Part 28

1.9K 118 9
                                    

Tak terasa, telah 3 bulan Kayla menghabiskan satu per tiga dari 24 jam setiap harinya di sekolah Northover. Hari-harinya masih tetap sama, tidak banyak yang berubah.

Pertama, Alex dengan kegokilan dan lawakannya yang selalu berhasil membuat siapapun tertawa lepas. Kedua, persahabatannya dengan Laura dan Juju nampak semakin erat. Mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama, misalnya dengan pergi ke mall setiap hari sabtu, hitung-hitung malam minggu para jomblo. Ketiga, persahabatannya dengan Joshua tetap seperti biasa, adem-adem ayem saja.

Keempat, Kayla menjadi semakin dekat dengan Raymond, mengingat Ray yang selalu mengontak Kayla, tanpa absen setiap harinya. Ditambah lagi dengan Ray yang juga beberapa kali datang ke rumah Kayla, yang notabenenya ingin bermain dengan Alex, tapi ujung-ujungnya bercanda ria dengan Kayla, bahkan biasa juga dengan membawa makanan kesukaan Kayla, contohnya martabak.

Dan terakhir, selain Raymond, Kayla juga semakin dekat dengan Dave, sang murid bandel di Sekolah Northover, namun selalu berubah 180 derajat apabila bersama Kayla. Dave sering sekali menawari Kayla untuk belajar bersamanya, dan tentunya diterima dengan antusias oleh Kayla, mengingat dirinya yang juga mengalami sedikit kesusahan di beberapa subjek pelajaran.

Dilihat dari kaca mata orang lain, hidup Kayla bagaikan hidup terbaik yang mungkin pernah diharapkan oleh orang-orang selama ini. Dikelilingi dengan teman-teman yang baik serta gokil, orang tua yang selalu menyisihkan waktunya untuk keluarga, dan tentunya kakak laki-laki yang humoris namun perhatian.

Namun, hidup Kayla tak semulus yang terlihat. Ia masih sering mendapatkan ancaman dari Caroline, bahkan tidak segan-segan dikerjai secara fisik. Contohnya adalah kejadian minggu lalu, dimana Kayla yang tiba-tiba saja diguyur oleh air bekas pel sepulang sekolah, tanpa angin, dan tanpa hujan. Kayla benar-benar tidak habis pikir, Caorline tidak pernah merasa puas dan selalu saja mencari masalah dengannya.

Kayla sudah lebih bisa mengendalikan emosinya, dan menerima apa pun yang Caroline lakukan padanya. Biarlah Tuhan yang membalas perbuatan jahat Caroline, dan Kayla tidak ingin membalasnya, tidak berniat menambah dosa. Dan yang terpenting, dia tidak ingin mendapat hukuman dari guru lagi.

Cukup sudah, sekali saja ia dihukum membersihkan lapangan basket sekolah yang jumlahnya ada dua. Kayla sudah kapok dan tidak ingin hal tersebut terulang kembali. Walaupun sudah dibantu Dave dan Caroline, tetapi tetap saja, aktivitas tersebut masih sangat menguras tenaga, mengingat banyaknya daun-daun yang berserakan, ditambah lagi dengan angin yang tidak henti-hentinya bertiup, menerbangkan kembali semua daun-daun yang telah mereka kumpulkan sebelumnya.

Apabila Caroline tidak terhitung, maka kehidupan Kayla sudah nampak sempurna, tentunya. Tetapi, kesempurnaan itu tidak berlangsung lama.

Suatu hari, Kayla terbangun dengan perasaan yang tidak karuan, sekujur tubuhnya telah dibasahi oleh keringat dingin. Ia bermimpi buruk. Dalam mimpinya, semua kesenangan Kayla mendadak runtuh dan hilang satu per satu, tergantikan dengan kehidupan penuh siksaan batin, air mata, dan pengorbanan yang tak berujung.

Kayla tidak tahu apa arti dari mimpinya tersebut, namun ia berharap itu hanyalah sebuah bunga tidur, yang menemani tidurnya. Kayla mencoba untuk berpikir positif, mungkin saja Tuhan menginginkan dirinya untuk mensyukuri kehidupannya sekarang ini, tanpa mengeluh dan bersungut-sungut.

Kayla mengusap wajahnya pelan dan berusaha menghilangkan bayang-bayang mimpi buruk yang menghantuinya tersebut. Ia mendongak dan mendapati jarum jam yang masih menunjukkan pukul lima subuh.

Merasa tidak akan dapat tidur dengan tenang lagi, Kayla akhirnya memutuskan untuk beranjak dari ranjang dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia menampung air yang mengalir dari keran dengan kedua tangannya, lalu membasuh wajahnya asal. Dingin, itu lah yang Kayla rasakan, merasuk ke bagian terdalam dirinya, melalui kulitnya yang bersentuhan langsung dengan air keran.

Broken EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang