4.

84 11 2
                                    

Setelah wajahku bersih, aku berniat kembali ke kelas.
Namun langkahku terhenti karena mendengar suara orang berbicara.

"Aku gak bisaa Dim,aku pulang sama Abi hari ini"

Heii itu suara kak Anggun. Dia ngomong sama siapa tuh di telpon.

"Yaudah iya,besok aku pulang sama kamu. Iyaa.. dahh sayang"

"Kak Anggun? " panggilku

"Ehh, Vio. Udah dibersihin mukanya?" tanya nya perhatian.

"Mmm,udah kak. Kak aku lupa jalan balik ke kelas" ucapku sambil tersenyum malu.

"Ohh,yaudah yuk. Aku juga mau balik kekelas"

Kamipun berjalan menuju kelas.
Sampai dikelas.

Kriiiiiingggggg

Bel tanda istirahat berbunyi.
Wiihh,lama juga ya aku di toilet.

"Nanan udahh di bersihin mukanya? Coba sini abang liat" tanya abangku begitu aku masuk kelas

"Ehh,udah kok bang. Tadi udah di kasih facial foam sama kak Biyyu" jawabku sambil melihat ke arah kak Biyyu.

"Yaaaaampun, Vio maafin gue yaa. Gue gatau kalo lo adeknya Cakra" suara kak Lala mengalihkan pandanganku.

"Ehmm,iya kak gapapa" jawabku takut takut.

"Yuukk, gue bersihin lagi muka lo. Sayaang bawain tas aku ya,ketaman"

Heii di merintah bang Saka, dan bang Saka nurut gitu ajaa?..
Ckckckck.

***

"Duh Vio sekali lagi maaf yaa, gue beneran gak tau kalo lo adeknya si cakra. Dia gapernah ngasih tau sih" ucap kak Lala sambil melirik bang Saka yang sedang memainkan gadget milik kak Lala.

"Iya kak gapapa,tadi Nana juga yg salah,ga merhatiin kak Lala" jawabku

Aku, kak Lala dan bang Saka sedang berada di taman sekolah.
Kak Lala ngebershin wajahku dengan...aishh aku gatau namanya apa.
Yang pastii airr,rada dingin gitu.
Udah nya, dia makein aku bedak tipis sama apaa ihh namanya aku gak tau. Pokonya makenya di bibir, lalu bibirku jadi berkilau dan rada berminyak gitu.

"Daahhh, selesaiii. Yeeaay" teriaknya senang.

"Sayaaang, adek kamu udah cantik lagi tuhh" ucapnya ke bang Saka.

Pandangan bang Saka beralih ke arahku, lalu dia menaruh ponsel kak Lala dan memperkenalkan aku dengan kak Lala.

"Nana, ini namanya Lala. Dia pacar abang yang sekarang. Nah Lala, ini Nana adik aku" ucap bang Saka

"Jadi gue manggil lo apa nih. Nana atau vio?" tanya kak Lala.

"Vio aja kak. Kalo Nana itu panggilan untuk orang orang deket aku aja" jawabku.

"Ehhh,gak bisaa. Mulai sekarang lo juga adek gue ,jadi gue manggil lo Nana juga" jawabnya sambil mengangguk anggukan kepala.

"Kamu ini, tadi aja marahin nana" protes bang saka

"Ihh Cakra mah gitu, kan tadi aku gak tau kalo Nana adek kamu" ucap kak Lala sambil mencebikan bibirnya lucu.

Aku dan bang Saka langsung terkekeh melihat tingkah kak Lala

***

Aku sedang berjalan keliling sekolah. Ditemani bang Saka dan kak Lala. Wajahku sudah cantik berkat kak Lala.

Tiba-tiba seorang pria menghampiri kami. Ralat,dia menghampiri abangku.

"Cakra lo di panggil pak Jaka diruang musik" ucap pria yang menghampiri bang Saka tadi

"Oh oke. Makasih kiii" kata abangku berterima kasih.

"Nanaa, abang pergi sebentar yaa,ada urusan. Nana keliling sekolahnya bareng kak Lala aja yaa" kata bang Saka sambil mengusap kepalaku.

"Siap bang" ucapku sambil hormat tegak.

"Yaudah abang pergi dulu yaa, dahhh"

"Cakraa..." panggil kak Lala.

Bang Saka berbalik,dan menatap kak Lala dengan pandangan 'apa'.

"Ihh Cakra mahh" rengek kak Lala sambil menggerakkan badannya ke kanan dan kiri.

"Kenapaa sihh Laa, ini aku lagi dipanggil pak Jaka loh. Kamu mau apaa? tanya bang Saka gemes gaa sabaran.

"Bodo ah, Cakra mah gituu. Udahh yuk Na" ucap kak Lala melengos pergi.

"Dasar aneh" cibir abangku.

****

Di sepanjang koridor, kak Lala terus-terusan ngedumel.

"Dasar Cakra gak peka"
"Dasar buyan"
"Dasar idiot"
"Cakra nyebelin"

Yaaa,kira kira semacam itulah.
Karna,jujur saja aku terganggu, lalu kutanya dia.

"Kak Lala kenapa siiih?"

"Cakra itu nyebelin loh. Masa cuma lo doang yangg kepalanya diusap, guenya masa enggak" jawabnya sambil mencebikan bibirny,lucu.

"Uluuhh uluuh, kaya gituu ajaa ngedumel kak Lala ini,kaya anak keciil" jawabku cekikikan.

"Ahh Nana mah ngeledekin" rengeknya.

Aku tertawa. Heii kak Lala ini menggemaskan sekali.

"Lala,lo di panggil bu Ismi di ruang OSIS"
Tiba-tiba seorang gadis datang menghampiri kami,lebih tepatnya kak Lala.

"Loh,ada apa yaa?. Kok tumben bu Ismi manggil gue" tanya kak Lala yang akupun gak tau itu pertanyaan ditujukan kesiapa.

"Gatau,gue sih cuma nyampein aja. Gue duluan yaa La" ucap gadis itu sambil berlalu.

"Yuk, Naa ikut gue bentar ke ruang OSIS. Abis itu kita lanjut keliling lagi" ajak kak Lala.

"Ehh,enggak deh kak. Nana sendiri aja keliling nya"

"Bener gamau ikut? Sebentar aja kok naa" tanya kak Lala lagi.

"Iyaa kaak, beneraan" jawabku meyakinkan.

"Yaudahh,nantii kalo ada apa apa kabarin ya Naa. Dahhh" kak Lala melenggang pergi.

***

"Pulang nyaa lewatt manaa inii"
"Aaahh lupaa jalan yg manaa" ucapku sendiri.

Tadi aku berkeliling sendirian.
Berusaha ngapalin koridor yg sudah aku lalui, tapi tetep aja lupa.
Dan sekarang aku berada di koridor sepi, hanya ada satu ruangan. Ruangan itu bertuliskan 'Ruang Seni'

Akuu tersadar satu hal.
Degh
Degh
Degh

Apa ini ruangan seni yg sering bang Saka ceritain buat nakut-nakutin aku?
Ini ruangan seni yg katanya angker itu?
Berarti aku sedang berada di koridor kramat (kata bang Saka)

Kreekkk.

"Astagfirullah" ucapku kaget.

"Allahuakbar" ucap seseorang tak kalah kaget.

"Lohh,kak Biyyu ngapain disini?" tanyaku setelah memastikan bahwa didepan ku ini adalah kak Abiyyu, bukan hantu.

"Lo yg ngapain disini?" tanya nya heran.

"Enggak tau ih. Orang tadi nana mah cuma keliling keliling. Gataunya malah nyasar kesini. Pas mau balik kekelas malah lupa jalan nya" jelasku

"Yaudah ayo gua anter kekelas. Tapi kantin bentar ya, gua aus" ucapnya sambil berjalan.

"Tapi jam istirahat kan udah dari tadi, pasti sebentar lagi bel masuk" ucapku sambil mencoba berjalan sejajar dengannya.

"Sebentar ajaa" jawabnya santai.

"Iyaudahh dehh".Akupun pasrah.

Laviona & AbiyyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang