Satu

126 7 8
                                    

Winola Keyna, sedari tadi mondar-mandir dengan ponsel di telinga kirinya. Berulang kali iya mendengus kesal dan mengumpat pada benda tipis itu. Ia sedang menelfon Arya untuk mengingatkan janji makan malam di rumahnya . Tapi nyatanya Arya tidak mengangkat telfon darinya.

Entah sudah panggilan ke berapa dan baru sekarang di angkat oleh pria itu.

"Halo sayang... Maaf tadi aku ada klien.... Dan sayang, maaf hari ini aku gak bisa pergi sama kamu... Ada pekerjaan di kantor dan ini sangat penting maafkan aku", ucap Arya menyesal di seberang sana

"Aku mengerti Arya, semangat ya... Bye ", ucap Nola sambil mematikan panggilan Arya. Ada sepercik kekecewaan di hatinya. Hari ini harusnya jadi hari yang indah buat Nola.

"Apa dia sudah lupa ya?", gumam Nola dengan sedih dan berusaha menyibukan diri dengan pekerjaannya.

"Heh... Muka lo udah kayak cucian gak digosok tau gak... Lecek abis... Napa si?", celotehan Dea membuat Nola semakin bete.

"De, apa dia udah lupa sama hari ulang taun gue ya?", ucap Nola pasrah

"Mungkin dia sibuk kali"

"Iya, alesannya sih sibuk urusan kantor... Tapi masa iya gak ada waktu bentar aja buat gue", pikiran-pikiran buruk pun mulai merasuk di dalam otak Nola

"Apa jangan-jangan dia..."

"Yaelah udah lo gak usah negatif thinking ... Arya itu pria baik-baik... Lo tinggal percaya aja... ", Dea berusaha menenangkan dan meluruskan lagi otak sahabatnya itu.

Mereka sudah bersahabat sejak SMP. Nola dan Dea bertemu ketika mereka satu kelompok dalam MOS.

"Iya gue percaya", Nola pun hanya mengutak ngatik ponselnya.

"Eh berhubung lo lagi ulang tahun lo traktir gue napa?", ucap Dea dengan puppy eyes andalannya.

"Ahh lo ya kalo makanan gratisan aja cepet! Ya udah nanti habis pulang kantor kita ke Harmonny Pancake", mendengar ucapan Nola, mata Dea langsung semakin berbinar.

"Aaaa... Lo emang sahabat gue yang paling tau keadaan perut dan dompet gue dah!", Dea semakin senyum-senyum sendiri dan mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu.

"Eh Harmonny Pancake tu di deket pantai Marina itu ya? Yang katanya kalo sore cocok buat liat sunset", oceh Dea sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Iya... Itu tempat baru sih, gue suka tempatnya... Minggu lalu gue diajak sama Arya ke sana dan tempatnya oke banget deh dan Pancakenya menggoda perut", Nola pun menjelaskan Cafe itu dengan semangat sambil mengingat-ingat moment dirinya dan Arya saat pergi ke sana.

🌴

🌴

🌴

"Kenapa gak pake mobil gue aja sih?", omel Nola kepada Dea yang sedari tadi hanya nyengir-nyengir gak jelas

"Sekali-kali gak papa kan?", tanya Dea enteng. Nola hanya mendengus dan melihat ke arah luar jendela.

Pikirannya terbang kepada satu pria yang ia sangat cintai. Sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi Arya, tapi hasilnya nihil. Sebegitu sibuknya kah pria itu sampai-sampai tidak bisa membalas atau mengangkat telfon dari Nola?

"Nola! "

"Ha?"

"Yee... Lo ya! Gue tanya ini lewat mana? Lo malah asik ngelamun", omel Dea sambil tetap fokus dengan kemudinya

"Lewat Puri aja De", jawab Nola asal.

"Oke deh... Eh mendadak gue pingin masuk ke pantai Marinanya deh... Kita ke sana dulu ya?", rengek Dea dan hanya di tanggapi dengan gumaman malas dari Nola. Mood nya hari ini sangat kacau. Tak ada hadiah, ucapan selamat ulang tahun atau kecupan dari Arya. Sungguh menyebalkan!

Beach LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang