12.

74 6 0
                                    


"Ayok pulang" kata Kak Biyyu berjalan mendahuluiku menuju parkiran.

***

Saat sudah masuk ke dalam mobil, rasa perih kembali menyerang pipiku.
Hal itu membuatku reflek memegang pipiku lagi.
Kak Biyyu yang tersadar oleh gerakanku langsung menoleh

"Pipi lo kenapa?" tanya nya mencoba menyentuh pipiku

Aku langsung menghindar, "Gak papa. Jalan aja Kak".

Dia menurunkan tanganku yang berada di pipi, lalu perlahan memandangku lebih dekat,
"Astaga, lo ditampar siapa?" katanya terkejut.

Aku hanya menunduk takut tanpa berani menjawab.

"Na, jawab gua" ucapnya tajam

"Ditampar temen" cicitku nyaris tak terdengar.

"Nanaa, liat gua kalo ngomong" ucapnya lebih lembut

Aku mengangkat kepalaku perlahan, dan mataku langsung bertemu dengan mata hitam yang tengah menatapku lembut

"Nana tadi misahin Gaby berantem, terus malah Nana yang kena tampar" jawabku dengan air mata yang entah sejak kapan mengalir.

"Kok lo nangis, sakit banget yaa?" tanya nya mengusap pipiku

"Sakiiittt" tangisku pecah

"Ehh jangan nangis, ntar disangka gua ngapa-ngapain lo. Udah diem yaa, sekarang kita kerumah gua ngobatin luka lo" ucapnya sambil menghidupkan mesin mobil.

Tangisku berhenti, lalu ku beranikan diri untuk memutar tubuhku menghadap Kak Biyyu

"Kenapa gak ke rumah Nana aja?" tanyaku dengan suara sumbang

"Nanti orang rumah lo ngiranya lo nangis karna gua" ucapnya menoleh ke arahku, lalu tertegun.

Aku sampai harus menyentuh tangan Kak Biyyu untuk menyadarkannya, "Kak?"

"Ahh. Ehh iya kita ke rumah gua aja" jawabnya gelagapan.

Lalu keadaan kembali hening, sampai mobil Kak Biyyu masuk kedalam garasi rumah besar yang didominasi warna putih dan emas yang menambah kesan mewah.

"Yuk turun" ucapnya lalu membuka pintu mobil.

Akupun turun, mengikutinya.
Rumahnya sangat mewah dan indah. Ada taman berukuran sedang yang penuh dengan bunga warna warni menambah kesan asri. Aku sampai terbengong-bengong melihatnya.
"Nana, sini" panggil Kak Biyyu yang sudah berada di depan pintu

"Ahh. Ehh iya Kak" jawabku tersenyum malu karna ketahuan mengagumi keindahan rumahnya.

Saat aku sudah sampai di hadapan Kak Biyyu, pintu besar di hadapanku terbuka dan menampilkan sosok perempuan tua bertubuh gemuk yang sedang tersenyum ramah.

"Udah pulang, Den?" tanya nya ramah

"Udah Mbok" jawab Kak Biyyu

"Ehh ini siapa, cantik banget" ucapnya dengan logat Jawa yang kental.

"Vio, Bu" jawabku sambil mencium tangan wanita tersebut.

"Haduuh, panggilnya mbok aja" katanya

"Ehh iyaa, Mbok" ucapku

Lalu aku mengikuti Kak Biyyu yang berjalan masuk ke dalam.

"Bunda mana Mbok?" tanya nya saat sudah duduk di sofa

"Lagi keluar sama Non Meca. Mbok bikin minum dulu ya" ujar mbok berlalu ke dapur

"Lo di sini dulu, gua mau ganti baju" ucap Kak Biyyu lalu berjalan menuju tangga.

Laviona & AbiyyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang