Masalah terbesar adalah: Rindu

39 3 0
                                    

Rindu yang amat menyiksa akhirnya terselesaikan dihari ini.
Gue pandangi wajahnya yang sedang sibuk dengan ponsel digenggamannya. Terkadang Gue merasa bahwa dia benar-benar memiliki cinta. Namun terkadang pula Gue merasa bahwa dia masih terikat dengan masa lalu nya.

Josua selalu menekan tombol love pada postingan Christy, mantan nya. Tanpa berfikir bagaimana perasaan Gue, dia selalu rajin melakukan hal itu. Seakan-akan nggak pernah ada hati yang dia jaga. Seakan-akan Gue nggak pernah jadi hal terpenting dihidupnya.
Mungkin sepele , tapi percayalah. Ini menyakitkan.

Christy sangat cantik, anggung, seiman pula dengan Josua.
Gue adalah sipencemburu hebat. Namun sebisa mungkin nggak Gue tunjukin ke Josua. Gue cuma nggak mau nanti cekcok dan berakhir dengan perpisahan. Karna sekali kata "Putus" terucap, nggak akan bisa balik lagi seperti dulu. Gue benci dengan Kembali.

Hari ini adalah first date Gue dan Josua. Sifatnya masih sama seperti terakhir kali Gue ingat di SMP. Namun sedikit kaku.

Dia sibuk dengan ponsel nya. Sesekali mengotak-atik ponsel Gue, membuka berbagai media sosial dan list chatingan yang ada di benda tipis gold milik Gue ini.
Sesekali melontarkan lelucon yang mengundang tawa. Raganya sangat Gue rindukan. Terbayang ada nama Gue dihatinya, namun terlihat samar.
Seperti ada orang lain disana selain Gue.

Rindu bukan sekedar perihal ingin bertemu. Tapi rindu adalah cerita pahit dibalik kesibukan.
Jarang bertemu dapat mengakibatkan kepercayaan memudar. Menimbulkan prasangka cemburu yang berakhir perdebatan. Gue nggak mau itu terjadi.

Langit sudah mulai menjingga, kami keluar menuju parkiran Mall yang terlihat sangat ramai.
Gue sangat merindukan Josua, hingga waktupun rasanya ingin Gue hentikan untuk selamanya. Karna Gue tau, kesempatan seperti ini akan terulang beberapa bulan lagi. Dan selama itu Gue harus menumpuk rindu yang amat membebani hari-hari Gue.
"Ah Jo, lo nggak akan ngerasain apa yang Gue rasain" Gumam Gue dalam hati.

****

Seiring berjalannya waktu Ronal semakin hilang dari ingatan. Wajahnya tak lagi tergambarkan oleh angan-angan yang dulu sering terbayang. Hati Gue perlahan tapi pasti, sudah mulai menetap pada Josua. Bahkan ingin rasanya tetap bersamanya hingga bertahun-tahun seperti kisah orang tua Aji.

Tante Jesica dan Om Ahmad, sebutan akrab Gue ketika masih lugu dulu. Orang tua Aji berpacaran sejak SMA kelas 1 dan berakhir dengan pernikahan. Walaupun mereka berbeda keyakinan, namun tetap bertahan sampai lahirlah Aji. Mereka hidup bahagia dibalik perbedaan yang menerpa kehidupannya. Hingga akhirnya Tante Jesica meninggal karena suatu penyakit yang menyerangnya.

****

Setelah menunggu lama, tak kunjung ada balasan pesan dari Josua.

Caca: "Kamu tidur?"

Dan lagi-lagi Gue ditinggal tidur. Gue nggak pernah jadi hal terpenting dihidupnya. Seakan-akan Gue bukan prioritasnya.
Gue selalu mencoba menjadi yang terbaik untuknya. Setiap ada kesalahan yang ia perbuat, Gue gakpernah marah sedikitpun. Sesak didada pasti ada, namun Gue selalu Act like nothing. Bahkan setelah bersama hampir tiga bulan lamanya, Gue hanya bertemu satu kali. Entah karna Josua sibuk, atau memang dia nggak mau bertemu dengan Gue. Gue nggak tau.

Gue nggak perlu diajak makan, Gue nggak perlu diajak nonton film, Gue gak butuh itu. Gue hanya ingin bertemu dengan Josua. Satu atau dua jam saja sudah cukup menghilangkan rasa rindu yang terus mendebu. Namun Josua tidak pernah mau.
Bahkan saat hari libur sekolah pun, Josua tetap saja tidak berniat untuk bertemu. Seolah-olah tidak pernah ada rindu dihatinya. Seolah-olah hanya Gue yang merindukan nya. Seolah-olah hanya Gue yang memiliki rasa. Dia tidak.

Terkadang Gue bertanya-tanya, mencintai seseorang apakah harus seperih ini?

"Mungkin hati dia emang udah beda. Udah nggak kayak dulu. Itu sebab nya dia nggak pernah mau nemuin lo Ca." Jawab Alisa seusai Gue ceritakan segala keluh kesah Gue selama ini

"Gue tau lo nggak pernah ngeladenin cowok-cowok yang ngedeketin lo. Tapi, apa Josua juga ngelakuin hal yang sama?" Tanya nya

"Nggak usah serius-serius amat lah. Nanti endingnya juga pasti putus." Lanjutnya

Gue hanya terdiam. Menerima dengan pasrah segala ucapan Alisa.

****

"Semakin hari kamu semakin berbeda. Kamu tidak lagi seperti dulu saat pertama kali menyatakan cinta. Kamu begitu asik dengan duniamu. Kamu lupa denganku. Jangan membuatku lelah dan akhirnya memilih untuk menyerah. Aku masih ingin memperjuangkan kita, aku masih ingin mencintaimu saja. Namun aku juga manusia yang ada batas lelahnya juga. Jangan lupa, aku juga bisa melupakanmu"

Gue kirim voice note tersebut pada Josua dengan suara yang letih, menahan pedih dalam hati. Gue mulai jenuh. Sifatnya sudah mulai acuh. Gue hanya berjuang sendirian disini. Mempertahankan hubungan yang nggak jelas ada atau tidaknya cinta didalamnya.

Josua sangat menyesal telah berbeda belakangan ini.

"Aku nggak mau kamu ninnggalin aku"

Kalimat itu melunturkan rasa jenuh yang mulai menjalar disekujur tubuh.
Hingga akhirnya Josua mengajak untuk bertemu saat itu juga.

Fotobox adalah keinginan Gue sejak dulu. Josua pun mengendarai sepedah motornya menuju sebuah Mall besar disebrang kampus UPH, Tangerang.
Tak biasanya Josua membawa ransel dipundaknya.

Sekitar setengah jam Gue dan Josua menunggu antrian. Josua tidak sekaku saat pertama kali kita nge-date.

"Kamu haus ga? Mau beli minum?" Tanya nya

"Engga haus." Jawab Gue singkat

"Nih aku bawa minum ditas. Ambil deh"

Gue buka ransel nya, kaki Gue menjinjit saat merogoh isi tas berwarna silver dipundaknya itu.
Setelah sekian detik merogoh tasnya, terasa ada sebuah botol ditangan, Gue tarik untuk mencoba mengeluarkannya.
Botol berwarna pink-ungu pastel dengan gambar tokoh animasi Unicorn ini bikin Gue menganga beberapa saat. Gue tatapi botol itu lalu tatapan Gue berpaling pada Josua.

"Jo, ini lucu banget" ucap Gue antusias

"Udah-udah masukin lagi ke tas. Orang aku cuma ngasih liat doang" candanya

"Aah Jo.." Kesal Gue

"Becanda-becanda. Aku beli botolnya udah lama, tapi baru sekarang sempet mainnya." Perjelasnya

Sore itu adalah sore terbaik sepanjang masa kehidupan Gue. Saat Gue sedang merasa jenuh dan berada diujung tanduk, tiba-tiba Gue ditarik lagi untuk didekap kuat-kuat agar tidak terjatuh kedalam jurang.

Josua memang punya cara tersendiri untuk membuat Gue merasa bahagia. Hal-hal kecil seperti saat Josua menggenggam erat tangan Gue ketika menyebrang adalah hal paling Gue sukai. Bukan sekedar genggaman, tapi itu menandakan bahwa Josua tidak malu memiliki Gue. Kemudian saat Josua memainkan rambut hitam panjang Gue, itu adalah hal favorite nomer dua.
Semua yang dia lakukan terhadap Gue, adalah sesuatu yang sangat Gue sukai. Bahkan candaan nya yang garing pun, Gue sukai.

Sampai saat ini, Josua tetap terbaik dihati ini.

"Aku mencintaimu, Jo" lirih Gue saat punggungnya membelakangi Gue karna fokus mengendarai motornya.

My life, my problem.Where stories live. Discover now