===============**==============
Tiba saatnya pengumuman pemenang dan seluruh audience didalam Gedung Olgavia mulai tegang akan hasil dari sekolahnya masing-masing kecuali The Populars, sejak Zano dan Ashya turun dari panggung mereka telah pergi meninggalkan bangku audience.
Lalu MC berteriak menyebutkan nama Batavia High School sebagai juara tahun ini sekaligus mencatat rekor baru sebagai pemenang empat kali berturut- turut. Sorak-sorai ramai makin menggelegar dalam gedung yang tentunya oleh suara para Baried.
“Oh My Dear! Kita menang!” spontan Ashya memeluk Zano yang berdiri di sampingnya. Zano hanya bisa terpaku sambil menelan ludahnya.
Setelah MC mengumumkan juara pertama hingga ketiga dilanjutkan pemberian trofy sekaligus medali emas, perak dan perunggu. Kemudian di isi dengan hiburan yang telah di siapkan oleh Osis Batavia.
Jam delapan malam Batavia High School mulai sepi, walau masih ada beberapa yang belum mau beranjak pergi. Hari ini hari sabtu, berarti tiket kereta bawah tanah sedikit lebih mahal walaupun beroperasi sampai jam sebelas malam. Ashya bingung sekaligus cemas, bagaimana dia bisa pulang. Sedangkan uangnya hanya cukup untuk naik kereta bawah tanah di hari-hari biasa.
Sebuah Riestov tiba-tiba berhenti didepan Ashya, perlahan kaca mobilnya turun hingga menampakkan wajah Zano dan Rasckia.
“Hai, mau naik apa? Lo mau bareng kita gak?” ajak Rasckia, namun saat Ashya membuka mulutnya, “Jangan mimpi ya! Heh, batu kali, jangan bilang lo menangin Turnamen itu sama Zano, artinya lo bisa dapatin Zano pacar gue! He’s mine, BITCH!” amarah Rasckia meluap.
“Rasckia, cukup. Udah selesai kan?” Zano menghentikan Rasckia.
“Belum, Beyb!” sekarang Rasckia turun dari Riestov, “Lo berani sama gue, hah?!” bentaknya sembari mendorong pundak Ashya.
“Kenapa mesti takut, gak ada untungnya buat aku!” tepis Ashya.
“LO—“ tangan Rasckia mengudara. Dia siap menampar Ashya, tiba-tiba ada seseorang menarik Ashya sedikit menjauh.
“Jaga tangan lo ya! Jangan main tampar orang sembarangan!” bentak Ramon kalap, “Dengar Rasckia, jangan pernah lo coba-coba sakiti dia! Gue bisa jamin kalau dia gak bakalan deketin pacar busuk lo itu!” Ramon menyeringai sinis menatap Zano lalu kembali ke Rasckia, “Kalian emang pasangan yang serasi.”
“Cukup! Rasckia, ayo kita pulang!” teriak Zano dari dalam mobil dengan wajah kesal sekaligus kecewa.
Ramon menarik Ashya ke mobilnya yang terparkir di belakang Riestov Zano lalu melaju dengan cepat meninggalkan halaman depan Batavia. Begitu juga Rasckia yang telah masuk ke dalam mobil.
“Beyb, tadi kamu bilang cuma mau nyapa dan ingetin dia! Tapi kenapa kamu malah ingin menamparnya?” Zano melembut, “Kamu salah paham Beyb, aku bukan type lelaki yang mudah jatuh cinta. Ashya bukan type-ku. Sampai detik ini, cuma kamu yang ada di hatiku.” Lalu Raskia memeluk lengan Zano.
“Maaf ya, Beyb. Aku khilaf tadi.”
“Kelakuan kamu sekarang makin liar, aku kecewa sama kamu.” Zano segera mengendarai Riestov, mengantar Rasckia ke rumahnya.
***
Mobil Nillac Fort hitam telah terparkir di depan rumah Ashya, namun mereka masih sibuk berdebat.
“Mon, Aku cuma temenan sama dia, gak lebih.”
Ramon menghela nafas, “Iya, aku tahu, tapi ada baiknya kamu gak deket-deket sama dia.”
“Mon! Udah deh, aku kan udah bilang, aku ingin banyak teman!”
“Cha, dia itu orang jahat! Gue gak mau lo deket-deket sama dia, paham?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Are we still Bestfriends?
Teen FictionCopyright to @TyanSatria & @Xiezha, 2013 Dilarang mengopy, menjual, atau mengubah, sebagian atau seluruh isi dari cerita ini tanpa seizin Penulis. Jika para Pembaca menemukan hal yang sama, maka telah terjadi campur tangan pihak ketiga tanpa sepenge...