Prolog

17.6K 896 177
                                    

Cahaya matahari memaksa masuk ke kamarku melewati kaca jendela di samping tempat tidur. Aku terbangun dari tidurku akibat suara klakson mobil yang sangat nyaring dari sebelah rumah. Aku membuka kedua mata dan bangkit untuk duduk dengan keadaan kaki bersila di atas kasur, berusaha untuk mengumpulkan kembali semua nyawaku lalu melihat ke arah jam dinding yang tergantung di dinding depan. Pukul tujuh pagi.

"Ya ampun! Joshua!" Aku menepuk pelan dahiku lalu langsung beranjak dari kasur dan berlari keluar dari kamar.

Hari ini, sahabatku dari kecil, akan pindah ke Surabaya. Aku sangat sedih tentunya, dan menangis setiap malam setelah mengetahui bahwa ia akan pindah. Aku tidak pernah terpisah dengannya. Setiap hari kami bermain bersama, bercerita, dan bahkan bersekolah di sekolah yang sama, walaupun ia lebih tua satu tahun dariku.

Aku segera berlari menuruni tangga dan tidak menemukan siapapun di bawah. Tentu saja, ini masih pukul 7 pagi, apalagi ini hari Minggu, pasti semuanya masih tertidur pulas. Aku segera berlari ke lemari di sebelah kamar mandi dan mengambil kunci rumah. Setelah meraih kunci tersebut, aku segera berlari kecil menuju pintu depan. Aku membuka pintu tersebut dengan disambut mentari pagi yang menyilaukan mata. Pupil mataku segera beradaptasi dan aku mulai melihat ke arah rumah di sebelahku. Tampaklah keluarga tetanggaku sedang membawa tas-tas dari dalam rumahnya menuju sebuah mobil Grand Max berwarna silver.

"Joshua!" Aku berteriak dan berlari menghampiri seorang laki-laki yang sedang mengucek-ngucek mata dengan muka bantalnya. Ia pasti baru bangun tidur.

Begitu sampai di depannya, ia tersenyum dan aku langsung memeluknya dengan erat. Aku tidak ingin dia pindah, aku ingin dia selalu bersamaku.

"Hei Lala," bisiknya di telingaku dan aku langsung menarik tubuhku dan tersenyum.

"Kamu harus banget ya pindah sekarang?"

"Hehehe. Ya pastilah La, semuanya udah siap, ga mungkin tiba-tiba papa sama mama aku ngebatalin untuk pindah rumah sekarang kan?"

"Tapi aku ga mau kamu pergi ninggalin aku. Siapa nanti yang bakal jadi temenku main dan cerita kalau bukan kamu? Aku ga mau kesepian, Josh."

"Tenang aja La, kamu ga akan kesepian kok, kan masih banyak teman di sekolah. Lagian, aku pasti akan ngabarin kamu terus kok dan kita ga akan hilang kontak." Ia tersenyum lalu memelukku. Aku membalas pelukannya.

"Pagi Kayla." Aku segera melepas pelukan Joshua dan sedikit mendongak.

"Pagi tante." Aku tersenyum dan sedikit menggeser bola mataku melihat seseorang di sebelahnya, "Pagi om."

"Kamu baik-baik ya Kay, kita bakal kangen banget sama kamu. Kamu itu udah seperti anak kedua tante." Ibu Joshua berjalan menghampiriku dan memelukku. Aku membalas pelukannya dan beberapa detik kemudian, aku melepas pelukan tersebut dan beralih ke ayah Joshua. Aku menghampirinya dan memeluknya dengan erat. Aku lalu melepas pelukan tersebut dan berjalan mundur beberapa langkah.

"Ya udah, om sama tante naik dulu ya ke mobil. Sampai jumpa, Kayla." Kedua orang tua Joshua lalu mencium pipiku secara bergantian dan segera masuk ke dalam mobil.

"Yaudah La, aku juga masuk ya ke mobil. Sampai jumpa Kayla." Joshua lalu pergi meninggalkanku namun aku menarik tangannya dan mendekapnya dalam pelukanku.

"Kamu janji ya ga akan ngelupain aku apa pun yang terjadi." Aku melepas pelukanku dan menyodorkan jari kelingkingku tepat di depan mukanya.

"Iya La, aku janji." Ia lalu melingkarkan jari kelingkingnya di jari kelingkingku lalu mengecup pipiku dengan cepat. Setelah itu, ia langsung berjalan dan memasuki mobilnya.

"Bye Lala. I'll miss you." Kepala Joshua terlihat keluar dari jendela mobilnya dan melambaikan tangan ke arahku, sambil mobilnya terus berjalan. "Inget ya La! Ga boleh sampe ada orang lain yang manggil kamu 'Lala' selain aku!" teriak Joshua sambil terus menjauh. Aku hanya tersenyum dan melambaikan tanganku sampai akhirnya mobil tersebut hilang dari pandanganku.

----------------------------------

a/n : Hai! Thanks udah baca:) Maafkan diriku jikalau ada typo. Please kindly vote and comment for this very first chapter. Thankss!:D
(Published : 19 July 2016)

Broken EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang