08 - Jisoo

324 50 0
                                    

Benda pertama yang menyapa indra penglihatanku adalah platfon putih beserta lampu di kamarku.

Sungguh, aku masih mengantuk. Aku lelah sekali. Jadi kuputuskan untuk melanjutkan tidurku. Hanya lima menit. Tapi belum sempat aku memejamkan mata, pintu kamarku mulai terbuka dan menampakan seseorang, Tuan Kim.

Aku mendecak. Dasar pengganggu.

Ia berjalan kearah ranjangku. Menarik selimut ku sampai terjatuh.

"Ya! Apa yang kau lakukan?" Teriakku dengan ekspresi masih mengantuk.

"Kenapa kau tidak menelepon atau memberi tahu?" Tanyanya dengan nada serius dan ekspresi horor.

"Apa-apaan ini? Aku baru saja datang. Maaf aku hanya ingin memberi surprise." Jawabku tanpa memandang wajahnya. "Apa kau tidak suka aku disini?" Lanjutku dengan nada sebal. Ia merusak tidur pagiku.

"Aku tahu."

Aku mendongakkan wajahku. Lihat ia sedang tersenyum sekarang.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Tidak. Tidak apa." Ia duduk di ranjangku. Merentangkan kedua tangan besar nya dan mendekap tubuhku dalam sebuah pelukan hangat.

"Oppa (kakak) merindukanmu." Ujarnya tulus. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku selalu baik. Oppa juga,kan?" Tanyaku balik.

"Ya. Selalu. Apa kau makan dengan baik? Apa kau tidur teratur? Apa kau beristirahat cukup?" Tanyanya beruntun.

"Ya ya dan ya."

"Bagus." Ia mulai melepaskan pelukannya.

Ia menatap mataku dalam. Seolah telah menemukan hal berharga dalam hidupnya yang telah kembali.

Hening menyelimuti kami.

"Apa kau merindukannya?"

Aku terdiam. Mulutku seolah terkunci rapat. Aku tahu maksudnya. Ia.

Pertahananku selalu runtuh jika membahas ia.

"Kau tahu aku. Kau sudah tahu jawabanku."

"Kau sudah menderita. Kau harus bahagia sekarang."

"Sampai disini dengan selamat dan bertemu denganmu juga kakak ipar saja aku sudah bahagia."

"Temuilah ia."

"Apakah aku bisa? Apakah aku pantas? Bagaimana nanti reaksinya? Aku bahkan tak menjamin ia bertahan bahkan memikirkanku. Aku tak menjamin juga ia akan mengingatku dengan nama besarnya sekarang. Jikapun ingat, mungkin tak sudi mengakuiku."

"Kau terlalu mudah menyimpulkan. Ia temanmu. Kau sudah mengenalnya sejak kecil. Apa kau sekarang sudah berubah? Kau terlalu takut. Tidak,Jisoo. Kau harus. Sekarang saatnya."

"Aku bahkan tak tahu ia dimana sekarang."

"Kau harus berusaha Jisoo. Buktikan kalau kau benar-benar merindukannya. Kau sudah menderita. Dan ini saat yg tepat setelah kau kembali."

Aku tersenyum tipis.

"Setidaknya aku harus meyakinkan diriku,oppa. Apakah aku memang harus memperjuangkannya atau tidak."

"Aku tidak memaksamu. Terserah dirimu mau menuruti nasehatku atau tidak. Yang terpenting bagiku adalah kau bahagia. Aku tak sanggup melihatmu menderita lagi."

"Aku tahu. Terimakasih."

"Sama-sama. Aku pergi dulu. Sarapan sudah siap."

"Setelah ini aku turun. Aku harus ke kantor jam...." Mataku melotot melihat jam di dinding.

"YA KIM JOONMYEON! Ya Tuhan! Jam 07.00!" Aku bergegas turun dari ranjang. Bugh! Ah sial aku lupa kalau kakiku masih sedikit sakit. Aku mengumpat dalam hati. Kudorong pintu kamar mandi dan membantingnya.

Aku sudah sangat terlambat.

***

Sampai di kantor jam sudah menunjukkan pukul 08.00. Ini sudah sangat terlambat dari waktu yg kuharapkan.

Bukan salah tuan Kim juga karena tidak membangunkanku. Mungkin aku terlalu lelah setelah penerbangan semalam. Mengenai semalam, jujur aku masih kepikiran. Bagaimana jika ia benar-benar berada dalam satu pesawat denganku semalam?

Jika itu benar, tetap saja aku tak akan menegurnya atau berbicara padanya. Bukannya aku tak mau. Aku sangat mau malah. Tetapi sepertinya kemarin dan saat ini bukan waktu yg tepat.

Aku setidaknya harus menata hatiku kembali.

Sebagai pegawai tetap yg sudah mulai bekerja, aku bertugas lebih daripada biasanya. Menggambar sketsa di kertas, dan menerapkannya dalam produk. Aku juga sudah diberi ruang kerja, ya walau harus berbagi dengan 2 anggota lain. Aku berjanji akan selalu bekerja keras. Aku tak akan mengecewakan perusahaan yg telah mengirimku pulang.

"Dimana pensilku?" Ujarku sambil menyingkirkan kertas diatas meja. "Kenapa tidak ada? Ya Tuhan aku lupa memasukkannya dalam tas! Ini pasti karena aku terburu-buru. Ya sudahlah nanti aku akan membeli satu yang baru." Ujarku pada diri sendiri.

***

Kling!

Ponselku berbunyi menandakan pesan masuk. Aku meraih ponselku di atas meja. Kubuka kunci layar nya. Ternyata dari tuan Kim.

KimJoonmyeon : Jisoo-ya, mampirlah ke supermarket sebentar sepulang bekerja untuk belanja keperluan makan malam. Kakak iparmu sedang pergi menemui ibu mertua di Busan yg sedang sakit dan baru pulang besok pagi. Terimakasih.

-oppa.

Aku mendecak. Apa-apaan ini. Baru satu hari tinggal di rumah kakak aku sudah disuruh-suruh. Ia tak pernah berubah. Tak di Jepang tak di Seoul. Ah sudahlah anggap saja ini untuk kakak ipar.

Jisoo : Oke. Tapi kau harus memberiku uang 2X lipat.

Sent.

Aku terkikik saat pesan tersebut terkirim. Biar saja. Kau harus membayar waktuku yang berharga, tuan Kim.

KimJoonmyeon : Kau tak berubah. Baiklah. Aku akan mengirim ke rekening tabunganmu.

Jisoo : Yup! Kirimkan daftar belanjanya!

KimJoonmyeon : Cukup belilah daging sapi dan daun bawang. Bumbu sudah tersedia di dapur.

Jisoo : Aye aye captain^^

Sent.

Aku meletakkan ponsel di atas meja. Menghela napas sebentar. Apa yang kau lakukan sekarang? Tanyaku dalam diam. Apa kau sibuk? Aku mengangguk atas pertanyaanku sendiri. "Kau pasti sangat sibuk sekarang. Mungkin jauh lebih sibuk daripada aku." Ujarku pelan.

"Apa yang kau bicarakan Jisoo-ssi?" Tanya Rose padaku.

"Ah tidak ada." Balasku cepat.

"Ah baiklah. Lanjutkan kerjamu."

Aku mengangguk. Baiklah Kim Jisoo. Kau harus kembali kerja sekarang. Fighting!






Bae's (gadanta) note

Yo! I'm back on the microphone! *rapperkrincing* Bae balik lagiii nih. Ada yg kangen gaaa/ga
Pertama maap banget ya buat teman-teman yg udah sudi nungguin fanfict receh krincingan bae ini. Bae kemarin ga update. Alesannya ya kemaren ituloh. Iya ituuu. Bae lagi ga mood sama rl situation yg bikin bae serasa bipolar suka mood swinging-an gitu. Ah sudahlah ini kenapa jadi curhat.

Intinya bae akan jadi lebih professional/apaan kerja aja kagak\ lagi kok. Tapi emang dasarnya bae gaakan nulis kalo gamood.

Yodah ya segitu dulu. Paipaiiii^^

-Bae





dear my friend🌸 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang