THROWBACK
"Maksud nya apa?" Tanya Gue sambil menunjukkan sebuah foto dilayar handphone yang sedang Gue genggamDia terdiam. Matanya berputar kekiri dan kekanan seolah mencari alasan untuk menyangkal semuanya.
Pantas saja, sudah sekitar semunggu ini Dia jarang ngasih kabar."Jawab, sayang." Ucap Gue lagi dengan senyuman serta tatapan yang masih belum berpindah dari matanya
Gue yakin, jantungnya berdetak kencang saat ini.
"Itu cuma iseng. Sumpah." Jawab nya.
Gue genggam tangan nya
"Aku udah tau semuanya kok. Lain kali, kalo bosen bilang ya, jangan ngilang dan nyari yang lain kayak gini." Ketus Gue dengan senyum yang masih mengembang sedari tadi."Maaf Ca, Aku ngaku salah. Please jangan...."
"Aku maafin kok."
"Ca please jangan..."
"Lain kali kalo bosen bilang ya, jangan kayak gini."
"Kalo aku ngomong kayak gitu, aku takut ngecewain kamu."
"Bukan nya selingkuh itu lebih mengecewakan ya?"
Dia terdiam mematung. Wajahnya sangat panik seperti sedang berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa.
Matanya berputar, mencari alasan untuk membela diri. Kasihan."Kamu udah jadi sumber bahagia ku selama ini. Makasih ya." Ketus Gue
Dia masih terdiam. Mungkin bingung, kenapa Gue justru malah menunjukkan senyum manis tanpa adanya kekecewaan sedikitpun.
Gue letakan handphone yang layarnya menampilkan sebuah foto percakapan dua orang yang isinya balas-membalas emoticon pink berbentuk hati."Kita..... Udahan aja ya."
"Ca, aku nggak mau." Ucapnya cepat
"Aku nggak bisa maksain orang buat sayang sama aku. Aku nggak bisa bertahan pada orang yang hatinya udah bukan buat aku lagi." Ucap Gue lirih.
"Maaf Ca..."
"Iya Gua maafin, Ji." Jawab Gue singkat sambil melepas genggaman tangannya, kemudia beranjak pergi meninggalkan nya yang masih duduk mematung dimeja bernomor 09 itu.
Sejak saat itu hubungan Gue dengan Aji semakin memburuk. Siapa yang tidak sakit hati diduakan saat sedang sayang-sayang nya?
Tidak ada yang tahu perihal ini. Bahkan Alisa dan Annisa pun tidak pernah Gue ceritakan, karna jika mereka tahu, Aji pasti akan habis oleh ocehan mereka saat itu.Gue selalu bilang jika hubungan kami selesai karna saling merasa bosan. Itu Gue lakukan hanya untuk menutupi betapa menyedihkan dan betapa jahat nya Aji. Gue cuma nggak mau Aji menjadi sosok yang buruk dimata para wanita diluar sana karna telah berbuat seperti itu kepada Gue, wanita yang paling mencintainya.
Semoga Aji masih mengingat kesalahan nya dulu. Dan semoga hanya Gue satu-satu nya wanita yang telah disakitinya. Semoga tidak ada Caca-lainnya diluaran sana.
'Ingat ya Ji, ibumu itu seorang wanita juga.'
****
Pukul : 22.43
"Udah malem, udah ya.""Yah, yaudah deh" ucap lelaki disebrang sana dengan suara berat khas nya
"Lanjut chating aja"
"Oke" Jawabnya singkat, lalu sambungan telpon terputus begitu saja.
Sekitar dua menit kemudian Josua mengirimi pesan yang memberitahukan bahwa dia mengantuk dan ingin tidur. Gue iya-kan dan segera menaruh benda kotak tipis ini diatas meja.
Gue siapkan beberapa barang yang akan Gue perlukan untuk menghadapi perlombaan Wall Magazine 3D esok hari. Tanpa sadar jam sudah menunjukan pukul 01.12.
Cling....
Anggara Saputra: "Happy born day, anak kecil bandel."Oh my gosh! Ini adalah hari lahir Gue. Gue pikir masih dua hari lagi.
Caca: "Astajim, untung lu ingetin bang. Haha makasih yaa"
Anggara Saputra: "Bikin wish yang bagus sana. Jangan lupa besok latihan."
Caca: "Siap. Makasih ya..."Gue buka pesan terakhir yang dikirimkan Josua, isinya adalah ucapan Goodnight. Mungkin dia lupa.
No prob.Hingga matahari terbenam pun, Josua masih belum membahas hari kelahiran Gue ini. Argh..
Cling...
Andre: "Hbd Caca marica he he!"
Cling...
Andre: "Cepet putih ya, cepet langsing. Longlast sama Josua kristina perri. Wkwk"
Cling...
Andre: "nggak telat kan ngucapinnya?"
Cling...
Andre: "sengaja baru ngucapin, supaya bisa jadi yang terakhir dihidup kamu. Asik."
Empat pesan dari Andre, partner in class Gue ini emang sedikit gila. HahaCaca: "Makasih ndre:) doa nya bagus banget tuh. Aamiin deh. Wkwk"
Handphone Gue terus-menerus bergetar diatas meja, tertera nama Josua Kristerian Tambolon dilayar home screen nya.
"Hallo?"
"Hallo." Jawab singkat laki-laki bersuara serak disebrang sana
"Ada apa?"
"Engga apa-apa. Hehe"
"Nggak jelas"
"Besok jogging yuk."
"Besok minggu, lu gereja kan?"
"Iya sih, tapi gampang deh"
"Ibadah aja. Jogging nya bisa next time kalo hari libur"
"Ah parah"
"Ih kok parah sih?"
"Padahal Gua udah susah payah nyari cara biar bisa ketemu, biar bisa maen gitu. Ah parah. Kecewa."
"Dih alay." Jawab Gue singkat sambil tertawa geli
"Ah seriusan Gua, mau engga?"
Gue tetep menjawab 'Engga' karna hari minggu adalah harinya bersama keluarga dan Tuhannya.
Sebenarnya bukan hanya itu saja, Gue sudah terlanjur berjanji akan bertemu dengan seseorang besok siang. Namun karna Josua terus membujuk dan Gue pun sedang rindu. Akhirnya, kalimat 'Iya deh iya, besok Jogging.' Itu terucap, lalu sekian detik kemudian telpon terputus.

ESTÁS LEYENDO
My life, my problem.
Novela JuvenilProblem dalam suatu hubungan memang wajar saja terjadi. Perdebatan, orang ketiga, bosan dan cemburu adalah hal biasa yang kerap dilewati dua sejoli yang terikat janji untuk saling bersama. Namun bagaimana jika problem nya karna perbedaan yang suda...