Kebencian bisa merubah pikiran , hati bahkan hubungan persahabatan sekali pun~
"De...a?", Nola benar-benar tak mengerti dengan semua ini.
Berkali-kali Nola menampar pipinya sendiri. Memastikan bahwa semua ini hanyalah mimpi. Tapi takdir berkehendak lain, semua ini terlalu nyata untuk sebuah mimpi.
Ferdi yang menculiknya, Ferdi yang 'merusaknya' dan Ferdi yang mematahkan hatinya tanpa ampun. Dan sekarang Dea sahabat karibnya selama ini... Dea yang selalu ada di sisi Nola saat Arya meninggalkannya... Ada di hadapannya sambil tertawa senang. Sandiwara apa yang sebenarnya mereka mainkan? Mengapa mereka memainkan peran mereka serapih ini?
"Kaget ya ngeliat gue di sini?",ucap Dea sambil mendekat ke tempat tidur Nola. Dea berjalan dengan senyum licik yang mengembang di bibirnya.
"Lo... Arghhh!!! Kenapa De? Kenapa?!", tanya Nola sambil menangisi kebodohannya selama ini. Hancur sudah kepercayaan Nola terhadap Dea, ternyata hanya Nola yang menganggap mereka bersahabat.
"Karena lo adalah kekasih Arya...", ucap Dea menggantung
"Maksut lo?"
"Karena lo... Arya pingin hidup lagi... Karena lo Arya operasi jantung! Karena lo ... ayah Arya ngambil jantung adik gue!!!", teriak Dea tepat di depan wajah Nola.
"Adik gue mati gara-gara lo! Lo adalah penyebab semuanya! Lo itu iblis Nol!", Dea mencekik leher Nola tanpa ampun. Nola pun mulai megap-megap dan merota-rota.
"Lep...ash... De..a lep..akh...", Nola berusaha melepaskan tangan Dea yang sedang mencekik lehernya. Air matanya meluncur deras melihat perlakuan sahabatnya.
"Gue BENCI LO NOLA! gue B.E.N.C.I lo!", ucap Dea penuh dengan penekanan disetiap kata.
"De...akh... Amp...un... Lep...ash", cicit Nola mulai kesulitan dalam bernafas.
"DEA! LEPASIN TANGAN LO!", dengan cepat Ferdi datang dan menjauhkan Dea dari Nola.
"Uhukk.. Uhukk", rasanya Nola ingin mengelurakan semua isi perutnya. Nola menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ia berusaha memeluk dirinya sendiri, berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"Lepasin gue Fer! Gue mau siksa jalang itu!", rota Dea seakan ia mau menerkam Nola jika tak di halangi oleh Ferdi.
"Lo harus tenang De...", ucap Ferdi pelan
"Ka... Kalian... Ber...sekong...kol?", Nola berusaha mengutarakan pertanyaan ini dengan sekuat tenaga. Suaranya seakan mau putus.
"Ya! Kami bakal siksa lo Nola!", jawab Dea semangat. Tapi Nola hanya bisa mematung, diam tanpa suara lagi.
"Lo gak tanya kenapa Ferdi ada dalam rencana gue?!", teriak Dea tapi Nola masih diam menunduk menahan isakan demi isakan.
Dengan sekali hentak Dea menepis tangan Ferdi yang menghalanginya dan menjambak rambut Nola dengan kuat.
"Gue ngomong sama lo! Jawab!", ucapnya
"Ke..kenapa?", desis Nola tanpa suara. Mendadak suaranya menghilang.
"Clara... Adik gue... Dia adalah adik satu-satunya yang gue miliki... Dia adik yang sangat gue cinta... Lo tau... Cuma dia yang gue punya... Setelah orang tua gue meninggal... Dia yang selalu nyemangatin gue... Dia yang ada buat gue... Senyumnya, keceriaannya dan cahayanya
...tapi ... Lo ngebuat gue kehilangan Clara Nol!", ucapnya sambil menitikan air mata"Bukan gue aja! Ferdi... Ferdi adalah pangeran berkuda putih adik gue Nol! Lo udah rebut kebahagian kami! Lo rebut semuanya! Lo jahat! Lo pembunuh! Itu yang lo bilang kalo lo sahabat gue?! Lo rebut kebahagiaan sahabat lo sendiri? ", ucap Dea sambil mengacak rambutnya.
"Tapi sekarang gue bakalan puas nyiksa lo semau gue! ... Lo itu bodoh ya Nol! Bodoh! Dengan mudahnya lo jatuh cinta dengan Ferdi! Dan lo lupain Arya... Bener-bener jalang lo!", Dea mulai mengacungkan telunjuknya di depan wajah Nola
"Bodoh! LO BODOH! Lo kira Ferdi beneran cinta sama lo? Tanya sama dia sana, lo itu gak ada apa-apanya sama Clara! Jangan kira Ferdi ngejar-ngejar lo karena dia cinta sama lo! Itu semua adalah bagian dari RENCANA! rencana buat ngehancurin lo dan Arya!", ucapan Dea seperti belati yang langsung menancap ke dalam ulu hati Nola. Menyesakkan dadanya.
"Benar...kah i...tu Fer?", tanya Nola. Berharap semua perkataan Dea adalah kesalahan. Berharap bahwa Ferdi benar-benar mencintainya.
"Dea benar... Mana mau gue mencintai seorang yang sudah 'rusak', semua ini hanya rencana Nol...", sekali lagi Nola di hujam oleh belati kenyataan.
Nola hanya bisa menatap nanar ke arah Ferdi. Dirinya memang bodoh mempercayai pria ini, dan dirinya lebih bodoh lagi karena telah mencintai Ferdi."Uuuhh... Jangan menangis dong Nola sayang... Sini-sini aku peluk", ucap Dea sambil tertawa meremehkan.
"Selamat datang Nola... Dalam neraka dunia", bisik Dea di telinga Nola dan kedua orang itu meninggalkan Nola sendirian dengan hati yang berdarah-darah.
Semalaman Nola tak henti-hentinya menangisi kebodohannya. Bukan hanya menangisi kebodohannya, bahkan ia menyiksa dirinya sendiri. Hatinya sudah tak kuasa menahan semua kenyataan pahit yang menimpa dirinya.
"Ayah...Ibu...Rendy... Arya , sakit... Nola sakit yah... Tolong Nola..", rintihnya sambil mencakar dirinya sendiri.
Nola ingin keluar dari segala penyiksaan ini. Tapi kakinya masih terikat oleh borgol sialan itu.
Entah setan dari mana, Nola melihat gelas kaca yang ada di samping ranjangnya. Nola mengambilnya dan meremukan gelas itu lalu mengambil serpihan gelas.
"Ayah... Ibu... Randy... Arya... Maafin Nola... Nola gak kuat", ucapnya lirih sambil menggoreskan serpihan gelas itu ke urat nadinya. Perlahan tapi pasti Nola semakin menekan dan menggores serpihan itu ke nadinya hingga darah segar mulai mengalir. Tak sampai situ, Nola tetap melukai dirinya semakin dalam dan dalam. Dan hal itu membuat matanya mulai mengabur dan semuanya menjadi gelap...
Tbc~
7:29220816
Yukkk di vote yaah dan comment 😋 author butuh masukan dari para readers! Makasih!

KAMU SEDANG MEMBACA
Beach Lovers
RomanceWinola Keyna dan Azarya Hendrawan adalah pecinta pantai. Menghabiskan waktu melihat matahari terbenam sambil berbagi cinta. Semuanya sempurna untuk mereka berdua. Mereka pun memantapkan hati untuk terikat dalam pernikahan. Pernikahan indah di panta...