Taylor's POV
"Bangun!" pekik seseorang memekakan teligaku, dan aku pun terbangun dari tidur siangku yang berharga.
"Apa sih? Aku masih mengantuk tahu..." tanyaku pada seorang lelaki yang membangunkanku, dia berdiri di samping ranjang. Dia adalah Niall.
"Ugh! Ini sudah sore, sleepyhead. Bahkan aku sudah pulang kerja..." kuperhatikan penampilannya, ya dia masih mengenakan seragam kerja.
"Eh sebentar! Kau bisa masuk kamarku? Bagaimana bisa?" aku langsung teringat perihal kamarku yang selalu kukunci dan aku selalu melarang Niall untuk masuk.
"Bisa lah... Kan tidak dikunci." jawabnya singkat.
"Tapikan aku melarangmu untuk memasuki kamarku kecuali saat kau bersih-bersih... Dan aku yakin kau bukan sedang bersih-bersih..." ujarku sambil mengambil posisi duduk.
"Iya memang aku bukan sedang bersih-bersih, tapi ada sesuatu yang lebih penting lagi, dan kau harus segera mengetahuinya!" seru Niall, aku hanya memutar kedua bola mataku.
"Memang apa sih hal pentingnya?"
"Nenek akan datang ke rumah kita!!" seru Niall membuatku terperanjat.
"Apa?? Mengapa mendadak sekali?? aku belum siapkan apapun..." aku benar-benar panik akan hal ini.
"Makanya ayo cepat, kita harus segera bagi tugas!" Niall menarik tanganku agar segera bangkit dari ranjangku.
"Bagi tugas bagaimana? Kau saja yang membagi yaa..."
"Oke, kau mandi sekarang, lalu masak... Kalau kau tanya apa kerjaanku, aku akan mengepel... Bagaimana keberatan?" tanya Niall, aku hanya menggeleng. Masak bukan suatu masalah untukku.
***
Aku sudah selesai memasak beberapa hidangan. Kira-kira apa yang sedang Niall lakukan sekarang? Ntah mengapa, aku sangat ingin tahu. Aku langsung melepas apron yang kupakai saat memasak dan mencari Niall.
"Niall?" panggilku dari ruang tamu sambil melihat Niall yang berada di ruang alat musik , dia sedang mengepel. Kau tahu apa yang dia pel?
Dia sedang mengepel pintu-pintu transparan yang ada di ruang musik dan mengepel cymbal drum—
Aku segera berlari menuju ruang alat musik untuk menghentikan aksi Niall bersih-bersih rumah dengan konyol.
'BRUUUKKKKKKKK!'
Sialan! Aku lupa bahwa lantai-lantai di sekitar ruang tamu masih basah, dan bodohnya aku malah berlari, alhasil aku pun terpeleset lalu jatuh. Niall yang tadinya tidak menyahuti panggilanku, kini dia menghampiriku, mungkin karena bunyi saat aku jatuh lumayan besar.
"Astaga! Kau itu kenapa?" Niall langsung mendekatiku yang masih duduk-duduk di lantai karena jatuh.
"A-aku tergelincir..." jawabku sambil sesekali meringis kesakitan.
Niall sudah berada di depanku, dan dia malah tertawa kecil, aku langsung menendang kakinya, walau pergelangan kakiku sedang terkilir.
"Aaaw!" jeritku karena pergelangan kakiku semakin sakit setelah menendang kaki Niall.
"Ugh! makanya jangan coba-coba menendangku. Sakit kan?" Kini Niall mencoba untuk mengangkatku, biasanya aku akan marah-marah kalau disentuh Niall, tapi kali ini tidak.
"Hai kalian!" sapa nenek sudah membuka pintu. Nenekku dan neneknya Niall.
Kami semua saling bertukar tatapan, nenekku dan neneknya Niall memberi tatapan jahil untukku dan Niall. Oh Tuhan! pantas saja! Niall kan sedang menggendongku, aku harap mereka tidak memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
"Astaga! Kalian berdua romantis sekali!! Nenek tidak pernah menyangka kalian sudah semesra ini!" ucap nenekku sangat girang, bodohnya Niall bukannya segera menaruh aku ke sofa, malah tetap diam di tempat sambil menggendongku.
"Bukan nek, tadi Tay jatuh, jadi aku bantu deh..." bantah Niall kini menaruh aku di sofa.
"Sudahlah tidak usah malu-malu... Lagipula kalian juga sudah menikah... Tidak ada yang salah kok." kini neneknya Niall juga ikut meledekku dan cucunya.
***
"Hmm, kalian ingat hari ini hari apa?" tanya nenekku. Oh ya sekarang kami berempat sedang berada di ruang makan.
"Hari kamis nek..." aku menjawab dengan santai sambil memotong lasagna milikku.
"Bukan... Guess again!" nenekku masih ingin aku dan Niall mengingat hari apa ini.
"Hari apa yaa?" Niall mengetuk-ngetuk kepalanya dengan telunjuknya, berlaga seperti sedang berpikir keras.
"Ah kalian... Ini itu hari tepat dimana pernikahan kalian menginjak bulan yang kedua!" seru neneknya Niall. Bagaimana bisa mereka mengingat tanggal ini? Bahkan aku saja tidak ingat, mungkin Niall juga tidak ingat. Wah! Aku dan Niall sudah dua bulan membangun rumah tangga ini! Cool!
"Oh..." hanya itu respon yang Niall berikan, dia sedang asyik makan zuppa soup.
"Ugh! Berhentilah bersikap seperti bocah kecil, Niall... kau harus membuat istrimu senang!" tegas neneknya Niall, Niall hanya mengangguk.
"Bagaimana kalau kalian berdua pergi honeymoon?" usul neneknya Niall, membuatku tertegun. Niall juga langsung batuk-batuk.
"Honeymoon?" tanyaku memastikan, aku malu jika ternyata salah dengar.
"Iya... Nenek ingin segera mendapat cicit..." ucap nenek membuat pipiku bersemu merah, begitu juga dengan Niall.
"Bagaimana? Mau kan?" tanya nenekku, Niall menganggukan kepalanya sambil tersenyum pasti. Aku tidak menyangka kalau Niall akan menyetujui rencana itu.
"Ini tiketnya..." nenek langsung memberikan kami dua tiket pesawat ke Miami.
***
Sekarang nenek kami sudah pulang, dan seperti sebelumnya aku dan Niall kembali berdua. Sebelum aku dan Niall masuk ke kamar masing-masing, aku ingin sedikit bertanya padanya mengapa menerima tawaran bulan madu denganku.
"Tay, kakimu masih sakit tidak?" tanya Niall memulai percakapan, padahal baru saja aku mau memulainya terlebih dahulu.
"Sudah tidak kok, jangan khawatirkan aku..." balasku sambil sedikit tersenyum. Padahal jujur saja, kakiku masih lumayan sakit, tapi aku tidak mau membuat Niall cemas.
"Syukurlah..."
"Ni, mengapa kau menerima tawaran honeymoon yang diberikan nenek?" tanyaku sambil menatap mata birunya.
"Hmm... Aku hanya ingin membuat mereka senang. Hanya itu kok, tenang saja..." balasnya, dia mengalihkan pandangannya. Jangan-jangan ia berbohong.
"Hmm... Oke. Kau tidak tidur?" tanyaku sok perhatian.
"Iya aku ingin tidur sekarang... Bye!" Niall terlihat sangat tergesa-gesa saat memasuki kamarnya. Menurutku, Niall seperti orang yang salah tingkah. Memang ada yang salah dengan ucapanku atau kelakuanku padanya?
To Be Continued :)
________________________________________
(W/N) Hai guys!!! Tau gak? ini tuh late update banget-banget-bangetan... maafin aku yaa, Guys!!! namanya juga kan sekarang udah SMA, jadi yaa begitu lah... tugasnya buanyak banget... ini juga aku sempetin buat ngetik lho... kalian kabarnya gimana?? kangen deh ah sama kalian...:3
udah gitu aja. sampai bertemu lagi di chapter berikutnya...
Hmm... itu gif pas Niall lagi ngepel yaa :p koplak deh, liat aja
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT :)))
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretend a Happy Family (Taylor Swift and Niall Horan)
Fanfiction[ Check The Trailer ] Bagaimana jika kalian dijodohkan oleh orangtua kalian? Padahal kalian tidak mengenal satu sama lain, bahkan benar benar tidak saling mengenal. Namun sangat sulit untuk menolak atau katakan tidak, karena perjodohan ini adalah sa...