Ting Tong Ting Tong...
Bel sekolah berbunyi menandakan waktu pulang telah tiba. Seluruh siswa berhamburan keluar tanpa celah. Namun ada di suatu kelas, menyisakan seorang yeoja duduk sendirian sambil menatap kosong ke arah depan. Semua teman sekelasnya sudah tidak merasa heran jika yeoja bernama Choi Yewon tersebut terlihat melamun. Tatapannya menyorotkan perasaan sedih dan tidak bergairah hidup.
Setiap harinya kehidupan Choi Yewon hanya diisi dengan kesedihan yang berlarut-larut. Yeoja ini bertubuh tinggi semampai dengan warna rambut kecoklatan yang mampu menarik perhatian namja-namja yang melihatnya. Namun, dia sangat pendiam bahkan tak pernah berbicara sejak kejadian satu tahun yang lalu. Kejadian yang mengubah 180 derajat hidupnya itu takkan pernah terlupakan. Kejadian yang membekas di dirinya, meninggalkan rasa sakit dan perih didadanya setiap mengingatnya.
Yewon melangkahkan kakinya keluar dari sekolah, ia tidak terlalu perduli dengan orang orang disekitarnya. Dirinya hanya berdiam diri sampai pulang ke rumah. Saat sampai pintu gerbang, pandangan Yewon teralih pada rumah tetangga yang berjarak 2 rumah dari kediamannya. Terlihat jelas jika ada yang baru pindah ke rumah tersebut. Mungkin jika saja Yewon masih seperti dulu, mungkin saja ia akan berlari menghampiri dan ia akan menyapa tetangga barunya itu. Tapi Yewon sudah berubah, ia memilih untuk berjalan terus melewai beberapa truk dan orang-orang yang sedang mengangkat barang-barang lalu masuk ke rumah. Yewon adalah anak tunggal keluar Choi, ibu Yewon sudah meninggal saat ia berumur 5 tahun sementara sang appa sibuk bekerja. Untungnya Yewon tidak lupa dengan wajah appanya karna mereka sangatlah jarang bertemu.
"Nona sudah pulang."
Yewon menjawab pertanyaan bibi Min dengan senyuman lemah seperti biasa. Ia melepas sepatunya dan langsung menuju kamarnya tanpa bicara. Saat di rumah, Yewon memiliki bibi Min yang sudah mengurusnya sejak dia masih bayi. Bibi Min sendiri sudah terbiasa dengan sikap Yewon. Tapi ia masih berharap jika Yewon kembali seperti dulu.
Yewon sampai dikamarnya dan langsung membanting tubuhnya yang lelah ke ranjang. Yewon menatap sebuah foto yang berada diatas nakas di samping tempat tidurnya. Disana terpampang jelas dirinya sedang berpose dengan seorang namja yang tersenyum manis. Wajah Yewon pun sangat berbeda dengan sekarang. Di foto itu Yewon tersenyum bahagia sambil memeluk lengan namja disebelahnya. Matanya pun memancarkan cahaya tak seperti sekarang, sorot matanya meredup dan kosong tanpa harapan.
"Neomu bogoshippoyo." Gumamnya.
Flash back 2 tahun yang lalu..
Terlihat seorang namja yang sedang duduk di pinggir jalan sambil memeganggi kakinya. Yewon yang melihat dari kejauhan segera menghampiri namja yang sedang meringis itu.
"Um.. Gwenchanayo?" Tanya Yewon saat sudah berada di depan namja itu. Namja itu hanya menatap Yewon sekilas dan kembali memeganggi kakinya dan merintih.
"Hei.. kau dengar?" Tanya Yewon lagi.
"Ck apa kau tak lihat? Kakiku terluka." Ketus namja itu.
"Eh wae?"
"Ada motor yang menabrakku tadi dan langsung pergi begitu saja." Namja itu memanyunkan bibirnya tidak suka.
Yewon merasa kasihan dengan namja yang sedari tadi memeganggi kakinya yang berdarah dan meringis.
"Mau ku bantu? Aku bawa obat merah." Namja itu menatapnya lagi.
"Ne."
Yewon segera berjongkok di depan namja itu dan mengeluarkan kotak kecil yang berisi obat merah dan kapas yang selalu dibawanya kemanapun. Yewon masih ingat kata-kata mendiang eommanya yang harus selalu siap sedia jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan dan selalu berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost and His Soul
RomanceLaki-laki aneh yang mengubah hidup seorang gadis pemurung yang dibayangi masa lalunya karna kematian sang pacar. Kontrak tak terpikirkan terjadi yang awalnya hanya ingin membantu malah mengikat kedua laki laki berbeda dunia itu. "Hei dia tak suka ji...