyuruhnya untuk melakukan hal lebih dari ini.

Koridor ramai dengan siswa yang berkelompok. Menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Jangankan teman-teman, bahkan sekarang Yein tak yakin jika teman satu-satunya itu masih menganggapnya.

"Kau membuatnya semakin runyam" ia mengayunkan kakinya mengibas di udara. Ia merasa amat kelewatan lelah.

Cleck

"Sialan" Ia mengibaskan salah satu tangannya di depan wajah. Debu langsung menguar ketika Yein membuka pintu. Dengan tangan yang lain merogoh ponsel untuk dijadikan sumber cahaya. Walaupun ini siang tapi gudang yang tetutup membuat tak ada cahaya yang dapat masuk kedalamnya.

"Kim saem meminta ku untuk mengambil buku kelas berapa?" Yein menatap lemah tumpukan buku di hadapannya. Juna si kutu buku tidak memberi tahu apapun selain itu.

"Jadi aku harus pergi menuju ruang Kim saem saat in-"

Brak

"YAK!" Yein berlari kearah pintu. Mendadak pintu tertutup dengan sendirinya. Tangannya mencoba memutar knop pintu, dan nilih. Pintu tak bergerak sedikitpun, dan itu tandanya seseorang dengan sengaja menguncinya di ruang gelap ini.

"Seseorang! Ada orang didalam sini! Tolong buka!" Tangannya tak tinggal diam saat mulutnya berteriak. Yein terus mencoba memutar dan menendang pintu. Dan lagi-lagi tidak berhasil. Pintu ini di kunci dari luar.

"Hey! Siapa saja disana!" Yein merosot, terduduk dengan menopang kepalanya di badan pintu. Tenaganya terkuras hanya karena berteriak. Ingin rasanya ia menangis sekarang.

"Jimin" dengan cepat ia mencari nama Jimin di ponselnya. Dan tampaknya ia memang di haruskan untuk menginap di tempat mengerikan ini.

"Y-ya... Kenapa mati" layar ponselnya menghitam dan membuat tempat janaham ini benar-benar gelap. Tanpa ada cahaya sedikitpun untuk Yein menatap sekelilingnya.

Stuck (Suga BTS fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang