=========**=========
Zano yang merupakan ketua Smart Club di Batavia memiliki saingan dalam prestasi, baik dalam kelas maupun organisasi yaitu Ramon. Dulu dia adalah sahabat karibnya. Namun karena sebuah provokasi, hubungan mereka menjadi renggang bahkan hampir tidak bertegur sapa.
Rasckia yang merupakan ketua The Populars sekaligus ketua Modeling Club yang memiliki IQ di bawah Zano juga Ramon sedangkan Ashya pun tak kalah pintar dari Rasckia. Hanya karena masih Baried baru, sehingga kecerdasannya belum ada yang memandang.
Hanya mereka berempat yang mendaftar dan menjalani seleksi menjadi perwakilan ‘Modelling and Smarter Tournament’ dari Batavia.
Setelah melewati berbagai ujian pengetahuan dan standar fisik yang sesuai dengan syarat Tournament tersebut, maka terpilihlah Zano dan Ashya sebagai perwakilan dari Batavia. Tidak semulus yang mereka duga untuk melangkah menuju perlombaan spektakuler yang di adakan setiap satu tahun sekali itu. Aula itu menjadi ribut dalam sekejap ketika pengumuman itu terdengar.
“Kenapa harus Baried baru itu yang terpilih? kami tidak setuju!” teriak seorang Baried dari barisan IPA.
“Jangan-jangan dia bermain belakang! LICIK!” hasut Baried IPS serempak yang di sahut dengan sorakan dari jurusan lainnya.
“Saya setuju dengan semua keputusan dewan juri karena Ashya memang layak.” Teriak Vanesh, disahut sorakan semua Baried, “Apa kalian mencoba merusak nama Guvia dengan menebak-nebak adanya main belakang? kenapa kita tidak coba memberi kesempatan untuk membuktikan kalau Baried baru memang pantas mewakili Batavia?” tantang Vanesh yang berdiri sendirian di barisan Bahasa.
“Ini bukan untuk ajang coba-coba! ini untuk membawa nama Batavia! Sudah jelas tahun lalu Zano di pasangkan dengan Rasckia dan hasilnya, trofy itu terpajang diruang prestasi. Kenapa kita harus mencoba yang lain?” balas Dionza yang tak mau kalah membela Rasckia di barisan paling depan dan Vanesh mendengus kemudian duduk kembali.
“CUKUP! keputusan dewan juri tidak dapat di ganggu gugat!” ujar Guvia Dar dengan lantang dan tegas di podium.
“Awas Vanesh! Berani-beraninya lo nantang gue!” gumam Rasckia.
Sedangkan di barisan IPA.
Kenapa harus selalu Zano? apa aku kalah jauh dengannya?. batin Ramon, dia sangat kecewa dengan hasil pengumuman itu.
“Ramon, aku sudah membuktikan ucapanku!” pekik Ashya kegirangan.
“Iya. Selamat ya, Cha? kamu memang pantas mewakili Batavia.” Puji Ramon tesenyum lemah, dia masih tidak percaya dengan keputusan juri yang memilih Zano.
Tiba-tiba Guvia Sos memberi satu pengumuman, di saat seluruh Baried tengah sibuk berbisik-bisik mengenai keputusan dewan juri.
“Attetion, Please! dengan ini kami selaku dewan juri memutuskan untuk menjadikan Ramon dan Rasckia sebagai cadangan mengingat adanya hal-hal yang diluar dugaan. Terima kasih.” lalu para Guvia keluar aula menuju gedung Satvia.
Aula kembali menjadi semakin ramai setelah mendengar pengumuman tadi, namun ditengah keramaian tersebut The Populars berkumpul di barisan IPS, tempat Rasckia, Dionza dan Ayuira.
“Cadangan? tempat yang bagus untuk dijadikan lelucon.” ledek Dionza tertawa renyah.
“Tapi buat gue itu justru kesempatan emas, Di!” tepis Rasckia.
“Apa rencanamu kali ini?” tanya emmalia sambil memilin rambut panjangnya.
“Kita culik saja batu kali itu!” usul Taufiky asal ceplos.
![](https://img.wattpad.com/cover/9373714-288-k821904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Are we still Bestfriends?
Teen FictionCopyright to @TyanSatria & @Xiezha, 2013 Dilarang mengopy, menjual, atau mengubah, sebagian atau seluruh isi dari cerita ini tanpa seizin Penulis. Jika para Pembaca menemukan hal yang sama, maka telah terjadi campur tangan pihak ketiga tanpa sepenge...