Caca: "jadi jogging ga?"
Setelah menunggu 15 menit lamanya, masih belum ada balasan dari text yang Gue kirim pada Josua. Bahkan hingga matahari sudah muncul dengan sinarnya yang panas, Josua masih belum membalas. Mungkin kesiangan.
Benar saja, sekitar pukul 08.30 Josua baru bangun. Planning jogging nya fail. Okay, padahal Gue udah pake training.Tiba-tiba Tante Amel menelpon dan menyuruh Gue kerumahnya untuk nganterin anak bungsunya itu kesekolah.
What the hell? Maksudnya apasih?
Gue gak mungkin nolak permintaan tante Amel, entah kenapa.
Segera Gue menuju rumah Josua yang jaraknya tidak begitu jauh.
Sesampainya didepan gerbang, Josua keluar dengan seragam yang sudah dikenakannya. Dengan santai dia nyengar-nyengir."Cepetan ih udah telat juga, bego." Ucap Gue sedikit kesal
"Iya-iya sabar" jawabnya kemudian masuk dan keluar dengan membawa sepatu kemudian memakainya.
"Ca, masuk dulu" suruh nya
"Apaansih, nanti lu telat. Cepet ah"
"Masuk dulu bentaran sini"
"Engga mau!" Tolak Gue
"Yaudah Gua aja yang masuk" Jawabnya dengan konyol. Argh..
Josua masuk kearea teras rumah nya dan Gue dibiarkan menunggu dibawah terik sinar matahari yang mulai memanas.
"Argh! Kalo bukan disuruh nyokapnya, ogah Gua." Kesal Gue dalam hati
Tak lama, Josua keluar dengan kue coklat yang atasnya terdapat lilin, menyanyikan lagu Happy Birthday. Disusul dengan Alisa yang membawa balon berbentuk huruf. Lalu ada Nova dan Selvi teman baik Gue sedari SMP. Aargh... Apa-apaan ini?
Saat ingin meniup lilin, keluarlah Tante Amel yang tertawa terbahak-bahak karna telah berhasil mengelabuhi Gue.
Setelah itu Gue berbincang-bincang dengan Tante Amel. Dari situlah Gue sedikit demi sedikit akrab dengan Ibu dari anak yang kini menjadi seseorang yang Gue sayangi, Josua.
****
Pukul: 21.20Tok tok tok....
Terdengar suara ketukan pintu kamar Gue."Iya bentaran" jawab Gue sambil berjalan menuju gagang pintu.
"Kamu kemaren tahun ya?" Tanyanya
Gue mengangguk dan menjawab "Iya"
"Happy birthday my little girl" ucapnya sambil memeluk Gue.
"Maafin Papa telat ngucapinnya.""Iya makasih Pa" suara Gue bergetar dan reflek Gue balas pelukan Papa
Tangis Gue pecah. Gue rindu suasana seperti ini. Entah kapan terakhir kali Papa memeluk anak bungsu nya ini.
Mata Papa berkaca-kaca. Terlihat ada bendungan air dimatanya."Maafin Papa ya. Kamu udah gede. Jangan nakal." Ucapnya sambil mengelus pelan kedua pundak Gue
Kemudian tangis Gue pecah kembali setelah tangannya mengelus rambut panjang Gue.
Seburuk apapun, Papa adalah orang paling bertanggung jawab. Walaupun hatinya sudah mati, namun beliau adalah sosok laki-laki pertama yang paling Gue cintai.
"Pa, a-aku rin-du Pa-pa yang d-dulu" Ucap Gue sambil terisak
YOU ARE READING
My life, my problem.
Teen FictionProblem dalam suatu hubungan memang wajar saja terjadi. Perdebatan, orang ketiga, bosan dan cemburu adalah hal biasa yang kerap dilewati dua sejoli yang terikat janji untuk saling bersama. Namun bagaimana jika problem nya karna perbedaan yang suda...