Enambelas

94 4 0
                                    

AN : maafkan typo yang bertebaran :')

Ferdi menatap pekatnya malam sambil menghisap rokok di jarinya. Berulang kali pria itu menghembuskan nafasnya kasar entah apa yang sedang ia fikirkan.

Ferdi menatap ambang pintu, dan melihat kehadiran Dea di sana. Wanita itu tersenyum kepada dirinya lalu mendekat ke arah Ferdi.

"Kau tak istirahat?", tanya Dea dan hanya di jawab dengan gelengan pelan dari Ferdi.

"Kenapa?", tanya Dea penuh selidik

"Aku hanya ingin disini", jawab Ferdi sambil tetap menghisap rokok di tangannya

"Bukan... Kenapa kau malah terlihat kacau? Jangan bilang kalau...", Dea sengaja menggantungkan kalimatnya

"Kalau apa?"

"Kau mulai jatuh cinta dengan Nola?", tanya Dea

"Aku ti-"

"Aku berharap kau tak berkhianat Fer... Jangan hianati cinta mu dengan Clara", ucap Dea dingin sambil pergi meninggalkan Ferdi.

Ferdi mematikan rokoknya dengan asal dan menangkup wajahnya dengan kasar. Tanpa ia sadari ia mulai berdiri dan berjalan menuju kamar Nola.

Dengan gontai ia berjalan, pikirannya dihiasi oleh perkataan Dea barusan. Tak mungkin ia bisa jatuh cinta kepada Nola! Hatinya masih milik Clara, dan selamanya begitu.

Ferdi mengeluarkan kunci kamar Nola dan mulai membuka kamar itu.

Hening.

Tak terdengar apa pun, tak ada suara tangisan atau rintihan Nola. Semuanya begitu hening.

Ferdi pun memasuki kamar Nola semakin dalam dan matanya langsung terbelak melihat serpihan kaca dan tubuh Nola yang tergolek lemah tak berdaya.

"Nola! Bangun!", teriak Ferdi sambil mengguncang-guncang tubuh Nola. Ferdi melihat pergelangan tangan Nola dan ia langsung menyobek ujung kaosnya lalu mengikatkan pada pergelangan tangan Nola.

Ia merogoh kantung celananya lalu mengambil ponsel.

"Dea! Ke kamar Nola sekarang! Dia... Dia mencoba bunuh diri!", ucap Ferdi panik

***

Dea dan Ferdi melepaskan borgol yang ada di pergelangan kakinya dan membersihkan kamar itu sambil menunggu dokter datang. Ferdi hanya bisa melihat wajah pucat Nola dengan tatapan tak bisa diartikan. Melihat Nola seperti itu membuat hatinya seakan diremas.

Dokter itu mengatakan bahwa hampir saja Nola kehilangan nyawanya jika tidak diberi pertolongan pertama oleh Ferdi. Selebihnya Nola akan baik-baik saja.

Ferdi bisa menghela nafas lega saat mendengar hal itu.

"Kau benar-benar", desis Dea kearah tempat Nola berbaring. Dea mengusap wajahnya dengan kasar dan berlalu meninggalkan kamar itu.

🌴

🌴

🌴

Entah setan apa yang hinggap pada Ferdi, sehingga pria itu semalaman suntuk tidur di kamar Nola. Tepatnya di samping Nola.

Nola yang merasakan tubuhnya dipeluk oleh lengan kokoh berusaha melepaskan diri. Ia mengerjabkan matanya berkali-kali, mengapa ia masih ada di ruangan ini? Bukankah dirinya harusnya sudah ... Mati?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beach LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang