Tujuh

40 4 0
                                    

Angin malam menerpa wajah Nola dengan lembut. Bekas air matanya masih terpampang jelas di pelupuk matanya. Pikirannya masih melayang-layang tentang pengakuan Arya beberapa jam yang lalu.

Alasan Arya yang meninggalkan ia saat hari pernikahan sangat di luar perkiraan Nola. Tapi di sudut hatinya, ia merasa tidak mendapat kepercayaan dari Arya. Kepercayaan yang seharusnya menjadi fondasi dalam hubungan. Tak habis pikir dengan pilihan Arya yang lebih memilih meninggalkan Nola dari pada memberi tahu tentang penyakitnya.

"Hei, nih kamu laper kan...", Ferdi datang dengan nampan berisi dua mangkuk mie pangsit kuah yang terlihat sangat enak dan sangat pas dengan cuaca dingin di atas balkon ini.

Ya, Nola sedang ada di apartemen Ferdi. Setelah kekhilafan Nola yang menangis di hadapan pria itu, Ferdi langsung membawanya ke apartemen pria itu. Bak di sihir Nola hanya mengikutinya dengan berbagai pikiran yang berkecamuk.

"Makasih", tanpa babibu Nola langsung mengambil senjatanya yaitu sendok dan garpu. Ia melahap mie itu dengan lahap. Mungkin karena terlalu banyak menangis membuat perutnya lapar. Emosi memang menguras banyak energi Nola.

"Kamu ternyata rakus juga ya", ucap Ferdi sambil terkekeh dan di balas pelototan tajam dari Nola.

"Makasih", ucap Nola pelan. Ferdi yang tadinya sibuk dengan mie pangsit mendadak menoleh ke arah Nola.

"Gak usah kayak kaget gitu, aku cuman mau bilang makasih", ucap Nola menjelaskan.

"Sama-sama... Kau tau... Mungkin saya-"

"Jangan pake saya saya an! Geli dengernya", protes Nola

"Oke-oke ... Umm mungkin aku gak tau tentang masa lalu kamu sama mantan pacar kamu itu, tapi tolong kasih kesempatan hati ku untuk mengisi kekosongan di hati kamu", ucap Ferdi tulus. Mendengar kalimat yang diutarakan Ferdi membuat ia hanya menatap mie pangsitnya dalam diam sambil menggigit bibir dalamnya.

"Memang ini terlalu cepat ... Tapi tanpa kamu sadari hati ku sudah memilih mu", Nola berusaha menatap Ferdi .... Mencari ke tulusan yang memang terpancar dari manik matanya... Sepertinya Ferdi benar-benar serius tentang perasaanya pada dirinya.

Tapi untuk saat ini sangat bisa di pastikan bahwa ia belum bisa untuk membuka hatinya untuk Ferdi. Setelah lima tahun ini, Nola membentengi hatinya dari segala hal yang berbau cinta.

Nola termenung dan ia mengingat perkataan sahabatnya beberapa hari yang lalu.

"Aku... Untuk sekarang belum bisa Fer... Aku butuh waktu... Dan aku juga gak bisa janji... Berapa lama waktu yang aku butuhkan... Mungkin bisa satu tahun, biasa dua tahun bahkan lima tahun... Aku tidak mau berjanji", ucap Nola pasrah. Ia hanya berusaha mengutarakan perasaan yang bergejolak di dalam hatinya.

"Kamu tau, ketika aku sudah menyatakan bahwa hati ku memilih mu... Di saat itu juga aku memutuskan untuk menunggu", Ferdi mengucapkan kalimat itu sambil tersenyum manis kepada Nola.

Nola tertawa pelan sambil mengatakan "Menunggu itu gak enak... Kamu seperti berharap tapi ia tak kunjung datang dan kadang apa yang kamu tunggu, berbeda saat kau sudah mendapatkannya kelak"

Ferdi menyentuh tangan Nola perlahan dan meremasnya pelan

"Mungkin ini akan menjadi hobi baru untuk ku, yaitu menunggu mu mencintaiku", ucapnya mantap sambil menatap lekat manik mata Nola.

🌴

🌴

🌴

"Cie... Yang tadi di anter sama cowok", goda Dea

Nola hanya diam dan duduk sambil menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya. Hari ini Nola sedang tidak mood untuk menanggapi Dea atau mengerjakan apa pun.

Beach LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang