Awal yang baru

44 2 2
                                    

Gue buka Line dan mencari kontak seseorang kemudian Gue mulai menekan abjad demi abjad dilayar keyword.

Caca: "Jo besok SKHUN keluar ya"

1menit, 15 menit, 30 menit bahkan sampai langit sore menghitam Gue menunggu replay darinya, Namun nihil.
Mungkin dia belum pulang sekolah.

Josua melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta didaerah Tangerang. Setau Gue sekolah itu sangat disiplin dan penuh dengan hukuman fisik. Josua pun pernah cerita bahwa dia mengikuti ekstra kulikuler yang dipioritaskan disekolahnya. Tak heran jika Josua sangat minim waktu untuk sekedar membuka handphone nya.

Cling...

Pukul 22.30 ada pesan Line yang masuk. Pasti Josua.
Dan, salah.
Tertera nama Aji Andrian Wijaksono di notice home screen Gue.

"Sial. Kenapa harus Aji sih." Kesal Gue

Aji Andrian Wijaksono: "Caa"
Caca: "Kenapa Ji?"
Aji Andrian Wijaksono: "Besok Gua jemput ya"
Caca: "Gausah Ji, Gue bisa naik angkot"
Aji Andrian Wijaksono: "Sama Gue aja, jam 06.20 Gue depan rumah lu ya. See you"
Aji Andrian Wijaksono: "Good night Caca"
Read
Gue taruh handphone di atas meja rias.

Cling...

"Apa lagisih! Argh.." Kesal Gue.

Josua Kristerian Tambolon: "Sorry baru bales Ca"

Woooo!! Akhirnya dia muncul.

Caca: "Iya Jo, baru balik sekolah?"
Josua Kristerian Tambolon: "Iya, tadi balik sekolah langsung ke gereja. Besok ke SMP?"
Caca: "iya Jo."
Josua Kristerian Tambolon: "Oke, makasih ya info nya. Gua mau tidur. Goodnight Ca."
Caca: "Night too Jo"

Tersirat senyuman dibibir Gue. Betapa bahagia nya esok bila bertemu dengannya.

"Gue kangen Jo" Gumam Gue ditengah sepinya malam. Kemudian terlelap.

Pagi dengan cuaca yang sangat dingin seperti ini seolah-olah memaksa Gue buat balik lagi ke tempat tidur, menarik selimut tebal dan memejamkan mata untuk melanjutkan mimpi yang terpotong karna sang alarm. Huh!

Papa terlihat sedang menyeruput secangkir kopi diteras. Gue memutuskan untuk memakai sepatu di ruang makan. Rasa kesal terhadapnya masih belum hilang. Bahkan setiap melihat beliau Gue makin kesal.
Jangan menganggap bahwa Gue ini anak durhaka. Tapi mengertilah, bahwa bokap Gue sangat berbeda dengan bokap kalian.

Hari ini Gue berangkat dengan Aji. Dia cerita banyak hal disepanjang perjalanan. Sedangkan Gue hanya manggut-manggut layaknya mengerti apa yang ia bicarakan.

Sekitar 1 tahun yang lalu, Aji menyatakan perasaan nya ke Gue. Saat itu kita terpisah jarak Tangerang-Yogyakarta. Hanya berkomunikasi lewat telpon maupun video call.
Hanya berkisar sebulan hubungan itu. Gue ngerasa LDR di usia yang semuda ini itu bodoh. Gue gak bisa terus-terusan pura-pura bahagia lewat handphone.
Ya, Gue akui Gue gak merasakan kebahagiaan bersama Aji. Jahat memang, menganggap semua baik-baik saja sedangkan Gue nahan capek yang ngedorong Gue buat bilang udahan. Tiap hari harus terus kabar-kabaran tanpa ada kepastian kapan bisa bertemu untuk sekedar melepas rindu. Ah, siapa yang merindukan siapa?.

Lagipula saat itu sedang banyak ujian, dan Gue jadikan alasan untuk break. Sangat singkat memang.

Aji bukan sekedar teman masa kecil Gue...

***

"Cacaaaa" teriak histeris seorang wanita dari kejauhan. Wajahnya tak terlihat karna dia berlari membelakangi sinar mentari sore.
Dia langsung memeluk tubuh lengket Gue karna belum sempat pulang sehabis sekolah.
Gue balas pelukannya, dan Gue tebak dengan pasti. Wanita ini adalah Shinta.

My life, my problem.Where stories live. Discover now