Gue semakin jenuh. Mungkin ini yang dinamakan 'Bosan'. Tapi percayalah, ini sangat menyiksa. Hari berganti hari, bulan berganti bulan namun semua tetap sama. 'Gini-gini aja'
Gue nggak nyangka bisa berada dititik jenuh seperti ini. Mungkin karna nggak pernah ada waktu untuk bertemu, mengakibatkan rasa rindu yang terus bertumpuk yang berubah menjadi jenuh.
Malam sangat jahat, ia mengingatkan kejadian-kejadian buruk yang pernah melukai hati. Mengingatkan betapa menderita nya Gue saat mengejar cinta Ronal.
Mengingatkan betapa perihnya melihat Ronal dengan wanita lain yang ia cintai.
Mengingatkan betapa sulitnya melupakan dan mencari pengganti nya.
Sampai akhirnya Gue menemukan Josua yang mampu membuyarkan bayangan Ronal diingatan Gue. Namun lagi-lagi Gue harus bersusah payah menarik perhatiannya. Hingga akhirnya Josua menjadi milik Gue. Tapi, tidak semulus apa yang Gue bayangkan. Disinilah semuanya baru dimulai. Bahagia, sedih, perih, dan pedih mulai terasa.Perjuangannya sudah tak sehebat saat dia ingin mendapatkan Gue dulu. Semakin lama Josua malah semakin jauh dari kata 'Berjuang' dan semakin akrab dengan sifat 'Acuh'.
Apakah semua laki-laki memang seperti itu? Hanya berjuang ketika diawal saja. Namun Gue tetap bertahan hingga detik ini. Bahkan saat bosan datang menerpa pun, Gue berusaha mengusirnya jauh-jauh.Ingin rasanya menyudahi semuanya. Meninggalkan penat tentang rindu yang tiada akhir. Namun, lagi-lagi Gue teringat tentang betapa berjuangnya Josua saat berusaha mendekati Gue. Betapa ia memprioritaskan Gue saat awal-awal menjalin cinta. Betapa cemburunya Josua saat Gue membahas laki-laki lain. Tapi, itu semua dulu. Dulu, saat semua masih baru. Kini semuanya sudah berbeda.
Mengapa harus ada waktu jika hanya dapat merubah sikap seseorang?****
"Ca, Mama mau ngomong" Ucap Mama tiba-tiba saat Gue sedang asik dengan buku catatan biologi
Tidak biasanya Mama mengganggu belajar Gue hanya untuk mengobrol.
"Mama mau ngomong" Mama mengulangi ucapannya
"Iya Ma, kenapa sih?" Tanya Gue ingin tahu
"Abang udah pulang." Singkat Mama
Deg! Mata Gue seketika terbuka lebar. Orang paling tolol didunia ini balik lagi? Argh!
"Mana dia?" Tanya Gue dengan nada tinggi
"Ada dikamar Mama"
Gue langsung ke kamar Mama dengan nafas yang sudah tidak terkendali lagi. Mama berusaha menarik tangan Gue namun gagal.
Gue buka pintu kamar, ada sosok laki-laki dengan badan tinggi dan rambut yang agak gondrong duduk menghadap balkon kamar.
Sosok itu sontak menoleh terkejut saat suara pintu terbuka dengan kasarnya."Caca.." Ucapnya lirih
Wajahnya sangat bahagia dengan senyum tanpa dosa yang ia berikan. Bodoh!
"Lo kemana aja?!" Tanya Gue kasar sambil sedikit mendangak karna postur tubuhnya yang jauh lebih besar ketimbang Gue
"Gue..."
"Lo udah pergi seenaknya, nyusahin semua orang dan sekarang balik lagi?" Potong Gue
"Ca, lo ga ngerti" ucapnya
"Apanya yang ga Gue ngerti? Hah!"
"Lo pengecut Bang! Lo itu cowo, mana tanggung jawab lo buat jagain Mama?"Udah Ca, dengerin Bang Dimas dulu" potong Mama
Tanpa Gue hiraukan semua ucapan Mama, Gue tetap mencaci maki laki-laki yang berada didepan Gue ini
"Kenapa lo balik? Duit lo abis?"
"Anjing lo Ca!" Jawabnya kasar.
"Lo yang anjing Bang. Lo sama Papa sama aja!"
"Bangsat!" Ucapnya sambil melempar buku tebal yang sedari tadi ditangannya
"Gua gak pernah ada maksud buat pergi dari masalah. Gua gak ada maksud buat ninggalin Mama, ninggalin lo Ca. Tapi Gue harus keluar kota buat ngelanjutin kuliah."
"Kenapa lo samasekali nggak ngasih kabar?"
"Gua nggak mau Mama khawatir karna Gue kuliah pake duit sendiri."
"Goblok! Dengan kayak gitu, lo malah bikin Mama khawatir. Mama sempet stres Bang gara-gara mikirin Lo terus."
"Iya Gua salah"
"Ya emang lo salah!"
Dia diem. Alisnya berkerut seperti kesal namun takut jika nantinya Gue nambah meledak. Bang Dimas sampai menangis saat meminta maaf, seperti penuh sesal diwajahnya.
Kenapa dia harus kembali ketika sudah memutuskan untuk pergi? Argh!****
Senin pagi adalah hari dimana semua masalah akan segera dimulai.
Cling...
Bunyi notif Line mengagetkan lamunan Gue.
Josua Kristerian Tambolon: "Pagi sayang..."
Caca: "Pagi juga sayang"
Sekitar 10 menit belum juga ada balasan, Gue memutuskan untuk segera ke kelas, karna sepertinya sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi. Benar saja, ketika baru beberapa tangga yang Gue taiki, sudah terdengar suara bel masuk.Gue cek hanphone, masih belum ada balasan. Inilah rutinitas pagi Gue. Diberikan ucapan selamat pagi, lalu hilang. Entah apa inginnya dia. Namun ya itulah Josua, si tuyul yang suka menghilang.
Lagi-lagi Gue setuju dengan quotes yang sempat Gue baca di tumblr.
'Mempertahankan akan terasa lebih sulit daripada memilih.'
Bahkan saat Gue udah bosan, Gue tetep nggak boleh egois. Dia masih sayang, Gue pun harus seperti dia. Gue barusaha untuk tetap sayang, bagaimanapun caranya.
Semoga Josua pun melakukan hal yang sama jika nanti ia berada diposisi seperti ini. Ya, semoga saja.****
Mading di koridor sekolah sangat ramai, sepertinya ada "hot news".
Berdesakan Gue mencoba melihat dari dekat ada apa gerangan.
Ternyata....
YOU ARE READING
My life, my problem.
Teen FictionProblem dalam suatu hubungan memang wajar saja terjadi. Perdebatan, orang ketiga, bosan dan cemburu adalah hal biasa yang kerap dilewati dua sejoli yang terikat janji untuk saling bersama. Namun bagaimana jika problem nya karna perbedaan yang suda...