Josua Kristerian Tambolon: "Gue mau jujur, tapi jangan marah."
Mata Gue menyipit saat membaca pesan dari Josua. Tidak biasanya dia membuka topik pembicaraan seperti ini.
Caca: "Apa?"
Josua Kristerian Tambolon: "Udah 2 hari Gue chat sama adik kelas Gue."
Caca: "Terus-terus?"
Josua Kristerian Tambolon: "Dia bilang dia suka sama Gua. Sumpah Gue nggak ngeladenin sama sekali."
Senyum sinis Gue mengembang ketika pesan itu Gue baca,
"Kalo nggak ngeladenin kenapa bisa bertahan chatan 2 hari lamanya coba. Hahaha" Kesal Gue sendirian dikamar
Caca: "Iya-iya selaw"
Josua Kristerian Tambolon: "Maaf ca, jangan marah."
Caca: "Apaansih, engga marah. Santai aja."
Josua Kristerian Tambolon: "Gua sama aja udah selingkuh Ca, maaf"
Caca: "Iya nggak papa"
Josua Kristerian Tambolon: "Jangan gitu Ca, Gua tau lu marah kan?"
Josua Kristerian Tambolon: "Ca, maaf. Gue langsung DC kontaknya. Gue takut dia sengaja ngejebak Gue"
Caca: "Iya Jo, santai aja sih."
Josua Kristerian Tambolon: "Gue takut kehilangan lo Ca, sumpah Gue selalu deg-degan kalo lagi chatingan sama dia. Gua inget lu terus."
Caca: "Iya-iya. Yaudahlah."
Ternyata benar, Josua memang tidak pernah merasa cukup dengan adanya Gue. Gue nggak pernah cukup untuk dia. Haha sedih ya..Tiga hari kemudian kami bertemu.
Josua menceritakan semuanya pada Gue. Namun Gue hanya bisa acting like nothing.
Gue memang orang paling fake didunia ini. Saat Gue benar-benar marah, hanya senyum saja yang Gue tampakkan dihadapan Josua. Mimik wajahnya terlihat panik saat sedang menceritakan perihal wanita yang menyukai nya itu.
Gue berusaha meyakinkan nya bahwa Gue benar-benar 'Tidak apa-apa'. Walau pada kenyataannya, Gue 'Kenapa-napa'.Saat layar lebar didepan kami sudah menayangkan adegan demi adegan, serta lampu bioskop yang sudah dimatikan. Josua menggenggam erat tangan Gue, seolah-olah meyakinkan bahwa Ia sangat takut kehilangan Gue.
Pundaknya menjadi senderan paling nyaman saat itu. Gue ingin menghentikan waktu agar bisa terus seperti ini selamanya.
Suhu ruangan yang sangat dingin tidak lagi terasa saat Josua terus meenggenggam jari jemari Gue.Ingin rasanya mengatakan "Don't let me go, Jo" namun lidah Gue nggak pernah bisa menyusun kata demi kata itu dan memilih untuk diam hingga tak terasa lampu bioskop sudah menyala.
Gue masih bingun tentang semua ini. Terkadang Josua terlihat sangat mencintai Gue, namun terkadang sikapnya membuat Gue menyimpulkan hal-hal buruk tentang nya.
Argh..."Jo, jangan pernah bohong. Awal mula dari perselingkuhan adalah kebohongan. Kamu boleh bersikap dingin seperti dulu, kamu boleh sibuk dengan duniamu tanpa memperdulikan aku, kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau. Tapi tolong jangan pernah bohong. Aku takut itu.
Aku sudah terlanjur menaruh kepercayaan, tapi kamu menghancurkan kepercayaan ku itu. Jika boleh jujur aku kecewa, aku sedih. Kamu terlalu menganggap enteng semua kesalahanmu. Salahku juga yang selalu memaafkanmu. Aku sayang kamu Jo, percayalah sampai detik ini aku masih memiliki rasa yang belum berkurang sedikitpun..." Ucap gue dalam hati sambil terus menggenggam erat tangan Josua.-------------------
Caca cemen ya ternyata. Wkwk
Maaf pendek, Next part bakal lebih panjang lagi deh. Hehe
YOU ARE READING
My life, my problem.
Teen FictionProblem dalam suatu hubungan memang wajar saja terjadi. Perdebatan, orang ketiga, bosan dan cemburu adalah hal biasa yang kerap dilewati dua sejoli yang terikat janji untuk saling bersama. Namun bagaimana jika problem nya karna perbedaan yang suda...