Kufikir ini akan tamat...
Tapi tidak kawan...
Ternyata ku ingin lebih...
*apa sih kim*
#bacod***
"Kau selalu tiba-tiba" lututnya melemas. Membuat Yein menghempaskan tubuhnya keatas punggung bangku. Mendadak suhu di dalam mobil meningkat. Yein tak nyaman. Yein ingin pulang, sungguh.
"Yasudah, lain kali aku akan bilang jika aku ingin menciummu" sialan.
"Bukan itu, kau..." Yein mendesah frustasi. Dia tahu jika berbicara dengan namja ini tak ada gunanya. Tapi berbuhung Jung Yein adalah gadis bodoh. Dia selalu melakukan hal yang tak berguna.
"Mau tahu sesuatu?"
"Mm?"
"Aku baru sadar jika aku tak suka kau dekat dengan Jimin"
***
Angin dingin berhembus menerpa kulit. Yein mengeratkan mantel yang ia kenakan. Semakin lama duduk di bangku taman ini tampaknya akan membuat dirinya beku. Hari sudah semakin malam dan sejak pulang sekolah Yein belum menginjakan kakinya di apartement. Ah... sial, dia harus mengambil seragam basahnya terlebih dahulu.
"Ini"
Ia mendanga dan langsung menyambut satu cup hot chocolate dari Yoongi. Ya, alasan Yein untuk tidak pulang adalah namja ini. Dia yang membawa Yein ketaman di cuaca yang dingin ini. Yoongi si gila.
Bruk
Gerakan tiba-tiba dari Yoongi membuat ia terkejut. Dengan bebasnya namja itu bergerak membaringkan tubuhnya pada bangku taman. Dengan paha Yein di bawah kepalanya.
"Ka-kau... hey, menyingkirlah" Yein hanya bisa berkata-kata. Gerakan tangannya tertahan karena adanya cup hot chocolate di sebelah kiri dan sebuah genggaman hangat di kanannya. Jangan tanyakan itu siapa, karena siapa lagi jika bukan Yoongi. Oh, ya, jangan tanyakan juga bagaimana kondisi jantungnya. Jantung biadap itu tengah memberontak untuk keluar.
"Biarkan seperti ini" Yoongi memejamkan matanya, membuat Yein diam. Namja itu begitu damai saat ini. Mata indahnya tertutup, wajahnya terlihat hangat tanpa ada ekspresi dingin. Yein menyukainya ini. Tidak, Yein selalu menyukainya.
"Kita tidak pulang? Aku harus mengambil seragam kotor ku di rumah mu" Ia memutuskan untuk bersandar pada bangku. Mencoba menormalkan detakan jantungnya dengan menyeruput hot chocolate pemberian Yoongi. Manis coklat memecah di atas lidahnya, berbaur dengan hangat didalam sana.
"Ada di mobilku, kau hanya perlu membawanya pulang" Yein bergumam mengiyakan. Bibirnya masih terus-terusan menyesap nikmatnya coklat panas.
"Kalau aku minta sesuatu, kau mau menurutinya?" Meminta? Yein merunduk menatap Yoongi. Namja itu masih saja memejamkan matanya seolah-olah mencoba tidur.
"Mau minta apa?"
"Anggap saja ini imbalan dari aku yang mencuci dan mensetrika bajumu" Yein memutar bola matanya jengah. Ternyata tidak gratis.
"Memangnya apa? Kalau itu aneh-aneh jangan harap aku mau menurutinya" Yein si bodoh masih setia menatap Yoongi yang terpejam. Pria ini tampan. Tampan sekali hingga rasanya kata tampan tidak cukup untuknya.
"Aku memintamu"
A-apa?
Yein diam seribu bahasa. Mendadak tatapan kosong. Apa yang Yoongi ucapkan tadi?
"Aku memintamu, Jung Yein" Yein mengerjap tepat disaat Yoongi membuka matanya. Namja itu juga sedang memandanginya.
"Aku ingin dirimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck (Suga BTS fanfiction)
Fanfiction[COMPLETED✔] "Mengingat aku jatuh semakin dalam untukmu, tanpa bantuan sedikitpun untuk aku bangkit, aku ingin membencimu" -Jung Yein- "Aku menyukai kebetulan yang kau benci itu" -Min Yoongi- "Saat kau terjatuh, aku selalu ingin membantumu, aku sel...