An: Hai! Semoga kalian gak bosen sama cerita ini ya... Maafkan karena banyak typo yang bertebaran... Author doyan update malem-malem soalnya ide mengalir deras saat malam tiba 😂😂😂
So, jangan lupa vote n coment yaa terima kasih! And happy reading!Sudah seminggu Nola menghabiskan hari-harinya dengan Ferdi. Berangkat kerja, pulang kerja dan jalan-jalan bersama setelah kegiatan kantor selesai.
Selama seminggu juga Nola selalu mengabaikan pesan-pesan singkat dari Arya. Bukan hanya pesan singkat tapi juga beberapa kali Arya menghubungi Nola tapi gadis itu tidak mau mengangkatnya.
"Hei... Hari ini kamu sudah melamun empat kali", rajuk Ferdi di depan Nola sambil mengaduk cream soupnya.
"Maaf Fer", gumam Nola
"Kamu mikirin Arya ya?", tembak Ferdi dengan tepat sampai-sampai Nola tersedak saat meminum jus alpukatnya.
"Eh... Ini.. Ini minum air putih", ucap Ferdi sambil memberikan gelas air putih untuk Nola.
"Makasih"
"Sama-sama", ada keheningan yang cukup lama. Masing-masing saling tenggelam dalam pikirannya dan berusaha fokus menghabiskan makanan di hadapannya masing-masing.
"Dia... Maksud ku... Arya masih menghubungi mu?", tanya Ferdi pelan
"Ya.. ", jawab Nola tak kalah pelannya
Mereka pun kembali terdiam. Seakan-akan kehilangan bahan obrolan begitu saja.
"Bagaimana perasaan mu?", tanya Ferdi seperti memastikan sesuatu... Tapi Nola hanya menatap Ferdi dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jangan menatapku begitu...", ucap Ferdi salah tingkah
"Kau salah tingkah Fer", goda Nola sambil tersenyum geli
"Hei! Kamu menggoda ku ya", rajuk Ferdi
"Kau lucu sih", ucap Nola sambil terkikik dan di susul oleh tawa Ferdi.
"Nola?", tiba-tiba suara bariton itu menghentikan tawa mereka seketika. Nola menoleh memastikan telinganya tak salah menerjemahkan siapa pemilik suara khas itu.
"Ar..ya", ucap Nola tercekat
"Ikut aku", ucap Arya sambil setengah menggeret Nola keluar dari kafe itu.
Arya membawa Nola ke dalam mobilnya yang terpakir di seberang kafe. Pria itu agak memaksa Nola supaya memasuki mobilnya dan Nola pun mengikutinya.
"Ada apa?", tanya Nola ketus
Rahang Arya menegang mendengar pertanyaan Nola. Emosi sudah terpampang jelas ada di wajahnya saat ini. Tapi Arya bukanlah pria yang suka melampiaskan amarahnya kepada seorang gadis, apalagi gadis itu adalah gadis yang ia sangat cintai.
"Kemana saja kamu?",ucap Arya berusaha tenang.
"Kerja", jawab Nola singkat
"Nyatanya kamu sedang dengan pria itu... Apa kamu kehilangan ponsel mu? Apa kamu kehabisan pulsa? Kurasa tidak... Jadi kenapa kamu tidak menjawab satu pesan pun dari ku selama seminggu ini?", tanya Arya sedikit frustrasi
"Aku sibuk"
"Jawab aku dengan jujur Nola", pinta Arya denga tegas.
"Aku jujur... Aku sibuk"
"Sibuk bersenang-senang dengan pria itu hm?", desak Arya
"Apa hak mu ha? Kenapa kamu ingin mencampuri urusan pribadi ku?", tanya Nola dengan amarah
"Karena aku masih mencintai mu! Aku tidak ingin pria itu menyakiti mu!", teriak Arya
"Nyatanya siapa yang menyakiti ku! Kamu! Ferdi tidak akan pernah menyakiti ku seperti kamu menyakiti ku!", ucap Nola sambil mengacak rambutnya sendiri.
"Tolong jauhi dia Nola.. Tolong... Aku memiliki firasat yang buruk tentang pri-"
"AKU TIDAK AKAN PERNAH MENURUTI APA KATA MU! KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA LAGI JADI PERGI LAH DARI HIDUP KU!", teriak Nola penuh emosi hingga air matanya berurai deras.
"Mungkin seharusnya aku tidak pernah melakukan operasi itu..", ucap Arya lirih sambil tersenyum kecut.
"Nyatanya Nola yang aku cintai tidak akan kembali ke pelukan ku lagi... Nyatanya kamu sudah berjalan semakin jauh", mendengar ucapan Arya, Nola hanya bisa mengatupkan mulutnya dan menggigit bibir dalamnya agar isakan itu tak neluncur dari dalam mulutnya. Mendengar perkataan Arya membuat hati Nola seperti dicabik-cabik kembali.
"Kamu tau Nol... Saat aku menerima kabar bahwa ada pendonor jantung untuk ku... Orang yang pertama aku ingat adalah kamu... Aku berharap bisa memelukmu kembali Nol saat aku sudah sehat..."
"Saat aku memasuki ruang operasi... Aku terus berdoa kepada Tuhan agar ia memberikan kesempatan untuk aku bertahan hidup... Memberi kesempatan untuk bisa melihat tawa mu lagi..."
"Saat aku membuka mata ku saat operasi itu dinyatakan berhasil hanya satu nama yang selalu aku ingat.. Yaitu nama mu Winola Keyna"
"Tapi... sepertinya semua itu sia-sia... Hanya aku yang berjuang sendirian... Hanya-"
"CUKUP!", pekik Nola sambil mulai menangis terisak-isak.
"Perjuangan yang tidak pernah dilihat itu lebih menyakitkan Nol... Kamu memang gak pernah liat perjuangan ku secara langsung ... Tapi sebenarnya aku berjuang hanya untuk bisa memeluk mu kembali... Aku berjuang melawan maut hanya untuk seorang gadis yang aku cintai... Yaitu kamu Nola...", ucap Arya menumpahkan seluruh isi hatinya.
Nola hanya terisak mendengar seluruh ucapan Arya. Hatinya serasa diremas dengan kuat setiap ia mendengar tiap kata dari bibir pria itu.
"Aku bisa rela kalau kamu gak bisa kembali ke pelukan ku lagi.. Tapi tolong jangan pilih pria itu Nol... Aku takut kamu lebih teruka"
"Enggak Arya kamu salah... Kamu gak tau apa-apa setelah kamu ninggalin aku begitu aja di hari pernikahan kita... Kamu gak tau apa yang terjadi... Kamu gak tau! Kamu gak tau Arya", tangis Nola semaki menjadi-jadi membuat tubuhnya bergetar kencang.
"Aku memang sudah terluka... Tapi Ferdi dengan suka rela datang memberi kesembuhan... Jadi aku harus pilih siapa? Orang bodoh pun tau siapa yang harus dipilih!", tungkas Nola dan membuka pintu mobil Arya. Nola mati-matian menguatkan hatinya saat mengucapkan kalimat itu. Ia ingin meyakinkan hatinya hanya akan di sembuhkan oleh Ferdi.
"Nola... Kamu gak papa?", tanya Ferdi saat melihat Nola bejalan mendekat ke arahnya. Tanpa kata Nola hanya memeluk erat pria di hadapannya ini dengan derai air mata yang tak kunjung henti.
Tubuh Ferdi seketika membeku karena mendapat pelukan mendadak dari Nola. Tapi akhirya ia bisa menetralkan degupan jantungnya dan membelai lembut kepala Nola dan membisikan kata-kata penenang untuk gadis di hadapannya.
Di balik mobil sedan hitam... Seorang wanita sedang tersenyum puas dengan peristiwa di depannya.
"Nola...Arya... Sebentar lagi kalian akan hancur tak bersisa... Jadi selamat menghitung waktu..", gumam wanita itu sambil tersenyum licik
Wanita itu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang di seberang sana...
"Halo? ... Siapa ini? Halo?! Tolong jangan permainkan saya! "
"Halo Arya... Waktunya sebentar lagi akan dimulai", ucap wanita itu lalu mematikan panggilan secara sepihak dan kemudian melajukan mobil sedan hitamnya meninggalkan pemandangan yang menyenangkan di hadapannya...
Tbc~
240716
22.04
KAMU SEDANG MEMBACA
Beach Lovers
RomanceWinola Keyna dan Azarya Hendrawan adalah pecinta pantai. Menghabiskan waktu melihat matahari terbenam sambil berbagi cinta. Semuanya sempurna untuk mereka berdua. Mereka pun memantapkan hati untuk terikat dalam pernikahan. Pernikahan indah di panta...