================**=================
Saat ini Jakarta telah memasuki pertengahan tahun 2025. Di jaman ini teknologi sangat canggih sudah merambahi Indonesia. Negara adidaya kedua di dunia setelah United States of America.
Namun, hanya satu sekolah swasta canggihyang tetap mempertahankan budaya tradisional Indonesia dimata Internasional. Batavia High School. Sekolah bertaraf Internasional. Sekolah impian para pelajar diseluruh pelosok Indonesia. Kebanyakaan Baried –sebutan untuk murid Batavia— adalah anak dari para Pejabat penting dan pengusaha-pengusaha besar yang mampu bersekolah di sana dengan fasilitas lengkap dan canggih. Namun, Baried tersebut tetap harus memiliki standar yang telah di tetapkan.
Sedangkan, sisanya adalah Baried yang beruntung lulus test Basel –Batavia Seleksi— yang diikuti ratusan ribupelajar seantero Indonesia. Salah satu kelebihan BHS adalah masing-masing jurusan yang berprestasi dalam 5 besar akan mendapatkan tiket gratis untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Havard, U.S.A tanpa harus menjalani test pada umumnya. Itu semua terjadi karena terjalin kerjasama sejak tahun 2013.
Zano Herbastian, Baried kelas XI IPA. Anak tunggal dari pasangan Adjhie Hendrawan dan Arentha Pramesthia. Dia adalah pewaris harta kekayaan Hendrawan baik di dalam maupun luar negeri sebanyak tujuh puluh lima persen. Dua hotel berbintang tujuh, pabrik coklat, restoran nusantara yang memiliki cabang hampir di setiap negara dunia, serta Langit Airline. Semua itu berpusat pada ‘Hendrawan Interprise’, perusahaan Hendrawan.
Sebuah mobil berwana silver metalik tanpa roda, Riestov, keluaran tahun 2024 melaju dengan mulus dua puluh centi di atas permukaan jalan menuju parkiran.Seorang pemuda berambut coklat pekat, bibir menyeringai sombong dan postur tubuh yang ideal –idaman para Baried perempuan— turun dari mobil dan berjalan dengan gaya –sok— keren dan percaya diri disepanjang koridor.Banyak Baried perempuan yang blushing ketika di goda, terhanyut akan wangi parfumnya dan berteriak histeris ketika Zano menatap mereka.
Sedangkan Baried laki-laki, mereka sibuk dengan obrolan tentang ketenaran Zano yang semakin membuat mereka bermimpi ingin terlahir seperti dia. Dia memang Baried lelaki yang sempurna. Tapi dibalik ketenaran Zano, dia sendiri merasa dirinya tidak sesempurna yang dibayangkan semua Baried. Dia merasa kesepian. Dia juga menyimpan satu rahasia besar yang belum diketahui oleh semua orang termasuk Ayahnya.
Setelah Zano selesai menaruh barang-barangnya ke dalam loker, smartphonenya berbunyi nada panggilan. Dia menjawab lalu wajah sahabat karibnya muncul di layar smartphone.
“Apa lagi, Ren?” tanya Zano malas.
“Ke kantin dunk ! posisi dimana?” tanya Reno balik.
“Aku didepan loker. Lima menit aku sampe sana!” jawab Zano mengakhiri panggilan sembari berjalan menuju kantin.
Setelah melewati koridor panjang, dia menuju kantin yang bersebelahan dengan Gedung serba guna dan Masjid Batavia. Desain kantin sama persis seperti bangunan kuno khas Yunani dengan pilar-pilar besar yang kokoh menyangga atap berbentuk segitiga siku-siku. Tepat dibagian tengah segitiga itubertuliskan ‘Batavia Canteen’. Pintu masuk berdaun dua dari kayu jati dengan ukiran-ukiran abstrak nan indah tertutup rapat. Zano menekan tombol tepat disamping pintu. Ketika pintu terbuka lebar, dia segera melangkah masuk.Tempat seluas dua kali lapangan bola,balkon indoor lantai 2 di sisi kanan dan kiri kantin.
Tentu saja, kantin adalah tempat yang membedakan keberadaan para Baried. Lantai dasar adalah tempat untuk para Baried regular. Mereka beruntung bisa duduk dengan nyaman. Walaupun perbedaan suasana terlihat sangat kontras, antara lantai dasar dengan balkon indoor. Karpet beludru merah gelap dengan corak emasmelapisi lantai dasar. Meja serta bangku kayu jati sepanjang lima belas meter dan sebanyak lima baris tersusun melintang. Sedangkan di balkon indoor yang terbagi dua bagian, kanan dan kiri, dengan dekorasi mewah layaknya restaurant bintang lima serta hiasan karpet bercorak dengan warna dasar biru bercorak emas dengan lampu pualam antik di dindingnya, terkesan sangat mewah. Tepat di tengah-tengah gedung, lampu Kristal bundar berdiameter satu metermenggantung pada langit-langit yang bergambarkan awan putih serta langit biru yang cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are we still Bestfriends?
Teen FictionCopyright to @TyanSatria & @Xiezha, 2013 Dilarang mengopy, menjual, atau mengubah, sebagian atau seluruh isi dari cerita ini tanpa seizin Penulis. Jika para Pembaca menemukan hal yang sama, maka telah terjadi campur tangan pihak ketiga tanpa sepenge...