04 - Hanbin

427 63 3
                                    

Sesaat aku mendengar suara debuman yang begitu keras. Aku sudah khawatir akan terjadi guncangan atau yang lebih parah pesawat ini menabrak sesuatu. Kutanggalkan earphone dan menoleh ke belakang. Terlihat seorang gadis yang sepertinya terjatuh yang menyebabkan debuman tadi. Syukurlah. Pesawat ini masih aman. Ia berjalan tertatih, tetapi tetap calm in dan tenang. Aku meringis, itu pasti sakit sekali.

Ternyata ia duduk di bangku seberangku. Kulihat sepertinya ia seumuran denganku.
Ia mengumpat kecil dengan bibir menggeram. Entah mengumpat karena sakit atau malu. Lucu. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya padanya.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanyaku sedikit gugup. Takut ia malah balik mengumpatiku.

Aku menunggu beberapa saat. Ia tak kunjung meresponsku.

"Nona." Kuulurkan tangan menyentuh lengannya.

"Are you talking to me?" Tanyanya dengan mata membulat.

"Yes. Are you okay?"

"Uhm yeah. It usually happens. I'm careless." Cengirnya.

"Are you a Korean?"

"Ya. Kau juga?"

"Ya."

Hening.

Ia menatapku lebih intens. Seolah-olah pernah melihatku sebelumnya.

"Apa kakimu patah?" Tanyaku sedikit gugup.

"Sedikit. Mungkin. Entahlah yang jelas ini sakit. Aku tidak tahu mengapa kakiku sering mengkhianati tuannya."

Aku tersenyum.

"Kau lucu."

"Aku tahu aku lucu." Jawabnya cuek.

"Apa kau melakukan penerbangan sendirian?"

"Ya. Kau juga?"

"Aku bersama rombongan."

"Oh. Baiklah aku capek dan ingin tidur. Good nite."

"Good nite." Balasku.

Aku memandangi wajahnya yang sudah mulai tertidur. Terlihat lelah namun,

Mata, hidung, bibir.

Indah.

Aku tersenyum miring. Sepertinya aku juga harus tidur.

dear my friend🌸 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang