Part 16 (Can I get happines?")

1.3K 86 5
                                    

Sunhae menyiapkan sarapan lebih pagi ini. Sunhae menyempatkan diri untuk membuat sarapan meski hanya nasi goreng. Tak terasa masakannya sudah hampir matang. Saat ingin meletekannya dimeja makan ia melihat Sungmin yang mematung sedang menatapnya.

"Eoh Sungmin-ah? Kau sudah bangun? Apa kau lapar?"

Sungmin tersadar akan lamunannya. Tadinya Sungmin hanya mencari kamar mandi tapi saat mendengar suara dari dapur Sungmin menyempatkan diri melihatnya. Pemandangan yang sudah lama ia tak lihat. Tiba-tiba Sungmin merindukan sang umma yang dulu juga selalu membuatkan sarapan untuknya dan Young Go.

"duduklah disini min-ah. Apa kau mau mandi dulu?"

Sungmin masih memperhatikan bagaimana Sunhae memasak. Ia enggan menjawab semua pertanyaan Sunhae. Entah kenapa dirinya masih ingin melihat Sunhae. Hingga Sunhae menatap Sungmin dengan senyumannya.

"sebaiknya kau mandi dulu ne. Kau bisa pakai baju Jungsoo atau tidak pakai baju Donghae."

Sunhae meletakan handuk dipundak Sungmin. Ia pun tersadar dari lamunan panjangnya. Ia sendiri terlihat sangat malu.

"te-terima kasih."

Sungmin melangkah menuju kamar mandi sebelum Sunhae melihat wajahnya yang memerah.

Setelah berpakaian Sungmin turun menuju meja makan. Disana sudah ada sang appa, sunhae ajhumma, Jungsoo hyung dan juga Donghae. Sungmin menurunkan anak tangga dengan sedikit ragu.

"hyuuung kajja kita makan bersama.!!"

Teriak Donghae dari bawah sana. Hah anak itu kenapa terlihat baik-baik saja padahal semalam ia hampir saja mati. Tapi lebih baik melihatnya seperti ini. Sungmin menuruni tangga dan mengambil meja dekat dengan Donghae.

"min-ah kau harus makan ini."

Sunhae memberikan piring yang penuh nasi goreng.

"makanlah. Buatan ummaku yang terenak." Tambah Jungsoo.

Sungmin melirik Donghae yang lahap menyantap makanannya. Terlihat sangat rakus memang. Sungmin mulai memakan sarapannya dan ternyata benar kata Jungsoo hyung. Ini enak. Sangat enak. Bahkan lebih enak dari buatannya.

"Donghae-ah gwaenchana?"

"Ne min hyung, neo??"

"nado. Apa luka itu masih sakit?"

"Aniyo. Nan gwaenchana."

Young Go tersenyum kecil melihat keduanya kembali akur. Apa Sungmin sudah bisa menerima keadaan Donghae? Tapi jika ia melihat kearah Jungsoo ia nampaknya sedikit tidak suka. Wajahnya sangat datar seperti tidak mau tahu. Mungkin Jungsoo masih kecewa dengan keadaannya.

Hari sabtu bukanlah hari libur bagi Jungsoo. Ia harus kerja sebagai pengganti hari-harinya yang ia sudah boloskan. Young Go melihat Sungmin bersama Donghae duduk bersama di teras depan dengan pemandangan pekarangan bunga yang cukup besar. Ditengah pekarangan itu ada sebuah air mancur yang cantik. Dari atas sana Young Go bisa melihat keindahan pekarangan bunga Sunhae. Dia memang pecinta bunga tidak pernah berubah dari dulu.

"sedang apa kau disini?"

"Sunhae-ya.."

Sunhae membawa dua cangkir teh hangat. Hanya sekedar penghangat karna dari balkon dimana mereka berdiri angin sangat kencang hingga dingin menusuk tubuh.

"ku kira Donghae tidak akan pernah hidup."

Ujarnya. Sunhae hanya terdiam sambil sesekali meminum teh hangatnya.

"kenapa kau membiarkannya hidup? Apa alasanmu? Bukankah kau sangat mencintai Haejoo?"

Hampir saja Sunhae tersedak dengan pertanyaan Young Go. Ia terlihat malu dan tak disangka pipinya mengeluarkan warna merah merona.

Beloved BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang