===========**===========
Saat jam menunjukkan pukul 20:00 WIB, bergemalah lonceng besar. Malam ini gedung serbaguna di Villa telah disulap seperti suasana bak kerajaan indonesianus karena dipadukan dengan tirai batik coklat dan putih biru juga lantai yang dihiasi dengan karpet merah. Beberapa meja bundar dan kursi yang berbalut kain sutra putih pula menghiasi suasana malam ini. Ditambah dengan sebuah platform yang lengkap dengan piano, microphone dan layar plasma yang menayangkan sorotan seluruh Aula tersebut.
Sesuai dengan tema ‘Princess and Prince’, Rasckia datang mengenakan gaun ‘Snow White’ dan Zano mengenakan ‘pakaian Pangeran’. Mereka datang bersama Vano dan Reno yang mengenakan kostum ‘The Musketers’ serta The Populars yang menggunakan kostum ‘The Elf’ seperti film lord of the ring. Mereka semua membuat seluruh mata para Baried menatap kagum terutama pada Rasckia dan Zano yang sangat serasi berpasangan.
Ramon yang baru datang dengan Ashya dan Vanesh langsung menangkap sosok Rasckia dari kejauhan “Wow, beautiful.” gumamnya spontan
Ashya melihat sekeliling Aula, “Iya, cantik banget ruangannya. Batik-batiknya unik ya, Mon?”
“hei, lihat! ada piano di platform.” ujar Vanesh sembari menunjuk kearah piano, “Aku suka banget main piano.”
“Owh ya? Ramon, Vanesh suka main piano.” namun Ashya mendapati Ramon sedang melamun “Mon? Ramon!” Ashya sembari memukul lengan Ramon.
“Auuch! What?”
“Kamu lagi mikirin apa sih?” Ramon hanya menggeleng.
Malam ini Ashya memakai gaun ‘Cinderella’, Vanesh ‘Sleep Princess’ dan Ramon menggunakan kostum ‘Zorro’. Tak lama kemudian acara dimulai dengan sambutan dari Kesanvia dan Kekovia lalu dilanjutkan dengan pesta dansa. Lantai dansa sudah dipenuhi para Baried yang berpasangan sembari menunggu jam dua belas malam untuk pesta kembang api Tahun Baru. Ashya merasa terbakar cemburu melihat Zano berdansa mesra dengan Rasckia.
“Hari apa ini?!” tanya Ashya emosi.
“Kamu kenapa sih? dari tadi siang aneh banget? ada masalah, Ash?” Vanesh mengernyit penasaran.
Ashya bersedekap, “Gak tau! dadaku rasanya sakit banget.”
“kamu sakit? ya udah, kita ke klinik aja yuk?” ajak vanesh.
Ketika Vanesh dan Ashya beranjak pergi, Ramon pun ikut berdiri tapi segera ditahan oleh sebuah suara dari microphone serta alunan musik pun berhenti.
“Tunggu Ramon!” pekik Ayuira diplatfrom, “Aku mau bilang sesuatu yang penting sama kamu.” se-isi Aula menoleh padanya, “Aku… aku mencintaimu sejak kelas sepuluh, Ramon.”
Terdengar jerit tertahan dan riuh bisikan para Baried.
Ramon mengernyit, “What?”
“Aku mau kamu jadi pacar aku, sebelum ada Baried perempuan lain yang merebutmu dariku.” mata Ayuira mulai meneteskan airmata.
Ramon menggeleng pelan, “I can believe this!” gumamnya lalu berlari keluar Aula dan disusul Ashya.
“Ash!!” teriak Vanesh mengingat Ashya harus ke klinik.
***
Di Villa para Guvia dan staf penting Batavia mengadakan rapat dadakan mengenai acara yang akan berlangsung sampai detik-detik pergantian tahun 2025 menjadi 2026.
Pak Havi memimpin rapat, “Semua Baried sudah di beritahu peraturan disini saat saya memberi sambutan kemarin, tapi biar bagaimanapun saya tidak mau ada hal yang tidak di inginkan terjadi pada saat acara kembang api. Jadi tanggung jawab ini saya serahkan pada Guvia Darmin, Guvia Razali dan Guvia Dedi saat para Baried sudah berada di lapangan Bonivia.” lalu Pak Havi melihat arlojinya, “Ya, baiklah. Sudah pukul Sembilan lebih, sebaiknya kita cepat bergerak.” perintahnya lalu para Guvia dan yang lain mulai meninggalkan ruang rapat. Kemudian nada pesan segera mengelegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are we still Bestfriends?
Dla nastolatkówCopyright to @TyanSatria & @Xiezha, 2013 Dilarang mengopy, menjual, atau mengubah, sebagian atau seluruh isi dari cerita ini tanpa seizin Penulis. Jika para Pembaca menemukan hal yang sama, maka telah terjadi campur tangan pihak ketiga tanpa sepenge...