Aku membenamkan diri ke bantal dan menatap langit-langit.
Mengingat-ngingat lagi bagaimana hubunganku dengan Jungkook memburuk.
Bagaimana aku berhenti jadi pacarnya.
Aku masih terobsesi menganalisis hal-hal yang membuat kami sampai di titik itu, karena sebelum di pesta Taehyung sunbae pun hubungan kami sudah sedikit memburuk.
Aku tahu Jungkook bukannya tidak menyayangiku.
Aku tahu dia sayang.
Sedangkan aku, aku sangat sayang padanya sampai hatiku terasa sakit.
Kurasa yang menjadi kendala dalam hubungan kami adalah cara kami berkomunikasi.
Dia terlalu sibuk semenjak masuk klub basket sekolah, walaupun dia masih sering menghubungiku, tapi perhatiannya berkurang dan aku terlalu malas jika aku terus yang memulai untuk menelpon, mengirim pesan atau bahkan mengajak kencan.
Mari kita maju beberapa bulan ke depan dan coba tebak?
Kita sudah jarang sekali berkomunikasi, jika bertemu pun kita malah bertengkar.
Tidak selalu, tapi yang jelas sudah lebih dari batas-batas yang sehat atau apalah itu.
“Mengapa semalam kau tidak datang? Kau tahu, aku menunggumu selama dua jam dibawah langit malam Seoul yang dingin," kataku pada malam sebelum kami putus.
Kami duduk dalam mobil Ferrari milik ayah Jungkook di luar rumah Taehyung sunbae, tapi kami belum masuk.
Seandainya bisa memutar waktu sampai ke malam itu, aku akan memilih untuk tidak pernah masuk.
Sungguh.
Jungkook berpaling dan menatap ke luar jendela pengemudi, lalu ia menatapku lagi dan berkata, “Maaf, aku benar-benar minta maaf. Seharusnya aku selesai latihan jam Sembilan, tapi karena lawan untuk minggu ini berat, latihan diperpanjang satu jam, jadi aku baru pulang ke rumah jam sepuluh malam dan langsung ketiduran.”
Perasaan kecewa dan putus asa berkecamuk dalam hatiku.
“Terserahlah.”
Rupanya tidak, seperti kejadian setelah itu. Bukan, tepatnya bukan kejadian, tapi perbuatanku setelah itu.
Karena aku menyebalkan.
Dan aku memang brengsek.
Dan karena aku sempat minum soju milik ayahku diam-diam. Entah berapa gelas aku minum tapi yang jelas banyak.
Jungkook dan aku masuk ke pesta sendiri-sendiri karena kami masih bertengkar.
Aku akhirnya ke ruang bawah tanah bersama Taehyung sunbae dan cowok-cowok lain sementara Jungkook tetap di lantai atas.
Di ruang bawah tanah kami bercanda dan tertawa. Setalah kami merasa cukup lelah untuk tertawa lagi, Taehyung sunbae bertanya padaku apa kami bisa mengobrol di suatu tempat dan seperti orang tolol aku terhuyung patuh mengikutinya ke kamar adik perempuannya.
Aku sedikit kaget karena sebelumnya Taehyung sunbae dan aku tidak pernah bicara berdua saja. Tapi Taehyung sunbae bagian dari kelompok cowok yang sering mengobrol dengan kami.
Taehyung sunbae itu arogan, tak sopan dan secara garis besar dia brengsek. Karena wajahnya yang nyaris sempurna, ia bersikap brengsek seenaknya.
Di kamar adiknya, Taehyung sunbae menyuruhku duduk di tempat tidur dan berkata bahwa ia butuh nasihat soal Irene unnie, kakak kelas yang akrab denganku dan kadang-kadang jalan dengannya.
Dia menatapku dengan sorot aku-tahu-aku-tampan-dan-ketampananku-akan-kumanfaatkan sambil berkata bahwa Jungkook beruntung sekali bisa berpacaran dengan cewek semanis aku.
Aku mendengus dan berkata, “Ya terserah deh.”
“Kalian sedang ada masalah ya?” Tanya Taehyung sunbae. “Tolong jawab tidak. Kalian tuh pasangan yang serasi sekali.”
“Benar sekali. Makanya sekarang Jungkook di lantai atas, entah sedang apa, sementara aku di bawah sini bersamamu.”
Kenapa aku ada di lantai bawah bersamamu?
Aku bertanya-tanya waktu itu.
Dan siapa yang menutup pintu?
Taehyung sunbae mendesak menanyakan detail dengan sikap sok simpatik namun penuh pesona dan saat aku berkaca-kaca dia mendekat untuk menghiburku.
Aku protes, tapi Taehyung sunbae menekankan bibirnya ke bibirku dan lama-lama aku terbuai, aku menurut ikut hanyut dalam ciumannya.
Aku mengulang-ulang momen itu di kepalaku dan itulah yang paling terasa pedih.
Apa yang ada di otakku waktu itu?
Jungkook dan aku sedang ada masalah, tapi aku masih mencintainya.
Aku mencintainya waktu itu dan aku mencintainya sekarang.
Aku akan selalu mencintainya.
Tapi kemarin, saat ia tidak datang ke Starbuck, ia mengirimkan pesan yang sangat lantang dan jelas bahwa ia tidak mencintaiku lagi.
.
Tbc
"Taehyung sunbae itu arogan, tak sopan dan secara garis besar dia brengsek. Karena wajahnya yang nyaris sempurna, ia bersikap brengsek seenaknya."
Ga tau kenapa, gue malah suka karakter Taehyung disini😍💕
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Over; Jjk [Completed]
Hayran KurguKamu dan Jungkook putus karena kesalahan bodohmu. Kamu menyesal, lalu apakah Jungkook mau menerimamu lagi? Inspired: Love Is Not Over, BTS & The Patron Saint of Pigs, Lauren Myracle