Dua

51 4 1
                                    

Note: baca part ini sambil dengerin lagu "Broken Vow -Lara Fabian" ya 😃 dan jangan lupa vote & comment ... Thanks!

Nola melihat pantulan dirinya yang berbalutkan gaun putih panjang dengan dihiasi pernak-pernik yang indah. Wajah dan rambutnya sudah di persiapkan dengan sedemikian rupa indahnya berjam-jam yang lalu.

Wajahnya sedari tadi tak bisa luput dari senyuman. Betapa bahagianya ia hari ini bisa bersatu dengan Arya. Rasanya hatinya ingin meloncat-loncat membayangkan hari ini adakah hari yang ia dan Arya nanti-nantikan.

"Kayaknya gue perlu telfon rumah sakit jiwa deh", celetuk Dea sambil membawa buket bunga yang akan dibawa Nola menuju altar.

"Lo jomblo sih jadinya sirik", Nola pun membalas ejekan Dea.

Dea memberikan buket bunga itu kepada Nola dan mengambil maskara yang ada di kotak make up.

"Untung bentar lagi lo mau jalan ke altar ye! Kalo engga udah gue sablon muka lo pake maskara", Nola pun hanya diam dan memeluk Dea tiba-tiba. Nola hari ini sangat bahagia jadi ia juga ingin menyalurkan kebahagiaan itu kepada sahabatnya.

"Anjay... Pelukan lo buat make up gue acak adul nih", ucap Dea sambil sesenggukan. Nola semakin mengeratkan pelukannya. Mungkin mereka sebentar lagi akan jarang hang out bareng, bakal jarang punya waktu seneng-seneng.

Nola melepaskan pekukannya dan memegang bahu Dea sambil berkata "Makasih De... Lo sahabat terbaik gue, gue sayang banget sama lo, maafin gue kalo kadang rese dan sebagai permintaan maaf gue doain lo lancar jodoh deh", ucapnya sambil tersenyum tanpa dosa

"Makasih ye doa lo buat gue tambah semangat cari jodoh", kedua sahabat itu pun tertawa bersama.

When you hold me in the street

When you kiss me on the dance floor

I wish that it could be like that

Dering nyaring ponsel Dea menginterupsi tawa mereka berdua. Dea mengambil ponselnya yang tergeletak di meja.

"Ya halo?"

"...."

"Hahaa lo jangan bercanda deh", Dea tertawa dan sekilas melihat Nola. Nola juga memperhatikan Dea yang sedang menerima telfon.

"...."

"Plis ini gak lucu ya Arya!", bentak Dea dan langsung di sambut oleh kerutan di dahi Nola. Jadi yang menelefon Dea itu Arya? Emang ada apa?

"...."

"Halo! Halo! Monyet lo gila ya! Halo!", teriak Dea frustrasi dan berusaha menghubungi Arya kembali. Tapi hasilnya nihil. Berulang kali ia berusaha mengubungi nomor itu tapi tetap saja tak ada hasil. Sepetinya Arya langsung membuang SIM Cardnya. Sial!

Dea mengumpat keras dan menjambaki rambutnya sendiri. Dea tidak mau menghancurkan hari bahagia ini. Tega sekali pria itu!

"Brengsek! Arya brengsek!", umpat Dea tak tanggung-tanggung.

"Dea... Kenapa? Arya kenapa?", tanya Nola penasaran.

Dea melihat wajah Nola dan memeluknya erat. Dea menangis. Dia menangis karena sahabatnya ini. Dea sedih karena kesedihan sahabatnya ini.

"De..a? Lo kenapa? Sebenernya ada apa?", tanya Nola pelan .Perasaannya berkata bahwa ada hal yang tidak beres dengan Arya.

"Nola... Lo harus kuat! Lo harus lupain bajingan itu!", ucap Dea sambil melepaskan pelukannya dan meremas kuat bahu Nola.

"Maksut lo apa?! Kenapa gue harus lupain Arya? Dan kenapa lo misuh-misuh gak jelas sih? Jelasin ke gue De!", Nola kini bergantian menaikkan suaranya.

Dea menghirup nafas dengan rakus dan menghelanya kasar "Arya... Bajingan itu pergi dan membatalkan pernikahan ini Nola", dan pada akhirnya ia mengatakan kalimat laknat itu.

Kalimat itu dengan sekejap seperti petir yang menyambar tubuh Nola. Mana mungkin? Arya tidak sejahat itu bukan? Arya yang ia kenal tidak mungkin melukainya bukan? Dea pasti hanya bercanda. Ia kenal Dea yang jahil dari dulu. Pasti ini adalah salah satu kejahilannya. Iya ini pasti hanya sandiwara.

Nola tertawa terbahak-bahak di hadapan Dea "Bercandaan lo lucu banget sumpah!".

Dea kaget dengan reaksi sahabatnya itu. Apa Nola ngira kalau Dea bercanda?! Yang benar saja!
"Gue gak lagi bercanda Nola! Si Arya tai itu bener-bener pergi! Dia tadi telfon dan bilang kalau ia harus pergi dan ia membatalkan pernikahan ini...", ucap Dea frustrasi.

Tawa Nola lenyap seketika dan digantikan oleh wajah pucat pasi. Mendengar perkataan Dea membuat dadanya sakit, mendadak ia sangat sulit bernafas.

Tubuh Nola limbung dan tangisan Nola pecah mengutarakan sakit hatinya. Nola meraung-raung dan menjambaki rambutnya sendiri. Mengamuk dan melempar semua barang yang ada di ruangan itu. Nola benar-benar hilang kendali.

Dea yang melihat itu langsung meminta tolong kepada siapa saja. Ia berteriak keras meminta tolong. Ia ingin memeluk kuat sahabatnya itu. Dea tau rasa sakit itu. Dea takut sahabatnya berbuat yang nekad.

Rendy dan kedua orang tua Nola langsung masuk. Rendy berusaha mencekal tangan kakaknya itu agar berhenti mengamuk.

"Lepasin! Aku mau cari Arya! LEPAS!", teriak Nola keras sambil mengamuk. Nola mengambil pecahan cermin.

"Kalian mundur! MUNDUR! atau Nola bakal bunuh diri!", raung Nola sambil mengarahkan pecahan cermin itu ke nadinya.

Melihat ancaman Nola akhirnya mereka semua mundur. Tanpa mereka duga ternyata Nola berlari pergi meninggalkan ruangan itu. Mama Nola langsung menangis histeris dalam dekapan suaminya. Rendy dan Dea berlari mengejar Nola yang entah lari ke arah mana.

Rendy dan Dea pun berpencar serta menyuruh para pegawai hotel dan resort untuk mencari keberadaan Nola.

Nola berlari ke arah pantai. Ia berharap bahwa Arya ada di situ dan mendekapnya hangat. Nola berlari sekuat tenaga dan menghiraukan semua tatapan aneh dari para turis Bali. Ia harus menemukan Arya, harus!

Aku sudah memberikan seluruh hatiku pada mu. Berharap kau menjaganya, tapi nyatanya kau membuang hatiku layaknya sampah-

Tbc~

160716
10.08pm

AN:

HAI! Maafkan typo yang bersebaran ya ._. Dan jangan bosen-bosen baca cerita absurd ini hehee...

Dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote n comment 🙋

Beach LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang