11.

72 6 0
                                    

Setelah acara berfoto-ria tadi, aku langsung bergegas mencari letak mading.

"Permisi Kak. Mading di mana ya?" tanyaku pada kakak kelas yang lewat.

"Disana tuh" tunjuknya ke arah koridor yang dipenuhi murid berseragam sama denganku.

"Makasih ya, Kak" kataku berterimakasih yang dibalas dengan senyuman.

Aku berjalan ke arah yang ditunjuk kakak tadi, sendirian.
Tadinya sih Kak Lala sama Bang Saka mau nemenin, cuma aku tolak.
Karna aku juga kan mau hapal tentang segala macam yang ada di sekolah baruku ini.

"Aduh rame banget ya" gumamku melihat padatnya orang-orang di depan mading.

"Woi Vio".
Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku.

"Geby" seruku.
Dia hanya cengar-cengir gak jelas.

"Ihh kita udah lama gak ketemu yaa" kataku

"Cuma sehari" ucapnya sambil tangannya membentuk angka satu.

Aku terkekeh,
"Iyaa tapi lama pokonya. Kan temen aku cuma kamu".

"Gue-elo,Vio. Jangan aku-kamu.Lo tuh jangan terlalu menye-menye gitu deh" gerutu Gaby

"Udahh kebiasaan loh Gabyy" jawabku sambil tertawa.
Dan dia hanya bergumam gak jelas.

"Ehh liat daftar nama yuk" ajakku yang dibalas anggukan oleh Gaby.

"Mudah-mudahan kita sekelas deh" ucap Gaby.

Aku dan Gaby mulai memasuki kerumunan murid yang memadati mading,
"Ehh misi dong misi"
"Woii ga usah modus lo"
"Aih gilaa ngegrepe-grepe lu ya" suara Gaby yang sangat memekakkan telinga.

"Astaga Gaby suara kamu tuh gak bisa di pelanin dikit apa" ucapku sambil menutup telinga dengan sebelah tangan karena tanganku yang satunya lagi digenggam erat dengan Gaby

"Ihh kalo gak gini, kita gak bisa liat nama kita. Lagian emang lo mau dipegang pegang?. Ini nih pasti cowok-cowok kurang ajar lagi pada cari kesempatan" ucap Gaby yang membuatku melebarkan mata.

"Kamu tuh ngomongnya sembarangan aja" kataku,
"Aduhh pengap banget, aku susah nafas nih. Aku keluar aja deh, tolong cariin nama aku ya Gab" lanjutku sambil melepaskan genggaman tangan Gaby

"Yaudah, pelan-pelan lo keluarnya" ucapnya memperingati.

Aku mulai keluar menerobos kerumunan ini, terdorong ke sana-sini.
Akhirnya setelah berhasil keluar dari kerumunan, aku langsung menepi ke pinggir agar tidak terdorong-dorong lagi.

Pandanganku jatuh di belokan ujung koridor.
Itu Kak Angggun dan Kak Biyyu, mereka sepertinya sedang membicarakan hal yang serius.

"Kita sekelas yeaay"

Tiba-tiba Gaby sudah berada di sampingku, akupun menoleh ke arahnya "Ahh, iyaa"

"Yuk" ajaknya sambil menarik tanganku

Aku mengikuti langkahnya, "Mau kemana geh?" tanyaku sambil terus berjalan.

"Kantin, gue laper" jawabnya sambil tersenyum menunjukkan gigi kelinci miliknya.

Aku dan Gaby berjalan beriringan menuju kantin.
Disepanjang perjalanan banyak orang-orang yang menyapa Gaby, tak jarang yang menyapanya adalah kakak kelas namun hanya dibalas senyum oleh Gaby.

"Kamu kenal mereka yang tadi manggil kamu?" tanyaku saat sampai di depan pintu kantin.

Mataku mulai menjelajahi isi kantin yang sedang ramai untuk mencari tempat duduk.

Laviona & AbiyyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang