Hari ini Jungsoo izin untuk tidak masuk kerja. Kepalanya masih sedikit pusing belum lagi rasa malasnya. Jadi ia memutuskan untuk istirahat saja dirumah. Bosan Juga, ia berkali-kali mengganti chanel tv tapi tetap saja tidak ada acara yang bagus.
"hyung kau sudah baikan?"
Jungsoo sedikit terkejut dengan kehadiran Donghae yang tiba-tiba. Ia lihat jam memang sudah menunjukan pukul 2 siang.
"kau sudah makan?"
tanyanya lagi jungsoo masih terdiam. Donghae tidak mempersoalkan itu bukankah dirinya sudah terbiasa dengan sikapnya.?
"sebentar ne aku ganti baju dulu baru ku buatkan makan."
Donghae beralih ke Kamarnya. Jungsoo sempat meliriknya yang hanya sebentar tapi ia bisa lihat wajahnya yang sedikit pucat. Dalam hitungan menit Donghae sudah mengganti seragamnya dengan kaos putih polos dan jelana jeans pendek. Ia langsung segera ke dapur memasak untuk makan siang mereka. Diam-diam Jungsoo memperhatikan Donghae dari belakang. Sesekali ia melihat Donghae terdiam menunduk sambil memijit kepalanya. Jungsoo merasa kasihan. Apa sekarang Donghae yang sakit?
"gwaenchana?"
seru Jungsoo yang sudah dibelakang Donghae persis membuatnya sedikit terkejut.
"Eoh ne nan gwaenchana. Ada apa hyung?"
Jungsoo langsung meletakan punggung tangannya dikening Donghae yang terasa panas. Donghae sedikit terkejut dengan sikap Jungsoo.
"hari ini kau tidak usah masak. Kau demam." Donghae memiringkan kepalanya melihat Jungsoo sedikit aneh. Jungsoo yang aneh atau memang Donghae sedang mengigau karna kepalanya terasa pusing. Jungsoo yang mendapat tatapan aneh dari Donghae menyembunyikan wajah dengan menunduk. Jungsoo juga tidak sadar akan mengatakannya begitu saja. Jungsoo menarik lengan Donghae perlahan menuntunya ke kamar. Donghae tersenyum kecil mendapat perlakuan yang beda dari biasanya ini. Sungguh ini adalah hal terindah dalam beberapa tahun terakhir. Setelah makan bubur sisaan tadi pagi Donghae meminum obat yang juga ia minum tadi pagi. Setelah itu Donghae membaringkan tubuhnya.
"apa kau sakit gara-gara merawatku semalam?" tanya jungsoo.
Donghae bingung harus berkata apa. Donghae tidak mau kehilangan moment indah ini jika dia salah bicara.
"jangan diulangi lagi."
Sambung Jungsoo. Setelah merapikan selimutnya Jungsoo keluar dari kamarnya bermaksud untuk memberi waktu Donghae untuk istirahat. Donghae cukup tersenyum puas. Setidaknya Jongsoo tidak mendiamkannya.
.
.
.
Hari ini siwon membawa beberapa lembar tiket pesawat. Ia hempaskan begitu saja dimeja milik Donghae yang kebetulan mereka bertiga sedang kerubungi."Ini tiket apa?" Tanya Hyukjae.
"Tiket pesat ke Pulau Jeju."
"Kenapa kau membawanya? Cepat kembalikan appamu pasti mencarinya."
Donghae merapikan kembali tiket yang berserakan itu dan ia berikan kembali pada siwon.
"Appa ku sudah tidak membutuhkannya hae. Maksudku membawanya aku ingin mengajak kalian ke pulau Jeju."
"MWOO.??"
Mereka terkejut dengan ucapan Siwon yang terlihat sangat memudahkan segalanya. Seperti ini halnya. Mengajak mereka ke pulau Jeju dengan tiket yang sudah ada didepan matanya. Siapa yang tidak enak mendengarnya.
"Astaga siwon kau tidak perlu melakukan ini. Lakukan lebih seperti sekalian sewa villanya."
Gurau Donghae. Seketika mereka tertawa kecil siwon kira dia akan menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Brother
FanficIa tak pernah mengeluh bagaimana sikap dan perilaku yang ia dapatkan dari seorang hyung yang selama ini ia sayang. Ia hanya mencoba berusaha mengubah kenyataan menjadi lebih baik