9.

87 11 1
                                    

"Haii Ly, maaf ya Kakak baru sempet dateng. Akhir-akhir ini kakak sibuk banget" ujar kak Lala sambil menyeka air matanya.

Aku, Bang Saka dan Kak Lala sedang berada di samping makam dengan batu nisan bertuliskan Lyra Anindya.
Iya, kita sekarang ada di pemakaman, tempat adik Kak Lala dimakamkan.

"Ly, kali ini Kakak dateng bertiga, bukan berdua lagi kaya sebelumnya"
Kak Lala terkekeh sebentar sambil menyeka air matanya yang terus mengalir.
"Ini ada Nana, dia diknya Cakra" ucap kak Lala melihatku

"Emm, hai Lyra?".
Suaraku terdengar ragu.

"Aku Nana. Adiknya Bang Saka, eh adik Kak Lala juga deng" ucapku menoleh kesamping, melihat Kak Lala yang sedang menangis di pelukan Bang Saka.

"Lyra, Kak Lalanya buat aku aja ya?. Aku gak punya kakak perempuan. Kak Lala baik banget sama aku, aku sayang deh sama Kak Lala. Kamu gak papa kan kalo Kak Lala juga sayang sama aku?. Nanti aku yang bakal nemenin setiap Kak Lala kesini"

Tiba-tiba Kak Lala memelukku dari samping, dan menangis sampai bahunya bergetar.
"Tenang Lyra, aku cuma gantiin posisi kamu sebagai adik untuk Kak Lala. Bukan ngegantiin posisi kamu di hati Kak Lala" ujarku yang terus mengusap punggung kak Lala.

Kak Lala memelukku erat.
"Makasih yaa Na" ucap Kak Lala di sela sela tangisnya

"Nana sayang Kak Lala" ucapku sambil membalas pelukannya.

"Udah yukk, udah mendung tuh".Suara Bang Saka mengalihkan acara tangis menangisku dan Kak Lala.

Aku mendongakkan kepalaku ke atas, ternyataa langit mulai mendung.

"Mampir kerumah dulu yaa na" ajak Kak Lala dengan suara paraunya, dan aku hanya mengangguk lalu terseyum kearahnya.

"Lyra, Kakak pulang dulu ya" pamit Kak Lala sambil mengusap batu nisan Lyra.
Aku melakukan hal yang sama dengan Kak Lala.
"Nana juga pulang dulu ya Lyra, dahhh".

Aku dan kak Lala berjalan mendahului Bang Saka.
Saat aku sudah beberapa langkah di depan Bang Saka, aku mendengar Bang Saka bersuara pelan "Tenang disana yaa Lili".

***

Aku dan Bang Saka sudah berada dihalaman rumah Kak Lala.

"Masuk yuk Na" ajak Kak Lala begitu turun dari mobil Bang Saka.

"Masa nana doang yang diajak masuk" rengek Bang Saka seperti anak kecil.

Aku dan Kak Lala hanya terkekeh melihat tingkah Bang Saka.

"Sayang, masuk yuk" ajak Kak Lala dengan suara lembutnya yang masih sedikit parau.

"Nah gitu dong" ucap Bang Saka.
Dengan santainya dia melewatiku dan Kak Lala.

"Amiiiiiii"
Bang Saka teriak seperti dirumah sendiri.
"Assalamualaikum,Amiiiii"
"Anakmu yang tampan dataaangg"

Aku hanya terbengong melihat kelakuan abangku.
Dan kulirik Kak Lala, dia hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Abang sering begitu, Kak?" tanyaku

"Padahal ini baru ke tiga kalinya Cakra main ke rumah aku. Dia udah akrab banget sama mama dan papaku" jawab Kak Lala sambil tertawa kecil.

"YaAllah, Abang malu-maluin amat" gumam ku

Tiba-tiba seorang wanita cantik berumur sekitar 37 tahun keluar dari dalam rumah.

"Cakra yaa, kamu tuh kebiasaan kalo kesini pasti teriak-teriak. Gaenak sama tetangga" ucap wanita cantik itu sambil menjewer telinga Bang Saka.

"Aduhh Mii sakiit" ucap Bang Saka sambil melepaskan telinganya dari jeweran wanita cantik itu.

Laviona & AbiyyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang