tet teet...
Jam pelajaran berakhir, namun gue masih ada jadwal ekstrakulikuler Paskibra yang udah lama Gue ikuti.
Senior didalam ekskul ini sadisnya bukan main. Gue sering nangis ketika cerita ke Mama mengenai pegal-pegal diseluruh tubuh Gue.
Dan hari ini adalah hari seleksi untuk menghadapi Latihan Gabungan serentak se-kota Tangerang. Dan sialnya lagi, penyeleksiannya meliputi test fisik."Gua bakalan mati dah nih kayaknya Sa" degus Gue pada Alisa saat sedang dijemur dibawah terik matahari
"Gua juga Ca, Gua minta maap ya kalo ada salah" candanya
Gue tertawa geli ketika mendengar ucapan Alisa. Belum selesai tawa Gue, tiba-tiba seorang laki-laki berdada tegap dan berkepala botak berdiri didepan Gue. Menatap tajam sambil bertolak pinggang.
Anjir, ke-gep Gue!
"Cepat memisahkan diri disamping kanan barisan!"
"CEPAT!!" Ucapnya sangat keras didepan wajah Gue.Gue bergegas balik kanan dan memisahkan diri dari barisan teman-teman.
"Kenapa ketawa-ketawa?" Tanyanya
"Itu tadi kan..."
"Berani ngebantah ya kamu!"
"Udah tau saya nyuruh sikap parade, kenapa malah cengengesan. Bodoh kamu!" Ucapnya kasar
"Puterin lapangan 2 kali. Sekarang!" Perintahnya"Siap Bang." Jawab Gue
Gue lari dan tiba-tiba Gue disabet sama handuk kecilnya.
"Siapa yang nyuruh lari? Hah!"
"Saya nyuruh kamu jalan jongkok, bukan lari. Dasar tukiyem!!" Teriak nyaTeman-teman yang sedang berbaris terlihat menahan tawa ketika mendengar Gue dipanggil dengan sebutan "Tukiyem".
"Apa cengengesan!" Bentak Mba Aini, senior lain yang berada diujung lapangan.
Lapangan berukuran 3x4 meter ini harus Gue puterin dua kali dengan berjalan jongkok. Dan ini bukan masuk dalam list seleksi, tapi hukuman. Argh..
"Cepetan, lelet bangetsih!" Bentaknya tepat di belakang daun telinga Gue
Gue percepat langkah demi langkah yang udah sempoyongan karna betis Gue udah bener-bener kaku. Sakit.
Gue berdiri tegap tepat didepan nya. Sesekali Gue lihat matanya. Sangat tajam, seperti kucing yang ingin menikam kecoa kecil yang gak bisa berbuat apa-apa seperti Gue.
Nafas Gue masih terengah-engah. Lelaki yang beda satu angkata dari Gue ini memakai name tag bertuliskan Anggara Saputra / PASKIBRAKA KOTA TANGERANG 2015.
Dia senior terkeji disekolah ini. Walaupun hanya mengibarkan bendera ditingkat Kota, namun dialah yang menarik sangsaka merah putih hingga sampai keujung tiang. Keren.Sikap nya berbeda 360 derajat ketika sudah masuk lapangan. Dia berubah menjadi manusia tidak berprikemanusiaan saat sudah berdiri didepan para junior seperti Gue ini.
Tapi saat berada diluar lapangan, dia baik, murah senyum. Aneh.Adzan ashar menyelamatkan Gue dari celotehan yang sudah siap dilontarkan para senior. Sholat adalah waktu terbaik ketika hati penuh dengan dongkol karna lelah dicaci dan dimaki. Air wudhu yang membasahi wajah ketika sehabis dijemur dibawah panasnya matahari memang akan mengakibatkan wajah kami makin hitam. Tapi ini adem. Hehe
Setelah sholat Gue buka layar handphone, tertara nama Josua disana.
Josua Keisterian Tambolon: "Kamu lagi ngapain?"
11 minutes ego.
Senyum Gue mengembang ketika melihatnya. Seketika lelah latihan hari ini luntur.
Caca: "Lagi paskib, nanti aku kabarin lagi.""Hitungan ke 10 harus sudah baris seperti semula!" Perintah seseorang melalui speaker ditengah lapangan. Gue masih dimasjid menunggu balasan pesan dari Josua.
"Satu!" Ucapnya
"Dua!" Ucapnya lagi, argh..
YOU ARE READING
My life, my problem.
Teen FictionProblem dalam suatu hubungan memang wajar saja terjadi. Perdebatan, orang ketiga, bosan dan cemburu adalah hal biasa yang kerap dilewati dua sejoli yang terikat janji untuk saling bersama. Namun bagaimana jika problem nya karna perbedaan yang suda...