Chapter 29 : Niall's affair

456 50 15
                                    


Author's POV

Tak terasa peristiwa saat Tay mengalami stress berat sudah sebulan yang lalu. Waktu memang berjalan secepat kuda yang berlari. Terasa cepat namun bermanfaat jika kau menjalani hidupmu dengan benar.

Kapas putih bernama awan berarak melukiskan birunya langit, terik matahari dengan setia menyapa makhluk bumi. Kicauan burung juga melengkapi suasana pagi ini. Tak seperti hari-hari biasa, hari ini sangat cerah.

"Aku berangkat ya," pamit Niall kepada Tay yang sedang memasukkan alat-alat makan ke mesin pencuci piring.

"Hati-hati!" balas Tay dengan senyum anggunnya. Mulai dari peristiwa itu, Tay jadi sering berlaku manis pada Niall. Namun diantara mereka tak pernah terucap kata cinta. Bahkan Niall juga masih canggung dengan tingkah laku Tay setelah kejadian saat Tay stress berat. Niall selalu menjaga setiap kata yang ia akan ucapkan agar tak salah bicara, dia tak pernah ingin menyakiti hati Tay.

Lebih baik tidak dicintai namun tak menyakiti, daripada dicintai namun menyakiti.

Itu moto hidup yang Niall yang ia terapkan hampir setiap hari setidaknya ketika ia tak menjadi seorang pelupa.

* * *

Ternyata hari ini semua tugas-tugas karyawan di perusahaan Niall bekerja diberhentikan, hari ini adalah pesta perayaan ulang tahun perusahaan sekaligus ulang tahun anak direktur utama perusahaan ini, Demetria namanya.

Niall memang berangkat dengan seragam kerja, namun setelah sampai di kantor, ia segera menggantinya. Awalnya ia khawatir jika pestanya tak jadi, itu mengapa ia membawa pakaian bebas bukan langsung mengenakannya.

* * *

"Bon Anniversaire, Demetria! Je t'aime bien!" ucap Niall menyalami tangan Demetria, Niall bicara bahasa Perancis.

Terjemahan perkataan Niall dalam bahasa Inggris adalah 'Happy Birthday, Demetria! Love you so much'.

"Merci beaucoup, Niall! Je t'aime aussi." balas Demetria dengan lancar dan aksen perancisnya sangat handal. Tak usah heran mengapa Demetria langsung bisa membalas perkataan Niall, saat ini ia baru saja mendapat gelar sarjana program studi sastra Perancis di salah satu universitas bergengsi di Inggris.

"Aku suka mendengar aksen perancismu, aku serasa sedang di kota Paris," puji Niall merangkul Demetria.

"Hmm, untuk apa aku kuliah sastra Perancis jika aku akhirnya tak bisa mengikuti gaya bicara orang Perancis!" Demetria menunjukkan wajah kecutnya yang dibuat-buat.

"Hey! You guys are here! Aku mencari kalian sejak tadi!" tiba-tiba Liam datang sambil membawa segelas sirup melon yang segar.

"Untuk apa mencari kami? Kau ingin merusak kencan kami?" ledek Demetria yang membuat Liam memalingkan wajahnya.

"Oh ya, Liam kau tak ucapkan selamat ulang tahun pada Demetria? Ini kan hari ulang tahunnya," lerai Niall melepas rangkulannya dari pundak Demetria.

"Kapan-kapan saja," jawab Liam singkat lalu menjulurkan lidahnya pada Demetria.

"Kalian itu lucu!" kini Niall malah tertawa.

"Biasa saja," Demetria menunjukkan wajah datarnya dan Liam cekikikan.

"Oh ya, Liam. Tolong foto aku dan Demetria ya! Aku rindu sekali dengan gadis ini!" pinta Niall mengeluarkan ponsel pintarnya.

"Huh, baiklah ..." Liam menerima ponsel Niall dengan malas-malasan.

'Cekrek!' bunyi kamera pada ponsel Niall.

"Aku cantik, kau tampan! Sangat cocok!" seru Demetria diiringi kerlingan matanya yang menyejukkan. Liam sebagai orang ketiga hanya mendesis.

"Aku juga suka foto ini, aku terlihat tamp—" puji Niall yang langsung dipotong oleh Liam.

"Stop memuji diri sendiri! Ew!" potong Liam menunjukkan senyum liciknya.

"Iri saja kau ini!" Demetria mencuil lengan Liam gemas. Liam meringis berpura-pura kesakitan.

Setelah itu telepon genggam milik Niall berdering, saat Niall melihat bahwa itu panggilan dari Tay, ia sangat bersemangat sekaligus bingung, ia segera berlari dari keramaian pesta lalu ke luar ruangan dan segera menjawab panggilan Tay.

*Percakapan telepon*

Niall : Hello

Tay : Hello, Ni! Selamat siang! Bagaimana dirimu di kantor?

Niall : Hari ini ada perayaan ulang tahun perusahaan, jadi ya tidak sibuk. Ada apa menelpon?

Tay : Salah ya jika aku menelponmu?

Niall : Tidak sih.

Tay : Oh ya aku sudah di depan kantormu ... Padahal aku bawa makan siang untukmu. Aku kesepian di rumah karena tak ada kerjaan, pembantu juga sudah pulang.

Niall : Bagaimana kinerja kerja bibi Jamie? Bagus dan cepat bukan?

Tay : Kok malah bahas pembantu rumah kita. Bagaimana? Aku sudah di depan kantormu.

Niall : Hmm, naik saja. Tak usah ragu.

Setelah sambungan panggilan telepon berakhir, Demetria datang menghampiri Niall ke luar ruangan ...

"Mengapa kau meninggalkan ruangan pesta?" tanya Demetria sembari tangannya melingkar di lengan Niall. Ya, mereka berdua sangat dekat.

"Liam dimana?" Niall malah balik bertanya sambil tengok kanan dan kiri.

"Aku tanya kau malah balik tanya. Liam sedang makan Ravioli. Tak tahu mengapa akhir-akhir ini makannya banyak,"

"Mungkin karena ia bahagia! Oke aku balas, aku baru saja mengangkat telepon dari seseorang." Niall menyebut kata seseorang karena ia bahkan tak tahu harus menyebut Tay dengan panggilan apa. Bagi Niall, pernikahan ini hanya sebatas status palsu, kasih sayang Tay padanya juga kaku setelah Tay putus. Malah seperti orang yang kurang akrab.

"Oh. Omong-omong aku jadi ingat ketika ayahku berniat ingin menjodohkan kau dan aku! Padahal kan ...." ucap Demetria yang terhenti.

Pas sekali, ketika Demetria berkata seperti itu, Tay datang dengan langkahan kakinya. Tay yang kaget juga langsung menjatuhkan kotak makan untuk Niall. Demetria dan Niall langsung melihat Tay bersamaan. Pandangan Tay yang kosong tiba-tiba berubah menjadi tatapan lirih. Ia segera berlari tanpa menghiraukan kotak makan yang baru saja ia jatuhkan, untung makanan yang ia buat tak tumpah.

"Aku pergi duluan, Dem! Salamkan pada ayahmu, aku sebentar lagi dapat masalah!" pamit Niall segera berlari mengejar Tay.

W^[

Pretend a Happy Family (Taylor Swift and Niall Horan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang