Part 3

6.1K 542 136
                                    

Di mulmed : Neels Visser as Joshua dan Lucky Blue Smith as Raymond.

Happy reading^^

-------------------------------------

Joshua sedang menikmati minuman yang baru saja ia pesan dengan sebuah sedotan ketika ia melihat 2 orang anak, yang ia duga masih duduk di bangku SD 1, saling kejar-kejaran di luar kafe. Kejadian tersebut lantas membuatnya teringat dengan masa lalunya yang indah dan tidak akan pernah terlupakan.

*Flashback on*

"Kamu curang!"

"Ga, aku ga curang. Bweeekk." Joshua menjulurkan lidahnya ke arah seorang gadis kecil yang telah menemani hari-harinya akhir-akhir ini.

"Ih Joshua! Curang sama bohong itu termasuk dosa tau!"

"Biarin! Sini kejar aku lagi. Payah kamu, ga bisa nangkep aku."

"Ya kamunya sih curang!" Gadis itu menunjukkan wajah cemberutnya, sangat manis dan lucu.

"Dasar jelek! Kejar aku siniii."

Gadis kecil itu kemudian mengejar Joshua dengan wajah merahnya karena marah. Joshua berlari dengan kecepatan tertinggi yang bisa ia capai saat itu. Gadis itu memang menyeramkan jika sedang marah. Joshua berlari terus menerus dengan gadis kecil itu yang juga ikut berlari di belakangnya dengan terus menggerutu dan meneriaki Joshua.

Joshua hanya terus berlari dan tidak peduli dengan teriakan gadis kecil itu, sampai akhirnya ia tidak mendengar suara teriakan yang melengking dari gadis itu lagi, melainkan suara tangisan.

Sentak, Joshua bingung dan cemas. Ia langsung memutar badannya, dan menemukan gadis kecil yang sedari tadi mengejarnya sedang terduduk, mengeluarkan air mata sambil mengelus-elus lututnya. Joshua segera menghampirinya dan berlutut di hadapan gadis itu. Lututnya ternyata terluka karena jatuh sehabis tersandung tali sepatunya.

"Sakit Josh", ucap gadis kecil itu di sela-sela tangisannya.

"Iya aku tau kok. Aku bantu ya, kita pulang. Aku obatin." Joshua kemudian membantu gadis kecil itu berdiri dan mengalungkan tangan gadis itu ke lehernya, memapah gadis itu untuk pulang ke rumah.

*Flashback off*

"Oi! Ngapain lu melamun aja sendirian, senyum-senyum sendiri lagi. Serem tau ga!" Panggilan seseorang tersebut membuyarkan lamunan Joshua dan membuatnya kembali ke dunia nyata. Joshua mendongak dan mendapati sahabatnya sejak kelas 3 SMP sedang duduk di hadapannya dengan ekspresi bingung.

"Gue ga melamun. Ngapain lu disini?"

"Bohong! Ketahuan banget lu tadi ngelamun. Mikirin apa sih? Mikirin gue ya?" tanyanya sambil menaik-turunkan kedua alisnya yang tebal. "Gue suntuk aja di rumah, jadi ke sini. Mungkin kita emang jodoh Josh, makanya kita dipertemukan disini."

Joshua yang mendengarnya merasa jijik dan akhirnya menampar pelan pipi kanan sahabatnya itu. "Enak aja, ngapain banget gue mikirin lu. Udah bosen kali gue ngeliat muka lu yang itu-itu aja."

"Ya emang gue bisa ngerubah muka gue gitu? Biar lu ga bosen lagi liet gue? Emang lu kira gue power ranger? Yang bisa berubah? Muka gue emang udah begini gabisa diganti. Mikir dong Josh, mikir! Mana mungkin gue bisa kayak gitu." Sahabat Joshua itu mengatakan hal tersebut sambil menggunakan jari telunjuknya, menunjuk ke arah pelipis kanannya. Joshua hanya terkekeh pelan mendengar dan melihat tingkah sahabatnya yang satu itu.

"Ya, kali aja bisa, Ray. Ga ada yang ga mungkin kalau ada Tuhan."

"Banyak ngomong lu Josh!" Joshua terkekeh dan melirik ke arah jam tangan digital berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah sore.

"Ya udah ,Ray. Gue pulang dulu ya, udah sore nih."

"Cepet amat lu? Mau ngapain? Baru juga gue duduk, belum pesen apa-apa malah."

"Gapapa, udah bosen aja disini, dan sebenarnya gue udah lumayan lama disini, lu aja yang baru dateng."

"Oh yaudah. Hati-hati ya nanti di jalan dibegal abang-abang genit."

Joshua kemudian berdiri dan mendorong kursinya ke belakang. Ia menoyor kepala Raymond dulu sebelum benar-benar berjalan meninggalkan tempat itu.

"Heh! Kurang ajar lu jerapah!" gerutu Raymond sambil mengelus-ngelus kepalanya. Joshua terkekeh pelan mendengar panggilan unik dari sahabatnya itu karena memang tubuhnya yang jangkung. Sejurus kemudian, Joshua akhirnya berjalan ke luar kafe sambil melambaikan tangannya di udara. Ia kemudian pergi ke arah tempat parkir dan setelah itu segera menaiki motornya pulang ke rumah.

***

"Kaylaa!!! Turun sini mom mau minta tolong!" Baru saja Kayla merebahkan badannya di atas kasur sehabis membereskan kamarnya, suara teriakan ibunya telah menggelegar hingga ke kupingnya.

"Iya mom! Sabar!" Dengan malas dan langkah gontai, Kayla pun berjalan keluar kamar.

"Huft! Kebiasaan deh mom, ganggu waktu istirahat orang," pikir Kayla sambil menuruni tangga menuju dapur tempat ibunya sedang memotong sesuatu berwarna jingga, wortel. Ia kemudian berjalan mendekati ibunya.

"Kenapa mom? Padahal tadi aku baru mau istirahat. Eh, mom manggil aku turun."

"Oh, sorry Kay. Mom mau minta tolong sama kamu. Tolong ambilin handphone mom di mobil dong, tadi ketinggalan, mom males ngambil."

"Ya ampun mom, kirain bantuin apaan, kebiasaan deh."

"Udah sana gausah banyak komplen, mom sibuk, mau masak."

"Iya iyaa..."

Kayla pun pasrah dan berjalan menghampiri pintu depan rumahnya dengan malas, langsung menuju mobil Honda Jazz merah yang terparkir di tepi jalan depan rumahnya. Ia ingin segera kembali ke kamar dan beristirahat, letih setelah membereskan kamar.

Kayla membuka pintu mobil, dan masuk ke area kursi pengemudi. Ia duduk disana dan berusaha mencari ponsel ibunya.

"Mom simpen hapenya di mana sih, males banget deh nyarinya." keluhnya. Setelah itu, Kayla pun mulai mencari-cari ponsel ibunya di dalam mobil.

Di sisi lain, Joshua yang baru saja mengerem motornya di depan gerbang rumahnya dan melihat ke arah mobil Honda Jazz merah yang tidak ia kenali terparkir beberapa meter di depannya. Ia melihat sepasang kaki terjulur keluar dari dalam mobil tersebut. "Oh, ternyata gue udah punya tetangga baru sekarang," ujarnya pelan sambil mengendikkan bahunya, tidak peduli. Ia kemudian turun dari motornya dan membuka gerbang lalu masuk ke rumahnya.

Kayla yang sedang kesulitan mencari ponsel ibunya hanya bisa menghela napas. "Hapenya mana sih. Masa iya ditelen sama mobil?" keluhnya. Kemudian ia membuka laci di depan stir pengemudi, dan nampaklah sebuah benda persegi panjang berwarna putih yang sedari tadi ia cari. Ia mengambilnya dan segera turun dari mobil.

Baru saja ia menapakkan kaki kanannya dengan sempurna ke jalanan aspal di bawah mobil, sesuatu menangkap perhatiannya. Ia melihat ke arah rumah tetangganya dan menemukan seorang remaja laki-laki yang sedang membuka pintu rumah depannya dan masuk ke dalam rumah. Kayla memandangi laki-laki tersebut dengan fokus karena rasa penasaran yang menyelimuti dirinya. Ketika laki-laki itu menutup pintu rumahnya, Kayla bisa melihat mukanya sekilas dan membuat Kayla tersontak kaget, tidak percaya dengan apa yang baru saja menarik perhatiannya itu.

Kayla melihat seseorang yang selama ini ada di pikirannya.

Kayla melihat seseorang yang selama ini ia rindukan.

Kayla melihat seseorang yang selama ini membuatnya bertahan dengan status 'single'nya walaupun banyak yang menyatakan cinta padanya.

"Joshua?"

----------------------------

a/n :
Hai Hai! Thank you guys for reading this part.

Penasaran ga sama lanjutannya? Tunggu besok yaaa;)

Dimohon vommentsnya ya ihiy :D Kritik dan saran juga sangat diterima dengan senang hati. Maaf kalau ada typo.
Published : 23 July 2016

Broken EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang